Lima hari kejadian dimana alvaro dan Rain latihan akuristik membuat keduanya menjadi semakin dekat, Lebih tepatnya sedikit lebih dekat.
Kini seluruh siswa dan siswi SMA Galavagos tengah berada di jam istirahat. Alvaro dkk memilih bersantai di dalam Ruangan band miliknya untuk sekedar menghabiskan waktu. dengan obrolan mereka yang terkadang memang receh.
Riko yang baru saja datang membawa cemilan serta minuman bersoda Sebanyak 5 kaleng.
Riko meletakkannya di atas meja, tepat di tengah - temgah mereka. Setelah itu ia duduk di tempatnya.
"Nih." Riko langsung menumbruk tubuh Sandi tanpa rasa bersalah.
"Gak punya mata emang nih bocah," protes Sandi dengan menggeser posisi duduknya.
Alvaro langsung menggambil salah satu dari minuman kaleng itu lalu menengguknya. Alvaro malas mendengar perdebatan itu, akhirnya ia menghentikannya dengan sekali deheman mautnya.
"Ro" panggil Rangga memecahkan keheningan yang terjadi setelah mereka sibuk dengan minuman kaleng mereka masing - masing.
Alvaro menoleh dan mengarahkan dagunya ke Rangga sebagai jawaban.
"Akhir - akhir ini gua liat lo semakin dekat sama si Rain, lo suka sama dia ?" tanya Rangga yang mebuat Alvaro menautkan kedua alisnya.
Alvaro menggelengkan kepalanya mantap sebagai jawaban "Cuma sekedar latihan akustikan."
Rafael memicingkan matanya kepada Alvaro menemukan kebenaran dari ucapannya, tetapi hasilnya nihil, tak ada sedikitpun kebenaran yang ia temukan di dalam mata Alvaro.
"Kenapa lo ?" tanya Alvaro yang heran dengan tatapan Rafael.
Rafael menggelengkan kepala "gak. Lo pinter sembunyiin kebohongan," jawab Rafael dingin.
Alvaro memutar bola matanya malas "Ga jelas lo"
Setelah itu tidak ada lagi perbincangan semuanya sibuk dengan pemikiran mereka masing- masing.
Ada sebuh ponsel milik salah satu dari mereka berbunyi. Sandi pikir itu ponsel miliknya ternyata bukan.
Ponsel milik Alvaro lah yang berbunyi. Alvaro melihat tingkah para sahabatnya yang mulai kepo dengan isi pesan yang di kirim dari seorang wanita cantik di sebrang sana.
"Dari siapa di?" tanya Riko pada Sandi
"Gua liat - liat si, dari calon gebetannya," celetuk Sandi yang berada tepat di samping Alvaro.
Melihat tingkah para sahabatnya membuat Alvaro jenggah melihatnya.
Alvaro nampak tersenyum sendiri saat melihat isi pesan tersebut.
Sandi menggangguk - anggukkan kepalanya saat membaca isi pesan dari ponsel milik Alvaro.
Sandi merebut ponsel Alvaro, dan membacakan isi pesannya dengan lantang. Diikuti dengan sabahat Alvaro yang lainnnya.
Alvaro yang melihatnya kesal, ia kembali merebut ponselnya dan melemparkan tatapan mematikan ke arah mereka satu persatu.
"Kepo lo jadi orang, diam lo pada," seru Alvaro langsung pergi meninggalkan ruangan bandnya.
"Jadi baperan tuh anak, kalau kita bahas si Rain," ujar Sandi melihat tingkah Alvaro akhir - akhir ini.
"Maklumin lah, mulai kasmaran lagi dia," balas Rafael santai.
***
Seorang wanita yang sangat Alvaro kenal sedang duduk di taman belakang sekolahm ia sedang menunggu seseorang yang tak pasti akan menuruti kemauannya untuk datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAINIE
Teen Fiction[ON GOING] Start: 18 MARET 2019. Arainie atau lebih sering di sapa Rain oleh para kerabat dekatnya. Gadis malang yang sangat kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Tak pernah ada keharmonisan yang hadir di dalam ruang lingkup keluarganya s...