RAIN-2

563 43 5
                                    

Happy reading!

Setelah selesai dari ruang kepala sekolah Rain di antar olehnya  menuju kelasnya yang terdapat di pojok kanan sekolah.

Tok tok tok, pak kepala sekolah mengetok pintu kelas XI ipa 1 kelas unggulan yang kebanyakan dari muridnya mempunyai prestasi sangat memuaskan dalam bidang akademi maupun non akademik.

Saat pintu kelas  diketuk untuk yang ketiga kalinya baru ada seorang wanita paru baya yang membuka pintu itu.

wanita paru baya itu mulai bersalaman dengan kepala sekolah,  dan bertanya maksud kedatangannya.

"Ada yang bisa saya bantu pak?" tanya wanita paru baya itu

kepala sekolah menjelaskan tentang dirinya kepada wanita yang ada di hadapannya saat ini. wanita paru baya itu pun mempersilahkan Rain memasuki kelasnya dengan senyuman yang sangat ramah, diikuti dengan pamitnya kepala sekolah kembali keruangannya. 

"Diam anak - anak, disini ada teman baru kalian pindahan dari Bandung, dia akan memperkenalkan dirinya kepada kalian," ucap  wanita paruh baya yang memberhentikan aktivitas anak kelasnya

"Iya ibu rosita," sahut para penghuni kelas

Di situlah aku mulai tahu nama wanita paru baya yang saat ini sedang ada di sebelahku. Rosita namanya guru yang mengajar pelajaran kimia.

"Baiklah nak, silahkan kamu memperkenalkan dirimu," pinta bu Rosita mempersilahkan ku memperkenalkan diri

Aku mengatur nafas ku untuk berbicara dan mengenalkan diri dihadapan mereka, karna ini bukan kali pertama untukku memperkenalkan diri di depan orang banyak  jadi rasanya tak terlalu canggung. 

"Haii teman - teman perkenalkan nama ku Arainie Citra Febriyanti, kalian bisa memanggilku Rain, aku pindahan dari sekolah Negri 2 di Bandung," jelas ku memperkenalkan diri di hadapan mereka

"Apa ada yang ingin di tanyakan?" tanya bu rosita kepada seluruh penghuni kelas

"Saya bu," sahut  seorang lelaki sambil mengangkat tangannya

"Apa yang ingin kamu tanyakan Aldo?"

"Udah punya pacar belum?" tanya Aldo yang membuat seisi kelas menyurakinya  dan  menjadi gaduh seketika

"Sudah - sudah!" bu Rosita memberhentikan suara ricuh para murid dengan sekali hentakan

"Pertanyaan macam apa itu Aldo!" tegas bu rosita

"Yang penting saya nanyakan bu," balas  Aldo sambil tersenyum

"Sudah cukup sampai sini saja perkenalannya, nanti kalian bisa kenalan sendiri setelah bel istirahat berbunyi"

"Baik bu," jawab para penghuni kelas

"Baiklah Rain kamu bisa duduk di sebelah Afifah" tunjuk bu rosita kearah bangku yang berjaraktak jauh dari nya

"Baik bu terima kasih" Rain menganggukkan kepalanya dan berjalan  ke arah kursi yang di tunjuk bu rosita dengan menundukkan badannya.

Rain duduk dan mengulurkan tangannya, untuk berkenalan kepada teman sebangkunya yang berada di sebelahnya saat ini.

Afifah  menerima uluran tangan Rain ia memperkenalkan dirinya dengan senyum manis yang ada di bibirnya. 

"Afifah"

"Rain," balasku

Aku dan Afifah  keasikan mengobrol sampai bu Rosita menegur kami berdua,  karna kita tidak fokus dengan materi pelajaran yang sedang ia jelaskan.

"Afifah, Rain saya sudah bilang lanjutkan nanti  saat jam istirahat!" tegurnya  tegas

"Iya bu" dengan rasa gugup mereka berdua menganggukkan kepalanya

Kami pun mendengarkan bu Rosita menjelaskan materi pelajaran sampai pada akhirnya bel istirahat pun berbunyi dan bu rosita pun berhenti menjelaskannya.

"Baiklah anak - anak sampai di sini dulu materi kita hari ini kita lanjutkan lagi minggu depan," Pamit bu Rosita

"Baik bu," jawab seluruh  penghuni kelas dengan serentak

Bu rosita kemudian keluar kelas diikuti dengan siswa dan sisiwiyang ingin mengisi perutnya yang sudah berbunyi sedari tadi.

"Mau ke kantin?" ajak Afifah

"Boleh Fah," balas Rain bangkit dari duduknya

Rain  dan Afifah pun berjalan menyusuri koridor sekolah  menuju kantin, namun saat di tengah koridor tiba - tiba ada yang memanggil Afifah.

"Afifah!" teriaknya  dengan sangat keras

Afifah yang merasa ada yang memanggil namanya pun menengok kanan kiri untuk mengetahui siapa orang tersebut.

"Luna," panggil Afifah saat menemukan orang yang ia tuju

Rain hanya diam dan mendengarkannya  saat mereka   berdua bertukar cerita. rasanya sangat canggung jika ia membuka mulutnya untuk ikut berbicara. 

Gak lama setelahnya Afifah mengenalkannya dengan  gadis yang bernama Luna.

"Astagfirullah sampai lupa, Lun kenalin ini Rain anak baru pindahan dari bandung"

luna mengulurkan tangannya kepadaku dan  menyebutkan namanya lagi.

"Luna" Luna tersenyum dengan lebar ketika menyebutkan namanya 

Rain membalas uluran tangannya  dan mulai mengenalkan diriku dengan senyuman yang melekat di bibir ku. 

"Rain," balasku

Rain sangat senang ia bisa di terima di lingkungan barunya, ia bisa langsung mendapatkan teman yang menyambutnya dengan senyuman yang hangat.

Meraka bertiga langsung akrab, layaknya sahabat yang sudah kenal lama. Dan Rain merasa Kehadirannya di terima oleh mereka berdua.  

mereka bertiga berbincang sambil terus berjalan menyusuri koridor sekolah, sampai tidak menyadari kalau mereka sudah sampai di kantin.

ARAINIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang