RAIN- 36 (Revisi)

207 14 8
                                    

Prok prok prok

Terdengar suara tepuk tangan dari arah pintu ruang band alvaro, siapa lagi kalo bukan sandi, Rafael, Rangga dan Riko keempat sahabat Alvaro.

"Wehhh udah resmi nihh" teriak Riko dan masuk mendahului ketiga temannya

"Aseeekk dapet PJ dari pak bos" sahut sandi

"Manusia es luluh juga akhirnya" ledek Rangga

"Beruang kutub gua menemukan jodohnya" ledek Rafael

"Hmmm, bel masuk kelas udah bunyi gua ke kelas dulu" pamit rain dan bangkit dari duduknya karna malu dengan ledekkan dari para sahabat Alvaro

"Yahh baru jadian udah di tinggal masuk kelas, kasian" cerocos Riko tanpa dosa yang membuat para sahabatnya menoyor kepalanya

"Rain" panggil Alvaro sambil menarik tangan rain

"Nanti pulang sekolah bareng ya gua nunggu di parkiran" kata Alvaro yang di jawab anggukan oleh rain karena ia masih menormalkan detak jantungnya yang tak normal berdetak

***


Rain saat ini sudah ada di dalam kelas dan sedang mengikuti pelajaran pak didin guru bahasa Indonesia yang gak terlalu killer ketika mengajar.

Selama pelajaran berlangsung ia selalu senyum - senyum sendiri karena mengingat kejadian yang baru saja Alvaro lakukan kepadanya.

Hal itu membuat Afifah sahabat rain yang kepo bertanya - tanya apa yang terjadi sama sahabatnya ini sampai membuat nya tak berhenti tersenyum Tapi karena pak didin sedang menjelaskanaterinya dengan serius membuat Afifah mengurungkan niatnya untuk bertanya kepada rain.

Tak lama bel pulang sekolah berbunyi membuat pak didin berhenti menjelaskan materi pembelajarannya dan menyudahi pelajarannya untuk hari ini.

Rain dan Afifah mulai memasukkan alat tulis nya kedalam tas nya masing masing, setelah selesai Afifah mulai bertanya perihal rain yang tak henti tersenyum sedari tadi.

"Rain" panggil Afifah kepada rain yang sedang memasukkan hadseet nya kedalam tas berwarna pink nya

"Iyah fah"

"Dari tadi gua liatin Lo senyum - senyum aja kaya orang gak waras kayaknya ada hal yang Lo sembunyiin dari gua rain?" Tanya Afifah sambil memicingkan matanya

Rain tertawa kecil menanggapi ucapan sabatnya ia mulai menormalkan nada bicaranya dan mulai mengatakan "nanti gua cerita di grup line" kata rain yang tambah membuat Afifah penasaran

"Ga bisa sekarang aja rain?"

"Gak bisa fah, tenang aja nanti juga Lo bakal tau kok" ujar rain

"Yaudah tapi bener ya cerita, ohh iya Lo mau pulang sama siapa rain?" Tanya Afifah kepada rain karena kebetulan ia mau minta temenin ke Gramedia klo rain ga ada jemputan

"Sama Alvaro fah" jawabnya singkat

"Hah alvaro, yakin?" Tanya Afifah yang dengan mengerutkan keningnya

"Ya yakin, udah deh fah ga usah khawatir tenang aja gua baik baik aja kok" kata rain menyakinkan

"Ya udah deh, hati - hati ya"

"Iyah fah deluan ya, Lo juga hati - hati"

Rain mulai melangkahkan kaki nya ke arah parkiran untuk menyusul Alvaro yang sudah ada di sana.

Saat tepat berada di mobil Alvaro mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan rata - rata.

"Rain" panggil Alvaro memecahkan keheningan saat di dalam mobil

ARAINIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang