semenjak kejadian di lapangan basket Rain benar - benar di buat malu dengan alvaro dan sampai saat ini pun ia masih malu jika mengingatnya.
hari ini hari minggu hari dimana waktunya ia untuk bermalas - malasan dan memanjakan dirinya di apartemen yang baru beberapa hari ini ia tempati.
"non, ada yang ingin bibi bicarakan" ujar bibi dudk di sofa sebelah Rain
"ia bi kenapa?"
"kemarin bibi kasih kunci rumah ke papah non, dan ia memutuskan untuk kembali kerumah itu dan tinggal di rumah"
ucapan bibi terhenti karna ada suara bel yang berbunyi, itu tandanya ada tamu yang berkunjung ke apartemennya.
"biar aku yang buka bi"
Rain bangkit dari sofa yang ia duduki untuk membuka pintu apartemennya. diikuti oleh bibi di belakangnya.
"ngapain mamah kesini?" tanya Rain to the pont saaat ia melihat mamahnya datang bersama liona yang ada di sebelahnya
"boleh mamah masuk terlebih dahulu?" tanya mamah Rain
"aku gak mau kotori apartemenku dengan memasukkan orang yang sangat licik seperti liona" jawab Rain yang membuat liona melototkan matanya
"baiklah, mamah gak mau mencari keributan di sini" citra menarik nafasnya dan mengaturnya secara bersamaan "mamah hanya ingin mengajak kamu untuk balik kerumah dan tinggal bersama kita bersama" ajak nya
Rain tersenyum miring dan menatap manik mata mamahnya "mah, saat kita tinggal bersama mamah sibuk berkerja, saat mamah mengajak aku tinggal bersama di jakarta mamah dan papah memilih untuk terbang ke amerika dan tinggal di amerika bersama dengan liona" Rain menarik nafasnya sebelum meneruskan kalimatnya "dan aku, aku di rumah hanya bersama dengan bibi" lanjut rain menunjuk dirinya sendiri
"sama saja sama aku di sini, nanti saat aku kembali ke rumah bersama bibi. kalian pergi lagi dan tinggal bersama di kota lain"
citra sempat terdiam lama dan memandang gadisnya, karna apa yang di katakannya ada benarnya. ia terlalu egois dan mementingkan perkerjaannya saat Rain masih tinggal bersamanya di rumah yang berada di bandung. dan saat pindah ke jakarta beberapa hari kemudian citra dan papahnya pindah ke amerika untuk tinggal bersama kakanya liona.
apa yang di katakan Rain benar ia selalu bersama bibinya saat ia tinggal di rumah, sama saja dengan dia tinggal di apartemen ini, ia sudah berjanji dengan fahri untuk menjaga dan melindungi Rain kalau ingin kembali mengajaknya untuk tinggal bersama di rumahnya. tetapi ia tidak yakin karna suaminya selalu meluapkan emosinya jika Rain melakukan kesalahan yang spele, apalagi sampai melukai fisik Rain kemarin, dan jika itu terulang lagi fahri akan membawa itu ke jalur hukum.
"mamah tidak bisa memaksamu, buat keputusan mu sendiri. kalau kamu nyaman di sini mamah akan sering untuk jenguk kamu bersama liona. tapi mamah masih sangat berharap kamu kembali agar fasilitasmu pun juga kembali, karna papah dan mamah masih punya tanggung jawab untuk menafkahi semua kebutuhan bukan Om fahri yang harus repot - repot untuk membiayai semua kebuthan mu," ujar citra memohon
"mamah sudah tau jawabannya, aku lebih memilih untuk tinggal dimana" ujar Rain dengan senyumannya
"emang dasar nya lo ngerepotin orang, udah tau masih punya orang tua kenapa milih buat tinggal di sini dan yang buat gua jiji lo mau di biayai sama orang seakan - akan orang tua lo gak mampu buat biayain lo" sergah liona
Rain menahan emosinya dan mengatur darahnya yang sudah naik karna ucapan liona "tenang Rain tenang lo bisa atur emosi lo biar gak kepancing sama manusia yang ada di sepan lo saat ini" gumam Rain dalam hati
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAINIE
Teen Fiction[ON GOING] Start: 18 MARET 2019. Arainie atau lebih sering di sapa Rain oleh para kerabat dekatnya. Gadis malang yang sangat kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Tak pernah ada keharmonisan yang hadir di dalam ruang lingkup keluarganya s...