RAIN-19

217 21 0
                                    

Setelah pintu tertutup Rain langsung duduk di tempat sebelumnya, ia menatap Alvaro yang tengah menatapnya juga.

"Lagu," tanya Alvaro membuat Rain menautkan sebelah alisnya.

Alvaro mengendus pelan "Lagu apa?"

"Buat akustikan?" tanya Rain yang di jawab anggukan oleh Alvaro.

Rain tampak berfikir sejenak dengan tangan yang menyentuh dagunya"Lo maunya yang slaw atau gimana?"

Alvaro mengidikkan bahunya "TERSERAH "

"Gimana kalau lagu stephanie poetri yang i love you 3000."

Alvaro yang mendengarnya hanya bisa mengerutkan dahinya  lalu sebelah alisnya terangkat.

"Lo gak tau lagunya?" tanya Rain membuat Alvaro menggelengkan kepalanya.

Rain mengamabil ponselnya di dalam saku bajunya dan mulai membuka spotify untuk mencari lagu yang akan ia nyanyikan.

Jari Rain bergerak cepat mengetikkan judul lagu yang ia cari di keyboard ponselnya lalu men- setel lagu tersebut dan memberikan ponselnya kepada Alvaro.

"Coba dengerin dulu lagunya. enak kok lagunya," pinta Rain menyodorkan ponselnya ke Arah Alvaro.

Alvaro mendengarkan lagu yang di setel oleh Rain sampai habis. dan memberikan ponselnya kembali kepada Rain.

"Enakkan lagunya?"

Alvaro mengangguk sebagai jawaban.

Rain yang melihat itu hanya tersenyum Sangat senang. Membuat detak jantung Alvaro berdetak tak normal.

Rain dan Alvaro memulai  latihannya. Alvaro memainkan gitarnya dengan lincah, dan membuat dirinya terlihat semakin keren.

Semetara Rain, ia menyanyikan lagunya dengan penuh perasaan, untung saja Rain mempunyai suara yang cukup bagus membuat Alvaro terkesima mendengarnya.

Waktu terus berjalan. hingga mereka tak sadar jika mereka telah berlatih selama dua jam lebih.

Rain mulai beranjak dari kasur yang ia duduki, sementara Alvaro cowo itu masih duduk dengan gitar yang ia letakkan di sampingnya.

"Alvaro, anterin gua balik, ini udah malem banget soalnya," pinta Rain yang kali ini berharap Alvaro tidak menolaknya.

Alvaro sempat berfikir sejenak membuat Rain geram padanya. Rain menepuk - nepuk bahu Alvaro penuh harap.

"Alvaro gua capek!" Rain merengek layaknya anak kecil yang ingin di belikan balon oleh papahnya.

Melihat tingkah manja Rain  membuat Alvaro menaikkan sudut bibirnya tipis sangat tipis. bahkan nyaris tidak terlihat oleh mata Rain.

"Tunggu bentar, gua pakai jaket dulu," ujarnya tenang membuat Rain mengulas senyum sumrigah yang membuat Alvaro gemas melihatnya.

Alvaro mulai beranjak dari kasurnya dan mulai berjalan mendahului Rain, yang membututinya dari belakang.

Rain berjalan dengan terus tersenyum lebar di balik tubuh Alvaro.

Mereka berdua pun menuruni anak tangga rumah Alvaro. Mereka melangkah menuruni anak tangga  satu persatu.

Saat sampai di ruang tengah mereka menemui satu orang yang wajahnya sangat familiar di ingatan Rain.

"Ka Kafkah," sapa Rain kaget.

"Rain" Balas Kafkah mengulas senyum tipisnya ke arah Rain.

"Ngapain lo di sini?" cetus Alvaro yang kesal melihat wajah Kafkah.

ARAINIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang