5

8.5K 318 4
                                    

"Aleya"

Panggil seseorang. Yang merasa namanya dipanggil pun membalikkan badannya. Tepat di belakangnya seorang laki laki. Yang membuat Aleya bingung adalah mengapa Bryan terlihat lelah. Ya. Cowok itu adalah Bryan.

"Kenapa kak?"

"Maaf"

"Maaf?" Aleya semakin dibuat bingung karenanya.

"Maaf kenapa ya kak?" Tanya Aleya penasaran.

"Tadi gua dipanggil dadakan sama kepsek jadi gabisa ikut ke kantin sama lu. Trus juga saking buru burunya gua lupa ngabarin lu"

Aleya baru teringat sekarang.

Flashback On

Aleya berjalan santai menuju surga para murid yaitu kantin. Tapi ia merasa ada yang mengikuti dibelakangnya.

"Nay?lu disamping gua jalannya kenapa si? Ngapain dibelakang gitu? Trus juga-

Ucapan Aleya terpotong ketika ia membalikkan badannya ke arah belakang dan yang ia dapati bukan naya melainkan Bryan.

"Kak bryan? Kakak ngapain ikutin saya?"

"Saya mau ke kantin sama kamu"

"Hah?"

"Boleh kan?"

Aleya berfikir sebentar kemudian mengangguk.

"Ohya kak ngobrolnya make gua-lu aja gimana? Hm bukannya songong tapi ya-

"Iya saya tau kamu ga nyaman kan?"

Aleya menundukkan kepalanya.

"Bakal saya coba" putus Bryan.

"ALEYAAA TUNGGUU!" Teriak Naya.

Flashback Off

"Oh iya gpp kok kak"

"Aleya" panggil seseorang dengan nada tajam. Aleya menoleh ke arah sumber suara begitupun Bryan.

"Kenapa?" Tanya Alvin singkat.

"Kenapa apanya?" Bingung Aleya.

"Ck. Kenapa lu masih disini gak masuk ke kelas?"

"Ohh.. ini tadi sempet ngobrol dulu sama kak Bryan"

"Masuk"

"Lu kok jadi ngela-

"Gua bilang masuk ke kelas Aleya"

Aleya menggerutu sebal. Bagaimana mungkin manusia didepannya ini mengatur hidupnya sesuka hatinya. Dengan hati dongkol ia meninggalkan Alvin yang menatapnya tajam dan Bryan yang bingung dengan situasi.

Setelah Aleya pergi. Alvin menghadap ke kakak kandungnya ini. Merasa diperhatikan Bryan Menatap balik manik mata adiknya.

"Apa?" Tanya Bryan.

"Jangan pernah ngecoba deketin Aleya. She is Mine Bry"

Bryan terkekeh.

"Gua gabakal ngerebut dia dari lu. Lu tenang aja. Selagi lu ga mencoba bolos lagi gua gabakal ngambil Aleya dari lu"

Tangan Alvin mengepal. Baru 2 langkah Bryan memutar balikkan lagi badannya.

"Bercanda elah. Selagi lu bahagia sama keputusan lu itu. Gua bakal selalu dukung lu. Itu tandanya lu sedikit demi sedikit bisa lupain Dia yang pernah pergi dari kehidupan lu tanpa alasan" Setelah itu Bryan melanjutkan kembali langkahnya yang sempat terhenti.

Benarkah?

Benarkah ia sudah bisa melupakan Dia sebagai masa lalunya?

Hanya dengan menatap mata indah milik Aleya.

Dan segampang itukah dirinya menyukai Aleya.

Tak mau ambil pusing ia melangkahkan kakinya menuju rooftop.

•••

Aleya masuk ke kelasnya dengan wajah ditekuk.

"Wait wait ada apa tuh muka?" Tanya Meli.

"Meliiii" rengek Aleya.

"Cup cup cup jangan nangis dong sayang" Meli menepuk nepuk bahu Aleya pelan.

"Najis gua mah sama lu mel Amit amit gua punya kembaran kaya lu" jijik Jeisha.

"Oh ya nay tadi ada surat titipan buat lu" kata Naya sambil memberikan selembar kertas di dalam amplop.

"Dari siapa?" Bingung Aleya tetapi ia tetap mengambil amplop itu. Ia sangat penasaran dengan pengirim surat misterius itu.

"Tadi sih yang nganterin yang kata cowok di kamar mandi itu yang cakep banget kaya malaikat"

"Iya cakep kaya malaikat tapi kencing aja gabisa nyiram"sinis Aleya.

Jeisha dan Meli melotot kaget. Lalu tertawa kencang sambil memegangi perutnya yang terasa sakit.

"Serius Nay tipe lu kaya gitu?"tanya Jeisha Geli.

"Dih ya nggaklah"

"Udah udah mending kita buka suratnya Aleya. Penasaran nih gua" sahut Meli kedua temannya hanya mengangguk anggukan kepala tanda setuju.

Dengan perlahan Aleya membuka Amplop itu dan mendapatkan kertas yang membuat Aleya marah.

You Is Mine, Aleyara Fransisca Jorge.

Dan dipojok kertas terdapat tulisan.

You Love,Alvino.

Meli terpekik kaget.

"I-ini serius Alvin?"

"Ga nyangka sumpah gue" sahut Naya ikut ikutan.

"Setau gua Alvin itu paling anti sama cewek"bingung Jeisha.

"Ah tauahh gua bingunggg. Heyyy kaliaann bantuin gua dong" saking kesalnya Aleya meremas kertas yang tadi ia baca hingga lecek.

"Aduh leya justru harusnya lu seneng karena di antara banyak murid murid cewek. Dia lebih milih lo"

"Nah good"

"Woyla gua aja baru kenal tadi sama dia"
Kesal Aleya.

"Terima Takdir" jawab Naya sambil mengangkat Bahunya Acuh.

Handphone Aleya berbunyi menandakan ada Notif. Naya menekan tombol di samping handphone untuk menyalakan handphone nya. Terdapat nomor tidak dikenal. Dan Aleya langsung menekan nomor tersebut.

+8576514****

Kalo Masih Kurang jelas dateng aja di cafe depan sekolah. pulang sekolah. I'm Waiting You Princess😊.

Aleya tersenyum miring. Sepertinya ia akan membelah kepala Alvin. Sungguh seperti pyschopath bukan?.

"Ekhm bau bau jadian nih"Goda Jeisha sambil mengedipkan sebelah matanya genit.

"Gua haruss gimanaa ini?! Gua gamau sama dia" Rengek Aleya.

Naya mengelus punggung Aleya mencoba menenangkannya.

"Jadi nanti lu bakal ke cafe pulang sekolah?" Tanya Meli.

Aleya mengangguk.

PLAYBOYSHIT~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang