Rain masih larut dalam tangisnya, isak tangis rain semakin kencang saat alvaro membalas pelukannya.
"Gu-a takut ro, takut" ujar rain dengan isak tangis nya yang semakin menjadi
Ia semakin mengeratkan pelukannya kepada alvaro
"Tenang rain, gua udah di sini lo gapapa, maafin gua telat nyelametin lo" ujar alvaro sambil mengelus bagian belakang rain untuk menenangkannya
Rain masih terus menangis sampai jaket yang di kenakan alvaro basah karna air matanya.
Rafael yang melihat itu murka, apa yang ia takutkan terjadi. Jika rain bersama alvaro akan banyak musuh yang mendekatinya dan membuatnya semakin di ambang bahaya.
"Duduk dulu aja ro biar agak tenang" ucap sandi dan mengambilkan dua bangku yang terletak tak jauh dari tempat ia berdiri
Rain agak tenang setelah ia duduk dan mulai melepaskan pelukannya perlahan.
"Lo harus ke rumah sakit rain" ujar alvaro khawatir
"Ro, tapi lo juga luka dan luka lo lebih parah dari gua. Lo yang harusnya kerumah sakit"
"Lo lebih penting dari gua rain, klo lo sampai kenapa - kenapa gua ga bisa maafin diri gua sendiri"
"Ro-" ucapan rain terhenti dengan jari telunjuk alvaro yang saat ini berada di bibir manisnya.
"Jangan pernah mikirin gua rain, gua gapapa karna gua udh sering kaya gini" ujar alvaro yang khawatir dengan kondisi rain
"Di depan jalan ada klinik, coba aja cek disana takutnya lo kenapa - kenapa rain" potong rafael yang membuat keduanya menoleh
"Udah ayu gua anter" ujar alvaro yang memapah jalan rain untuk ke arah mobil yang terparkir di depan gedung
Mereka semua keluar dari gedung yang saat ini mereka pijak untuk mengantar rain ke klinik.
***
"Pasien mempunyai luka dalam, tapi tidak begitu serius dan masih bisa di sembuhkan dengan meminum obat yang sudah saya siapkan resepnya" ujar dokter sambil memberikan resep nya kepada alvaro
"Anda bisa langsung tebus obatnya di apotik depan, satu pesan saya jangan sampai pasien membawa barang yang begitu berat karna itu akan menghambat masa Pemulihannya, dan akan menyebabkan pengeroposan bagian punggung pasien jika hal itu dibiarkan saja" lanjut dokter
"Baik dok, terima kasih" balas alvaro
Setelah alvaro selesai menebus obat rain, ia mulai menghampiri rain yang sedang duduk di pojok ruang tunggu.
"Yu pulang" ajak alvaro yang langsung mengenyam jemari rain
Saat tiba di parkiran Alvaro tak kunjung menyalahkan mesin mobilnya setelah ia memakai seatbelt, ia malah diam dan memejamkan matanya, setelah itu mengusap wajahnya kasar.
"Gua udah pernah bilang sama lo untuk ga duduk apalagi nunggu di halte" bentak alvaro yang sudah geram dengan tingkah gadisnya
"Kok lo jadi marah sama gua, apa hak lo buat marah dan bentak gua kaya gitu" seru rain sambil mengatur emosinya
"Gua ga mau lo sampe kenapa - kenapa, sekarang liat kan lo jadi sakit karna gua" ujar alvaro sedikit tenang
"Gua ga pernah nyalahin lo, atas kejadian ini. Kok lo jadi bentak gua gini" balas rain yang kesal
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAINIE
Teen Fiction[ON GOING] Start: 18 MARET 2019. Arainie atau lebih sering di sapa Rain oleh para kerabat dekatnya. Gadis malang yang sangat kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Tak pernah ada keharmonisan yang hadir di dalam ruang lingkup keluarganya s...