RAIN - 33 (Revisi)

139 13 1
                                    

Satu minggu rain berada di rumah sakit sekarang adalah hari senin ia kembali memasuki sekolah dan mulai mengikuti upacara yang biasa di adakan setiap hari senin dan hari ini tepat seminggu rain menghindar dari alvaro untung nya tugasnya menjadi pelayan alvaro sudah selesai jadi ia bisa bebas berbuat semaunya.

Rain baris di barisan paling belakang untuk menghindari sinar mata hari yang membuat nya pusing belakangan ini karna kondisi tubuhnya yang belum terlalu vit.

"Rain lo gapapa?" tanya luna khawatir

"Gapapa lun"

"Mending lo ke uks aja rain dari pada lo kenapa - kenapa nanti" kata afifah yang du jawab celengan oleh rain

"Gua ga papa fah" ujar rain dan mengulas senyuman yang lebar dibibirnya untuk menyakinkan afifah bahwa dirinya gak kenapa - kenapa

Tak lama proses pengibaran bendera di mulai, entah kenapa kepala rain rasanya berat sekali ia tak bisa menyeimbangkan tubuhnya matanya mulai terasa berat dan kepalanya pun rasanya pening rain rasa dirinya akan pingsan tapi ia harus kuat karna pengibaran bendera akan selesai sebentar lagi.

"Lo harus kuat rain, bentar lagi upacaranya selesai" batinnya dalam hati sambil terus menerjap - nerjapkan matanya

Keringat rain terus bercucuran akibat panasnya matahari pagi ini ia benar - benar tak bisa menahannya lagi sekeras apapun ia menyakinkan dirinya untuk bisa kuat mengikuti upacara sampai selesai tetap tidak bisa karna pandangannya sudah buyar, kaki nya lemas, dan tak sanggup menopang berat tubuhnya.

Brukkk...

Rain jatuh pingsan karna benar - benar tak bisa menahan rasa sakit di kepalanya

Hal itu di lihat oleh alvaro karna alvaro berbaris di bagian paling pinggir penutup barisan laki laki jadi alvaro bisa melihat jelas ketika rain tergeletak di lapangan ia langsung berlari ke barisan perempuan dan mengangkat tubuh rain.

Sontak jeritan para kaum hawa terdengar jelas di telinganya bahkan ada yang membicarakan dirinya dan rain tetapi alvaro tidak menggubrisnya ia langsung membawa rain ke uks dengan sedikit berlari.

alvaro sudah membaringkan tubuh rain di ranjang uks dan mulai duduk di sisi ranjangnya ia melihat wajah gadisnya yang begitu pucat dan lesu.

Ia mulai mengarahkan jemarinya ke arah rambut rain dan mulai mengelusnya perlahan.

Tak lama petugas pmr datang sambil membawa segelas teh hagat dan minyak angin untuk rain

Ia mulai mengarahkan minyak angin itu ke arah hidung rain dan pelipis kepala rain semoga dengan begitu rain bisa sadarkan diri.

Dan benar saja gak butuh waktu lama rain mulai menerjapkan matanya dan mulai membukanya secara perlahan.

"Ro dia udah sadar klo gitu gua permisi" kata rahma petugas pmr

"Hmm, thank's" ujar alvaro kepadanya

Alvaro mulai berjalan mendekat ke arah ranjang rain
Rain memalingkan wajahnya ke arah lain karna rain sudah berjanji pada dirinya sendiri klo ia akan menghindar dari alvaro setelah keluar dari rumah sakit.

"klo masih sakit ga usah di paksain buat masuk sekolah" ujar alvaro memperingatkan

Rain tidak menggubris ucapan alvaro sehingga membuat alvaro bungkam dengan tingkahnya yang akhir - akhir ini berubah.

Tak lama luna dan afifah datang ke uks untuk menjengguk rain yang ada di uks, alvaro memutuskan untuk keluar dari uks setelah luna dan afifah datang.

"rain lo gapapa?" tanya afifah khawatir

ARAINIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang