Rain menghela nafasnya pasrah saat melihat keadaan kantin yang saat ini sangat membeludak di penuhi oleh banyak nya penghuni sekolah.
Rain bergegas memesan semua pesanan yang di pesan oleh Alvaro.
Rain bergegas cepat memesan semua makanannya karna jam istirahat sebentar lagi habis dan ia harus segera kembali ke kelasnya.
Dengan tergesa - gesa Rain berjalan kembali ke Ruangan Alvaro. Saat tiba disana Alvaro tidak sendiri, ia sudah di temani oleh keempat temannya.
"Alvaro ini batagornya," ujar Rain saat tiba dihadapan Alvaro.
"Lo telat," jawab Alvaro singkat.
"Telat?" tanya Rain yang bingung dengan apa yang di maksud oleh Alvaro.
"Gua udah gak laper," balas Alvaro dengan wajah tanpa dosa, membuat siapapun yang melihat ingin menimpuknya
"Gila ya lo, ngerjain gua aja dasar manusia gak punya perasaan lo," kelakar Rain di depan muka Alvaro yang hanya di bales senyuman kecut dari wajahnya.
"Taro situ," perintah Alvaro mengarahkan dagunya ke arah nampan yang berada di tangan Rain.
Rain tidak habis pikir dengan jalan pikiran Lelaki yang ada di hadapannya saat ini, Rain sudah rela antri panjang buat beli makanan ini, dengan seenak jidatnya ia bilang kalo diriny sudah tidak laper.
Rasanya Rain ingin sekali mencabik - cabik mukanya dan meluapkan emosinya, tetapi ia tidak bisa melakukannya karna Alvaro bisa saja menambahkan hukumannya dengan yang lebih parah lagi.
"Sabar Rain sabar, lo anak baru di sekolah ini dan orang yang ada di hadapan lo saat ini adalah seorang cucu pemilik sekolah," ujar Rain dalam hati memejamkan matanya dan memstabilkan emosinya.
"Seterah lo, gua mau balik ke kelas," kesal Rain langsung keluar dari Ruang band Alvaro tanpa mendengar celotehan Alvaro yang memanggil namanya.
Rain melangkah ke luar ruangan band Alvaro sambil bergumam lirih dengan diri nya sendiri.
"Ngeselin banget si jadi cowok," gumam Rain sambil terus berjalan menyusuri koridor.
Saat tiba di kelasnya Rain langsung menduduki kursi nya dan menghembuskan nafasnya kasar untuk menstabilkan emosinya.
"Lo gak istirahat, gua tadi nungguin lo di kantin," ucap Afifah ketika Rain sudah duduk di sebelahnya.
"Aggrhh, dasar cowo gila, cowo gak punya hati, cowo gak-" omel Rain melampiaskannya di hadapan Afifah dan membuat sahabatnya bingung tak mengerti.
Afifah membekap mulut Rain dan membuatnya berhenti berbicara "Cukup ya, jangan main nyerocos aja lo aja bahkan belum cerita apa - apa sama gua, gua gak ngerti apa yang lo maksud," kesal Afifah dan mulai melepaskan dekapan tangannya di mulut Rain.
Afifah menghembuskan nafasnya berusaha sabar "okay, gua tau Alvaro emang orangnya nyebelin, tapi lo harus ceritain dari awal apa yang buat Alvaro sampai buat lo sekesal ini. Baru gua ngerti apa maksud amarah lo tadi," tegas Afifah.
Rain membenarkan posisinya dan mulai bercerita dengan Afifah dengan detail apa yang tadi Alvaro lakukan kepadanya.
"Parah banget kan dia jadi cowok, gak menghargai banget usaha orang," ujar Rain meluapkan emosinya.
***
Sedangkan Alvaro dkk kecuali Rafael masih berada di ruang band Alvaro, mereka sedang membicarakan hal - hal yang tidak penting.
"Ro gua denger - denger lo nolongin cewe di lapangan?" tanya Riko mencairkan suasana.
"Hm," jawab Alvaro singkat dengan anggukkan andalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAINIE
Teen Fiction[ON GOING] Start: 18 MARET 2019. Arainie atau lebih sering di sapa Rain oleh para kerabat dekatnya. Gadis malang yang sangat kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Tak pernah ada keharmonisan yang hadir di dalam ruang lingkup keluarganya s...