RAIN- 16

209 21 0
                                    

Alvaro dan Rain sedang berada di pertengahan jalan. mereka menyusuri jalan dengan keheningan tidak ada perbincangan sama sekali, sekedar menyalakan music pun Alvaro tidak melakukannya.

Alvaro hampir saja menabrak kucing yang sedang menyebrang.

"Alvaro awas!" teriak Rain

Alvaro menghentikan mobilnya secara mendadak dan itu membuat jarak antara dirinya dan Rain sangat lah dekat.

Rain tidak bergeming, ia diam ketika jarak antara dirinya dan Alvaro yang cukup dekat.

Dan ini adalah kali pertama ia bisa menatap wajah Alvaro dengan jarak yang sangat dekat, bahkan membuat gadis itu menyadari bahwa Alvaro memiliki wajah yang sangat tampan jika di lihat dengan jarak sedekat ini.

Rain langsung menengguk salvina nya ketika Alvaro tak juga mengalihkan pandangan matanya.

Pria itu terus saja menatap manik mata milik Rain sampai pada akhirnya Rain mengalihkan pandangannya pada Alvaro. dan itu pun di dilakukan oleh Alvaro secara bersamaan.

Gugup, kata itu sudah bisa mewakili perasaan Rain saat ini, ya lagi pula cewe mana yang tidak gugup saat di tatap dengan jarak yang begitu dekat dengan pria femous satu sekolah.

Rain sadar jika ia adalah perempuan pertama yang bisa duduk di kursi mobil mewah milik alvaro, apalagi mobil itu adalah mobil kesayangan Alvaro.

Rain tau hal itu karna banyak orang yang membicarakannya saat Rain sedang makan bersama dengan dua sahabat karibnya di kantin sekolah.

"Jangan gugup, tolong!" batin Rain.

Rain takut ia memiliki perasaan kepada Alvaro, jujur untuk saat ini ia sangat malas untuk terus berurusan dengan cowok aneh yang berada di sebelahnya ini, tetapi kenapa jantungnya selalu berdegup kencang saat berada di sebelah Alvaro.

Rain menggidikkan bahunya ngeri, dan mulai berhenti memikirkan hal yang aneh - aneh.

Setelah melakukan perjalanan kurang lebih lima belas menit. kini kedua nya telah sampai di rumah yang kemarin Rain datangi.

"Kerumah lo, mau ngapain?" tanya Rain mengerutkan dahinya heran.

"Masuk," pinta Alvaro dan meninggalkan Rain. Tanpa ada niat untuk menjawab pertanyaannya.

Rain pasrah dan nengikuti langkah Alvaro dengan menarik nafasnya kasar.

"Amanda mana Ro ?" tanya Rain memecahkan keheningan yang sedari tadi terjadi.

Alvaro menoleh menghadap Rain, lalu pria itu menggidikkan bahunya. Pertanda bahwa ia juga tak tau dimana keberadaan sepupunya itu.

"Tunggu di atas," tunjuk alvaro dengan dahinya. sebelum dirinya beranjak ke arah dapur.

"Lo mau kemana?"

"Gak usah banyak tanya!"

Rain menarik nafasnya kesal. Percuma berdebat dengan Alvaro, Rain tidak mau membuang energinya lebih banyak. Ia memutuskan untuk langsung naik ke atas tanpa banyak pertanyaan lagi.

Rain duduk di sofa yang kemarin sempat ia duduki ketika mengerjakan tugas Alvaro.

Sambil menunggu Alvaro, Rain menggambil ponsel yang berada di dalam saku bajunya, ia memainkan ponselnya cukup lama. Hingga suara bass mengagetkannya.

"Kerjain tugas gua," pinta Alvaro seenak jidatnya membuat Rain memblatkan matanya.

"Gak mau!!" tolak Rain tegas.

"Kerjain!" tukas Alvaro melemparkan buku - buku itu ke atas  meja.

"Gua capek," balas Rain dan bangkit dari sofa yang ia duduki.

ARAINIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang