Aleya menggeret kopernya menuruni anak tangga. Disana teman temannya sudah berkumpul untuk kembali ke kota.
Karena sekolah akan masuk kembali dan langsung disuguhkan oleh Ulangan kenaikan kelas.
Aleya mengernyit heran dengan 3 orang laki laki yang duduk membelakanginya. Dari postur tubuhnya ia sangat familiar dengan orang itu tapi siapa?
Aleya berdeham untuk memecahkan situasi yang tiba tiba canggung itu.
Semua orang menoleh menatap Aleya yang baru saja turun.
Damn!
Aleya benar benar terkejut. Darimana mereka tau alamat rumah keluarga besarnya?
Bahkan disana sudah ada Grandma dan Grandpa-nya yang menyambut.
"Kev-kevin?"Ucap Aleya terbata bata. Kevin tersenyum canggung.
"Iya ini gua ya"
"Kok kalian bisa ta-
"Arka buntutin mobil Gilang pas kita kesini ya"Jawab Jeisha sambil melirik Kevin sinis. Sedangkan yang dilirik hanya menundukkan kepalanya dalam dalam.
"Yakan kalo Arka gak buntutin kita mana tau dimana Aleya bodoh!"Celetuk Bima.
"Heh diem lu kaleng rombeng!"
"Nenek lampir!"
"DIAM" Seketika Bima dan Meli terdiam karena bentakan Arka.
"Gak tau situasi banget si?!"Sinis Arka.
"Hmm.. giniya gua sih ga permasalahin itu semua kan kita rencana-nya juga mau balik ke kota juga kan. Nah karena kalian udah ngumpul rame rame gimana kalo kita pulang ke kotanya bareng bareng?"
"SETUJU"Ucap trio kampret.
Naya melotot tajam ke arah mereka bertiga seketika nyalinya langsung menciut karena melihat betapa seramnya mata Naya jika menggelinding di lantai.
"Dion lu ikut?"tanya Aleya. Dion menggeleng.
"Gua kan masih sekolah disini. Anyway kalo gue ada waktu gue main main kesana kok" Aleya mengangguk lalu tersenyum.
"Kita bagi bagi mobil gimana?gak mungkin kan semuanya di mobil Gilang?"
Mereka hanya mengangguk setuju. Toh memang faktanya begitu.
•••
"Grandma,Grandpa makasih ya udah mau nerima Aleya disini""Shutt kamu kan cucu Grandma ya gpp dong"
"Iya kalo kamu mau tinggal disini kaya Iyon juga gpp"
"Aduh kuping gua kok panas ya?kayaknya ada yang ngomongin nih" Grandma menepuk bahu Dion keras hingga hampir membuat Dion jatuh di aspal.
Aleya tertawa kecil lalu ia menghampiri Dion.
"Yon,Thanks ya udah ngisi hari hari gua disini gak nyangka ya walaupun otaklu gesrek tapi lu bisa ngertiin gue"Dion tersenyum lalu memegang kedua pundak Aleya.
"Apapun buat lu bakal gua lakuin yang terbaik,Ya" Aleya memeluk Dion sebagai pelukan perpisahan.
"Gua nitip salam ke Tante Hellen sama Om Ferdy. Sorry gua gabisa nunggu sampe mereka dateng"
"Gpp ya masih ada long time kok buat kita ngumpul ngumpul"
"Nah itu bener lagian kan minggu depan ada acara ulang tahun perusahaan Jorge's Family bukan?"
"Ahiya Gilang hampir lupa"Celetuk Gilang tiba tiba sambil menggaruk tengkuknya.
"Kebiasaan kamu mah Gilang"Dengus Grandpanya sedangkan Gilang hanya cengengesan.
Akhirnya setelah mereka mendebatkan mobil berakhir seperti ini. Mobil Gilang yang berisi Gilang,Aleya,Meli dan Naya sedangkan Mobil Kevin berisi Kevin,Arka,Bima dan Jeisha.
•••
"Begini rid,kedatangan saya kesini itu ingin menemui Anakmu si Aleya karena keadaan anak saya yang bisa dikatakan tidak baik baik saja akibat kepergian Aleya"Farid menghela nafasnya lelah lalu memijat pelipisnya.
Saat ini Raffi-papanya Alvin datang menemui Farid-papanya Aleya dirumahnya.
Justru kedatangan Raffi disambut lebar oleh tuan rumah mengingat mereka sudah bersahabat dari SMP.
"Gini Raf,bukannya saya gak mau cuma kan keputusannya ada ditangan Aleya bukan saya. Kalo saya sih tidak masalah" Raffi tersenyum kecut.
"Tenang aja Raf Aleya lagi berangkat menuju kesini kok"Ucap Freya yang baru saja datang dari dapur sambil membawa 3 cangkir teh.
Farid terbelalak.
"Serius mah?"
"Iya pah. Tadi Aleya barusan kabarin mama" Farid menatap Raffi.
"Semoga dengan kehadiran anak saya kembali Alvin menjadi sembuh dan tidak menyakiti Aleya lagi"
Raffi mengangguk lalu tersenyum lega.
"Terimakasih Rid,Frey"
•••
Drtt..Drtt..Handphone milik Naya berbunyi namun sang pemilik masih tetap tidur di mobil.
Aleya yang merasa terganggu langsung mengambil handphone milik Naya dan niatnya ingin mengangkatnya sebelum membaca id call penelfon.
Aleya mengangkat satu alisnya khawatir.
Jelas jelas nama penelfon tersebut benar walaupun Aleya membolak balikkan layar handphone.Tante Dela.
Tante Dela?
Berarti Mama-nya Alvin dong. Aleya langsung menggeser tombol hijau kesamping untuk mengangkat panggilan.
"Hal--
"Halo?Naya kamu udah sama Aleya kan? Tante mohon gak ada waktu lagi nak--
Suara tante Dela tampak putus putus diiringi dengan suara isakan.
"Mommy tenang mom ini Aleya oke?"
"Aleya?ini beneran kamu nak?syukurlah ya Tuhan. Alvin nak. Alvin semakin kritis banyak keringat yang bercucuran di wajahnya sepertinya ia bermimpi buruk namun matanya masih belum mau terbuka Tante mohon Dokter bilang dia cuma butuh orang yang selama ini penting di kehidupan dia yaitu kamu nak"
Aleya tak kuat membendung air matanya. Akhirnya ia menangis sekuat kuatnya.
"Mommy tolong bilang sama Alvin,Aleya bakal dateng buat dia. Bilang sama dia kalo dia sayang sama Aleya suruh dia BERTAHAN BUAT ALEYAA MOMMY!!!---
"Aleya hey?" Aleya menangkup wajahnya dengan kedua tangan. Gilang langsung membawa Aleya ke dalam pelukannya.
Entah kapan mobil ini sudah berhenti di tengah jalan.
Naya dan Meli panik bukan main bahkan ia mencoba bertanya apa yang terjadi namun Gilang hanya mengedikkan bahunya tanda tak tau.
"Gilanggg cepet kerumah sakit sekarangg!!!!"Bentak Aleya. Gilang langsung mengangguk dan kembali mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata rata.
"Aleya shutt tenang okay. Alvin kuat kok"
"Iya Ya dia bakal bertahan selagi lu ada buat dia"
"Kenapa?Kenapa Alvin harus kaya gini disaat gua pergi ninggalin dia?"
"Karena dia terlalu sayang sama lu sampai sampai dia takut buat kehilangan lu Aleyara"

KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYBOYSHIT~
Teen FictionALVINO PRAKASA ALDRIC anak pemilik sekolahan SMA PELITA BANGSA. Mempunyai sifat yang playboy. Selalu mempermainkan wanita. Bahkan ia tega memutuskan pacarnya jika ia sudah bosan. Sampai ada seorang perempuan yang selalu ceria datang dikehidupannya. ...