Aleya's pov
Mungkin memang ini jalan yang terbaik. Untuk beberapa hari ini aku butuh waktu untuk menenangkan diriku. Tapi tidak disini. Lebih tepatnya jauh dari lingkungan tempat sekarang aku tinggal.
Karena aku tidak mau bertemu dulu dengan orang yang sudah menghancurkan hatiku demi seorang mantan yang jelas jelas sudah bersuami.
Mungkin pergi darinya memang jalan yang terbaik.
Baiklah aku akan belajar caranya melupakannya. Ah bukan melupakan. Lebih tepatnya menghilangkan perasaan ku padanya.
Mungkin dengan aku tinggal di luar kota atau negri aku jadi mempunya penggantinya walaupun aku tak yakin.
"Aleya mau pindah sementara dari sini pah,Aleya butuh waktu"Ucapku lirih. Bahkan wajah papa pun terlihat sendu.
"Ada apa nak?"tanya papa lembut.
Aku terisak. Apakah aku bisa meninggalkan papa?mama?dan kak Arvel?
Tentu saja adalah tidak. Karena berat untuk meninggalkan mereka lebih tepatnya ketiga temanku.
"Aleya kecewa sama Alvin pah"Ucapku.
Papa merengkuh badanku. Jujur aku merindukan pelukan hangat ini. Pelukan yang selalu melindungiku.
Papa melepaskan pelukannya lalu menatapku dalam.
"Baiklah tapi papa akan mengirim kamu ke rumah kakek kamu dan nenek kamu" ucap papa.
Dan ide yang tepat. Sudah lama rasanya aku tidak ke sana. Mengingat suasanya yang sejuk dan tentram tidak seperti disini yang sudah banyak polusi.
"Mau pah Aleya juga udah lama gak kesono"ucapku tersenyum. Papa mengelus pucuk rambutku.
"Papa bicara dulu sama mama ya" Aku hanya mengangguk. Setidaknya satu beban ku berkurang.
"Aleya pamit dulu ya pah"
"Kamu kesini naik apa?"tanya papa.
"Jalan kaki"ucapku polos mengingat aku berjalan dengan pikiran kosong dan berakhir disini.
Kulihat papa melotot lalu menatapku tajam. Aku yang hanya ditatap seperti itu pun hanya meringis.
Papa menekan nomor untuk menelfon seseorang.
"Antar putriku pulang dengan selamat"
Setelah mendapat jawaban dari orang disebrang sana papa langsung mematikan telfonnya.
"Supir papa sudah di bawah" Aku hanya mengangguk.
Kalian pasti bingung mengapa aku hanya mengangguk terus sedari tadi?entahlah akupun bingung. Sepertinya aku sedang tidak mood untuk berbicara banyak.
•••
Saat ini Aleya sedang berada di mobil papanya dengan supir pribadi papanya."Jason, kita kerumah Naya dulu ya"Ucap Aleya kepada Jason-supir pribadi papa.
"Baik non"
Aleya mengambil handphone-nya yang sedari tadi belum ia buka.
Saat ia menyalakan layar handphone-nya seketika pupil matanya melebar.
130 panggilan tak terjawab dari Alvin.
100 pesan dari Alvin.Aleya mengabaikan semua telfon dan pesan dari Alvin karena saat ini ia harus menenangkan dirinya.
Aleya langsung saja mencari kontak Naya dihandphone-nya dan disaat ketemu ia langsung memberi kabar bahwa ia akan berkunjung kerumahnya begitupun dengan Meli dan Jeisha.
•••
Tok..tok...tok...Pintu tersebut terbuka menampilkan wanita paruh baya yang ia kenal Bundanya Naya.
"Eh ada Aleya"sapa Rena-Bunda Naya. Aleya hanya tersenyum canggung.
"Masuk ya mereka udah ada di kamar"Ucapnya sambil berjalan menuju dapur kembali. Sedangkan Aleya berjalan menuju kamar Naya yang berada dilantai 2.
Aleya langsung membuka saja pintu kamar tersebut menampilkan teman temannya yang sedang menonton Drakor.
"Itu Drakor terbaru?"tanya Aleya. Mereka bertiga langsung melompat terkejut karena kehadiran Aleya yang tiba tiba bahkan mereka tidak mendengar suara pintu terbuka.
"Ish ngagetin aja lu badak!"Kesal Jeisha Aleya hanya terkekeh melihat wajah teman temannya yang kesal.
"Jadi lu nyuruh kita kesini mau ngapain?"tanya Meli to the point.
"Manaan rumah gua dijadiin bascham lagi" gerutu Naya.
"Takdir!"Celetuk Aleya songong.
"Sabar Naya yang cantik kalo gak sabar nanti jelek kaya Meli"
"Heh enak aja"omel Meli tak terima.
"Udah udah jadi kesini gua mau pamitan sama lu semua"
"Hah?!"Teriak mereka bersamaan.
"Pamitan?!"
"Emang lu mau kemana?"
Aleya memutar bola matanya. Sudah ia duga pasti ia langsung diserbu.
"Gua mau nenangin diri gue sementara dari Alvin ya know lah kalian pasti udah denger ceritanya dari Naya"Jelas Aleya sambil menahan sesak di dadanya.
Meli mengusap bahu Aleya pelan.
"Keluarin ya kalo itu bikin lu tenang"Ucap Meli. Akhirnya Aleya terisak di pelukan teman temannya. Mereka saling berpelukan dan saling menguatkan satu sama lain.
"Kapan lu ke rumah nenek lu?"tanya Jeisha sambil mengambil tisu yang tergeletak di atas nakas untuk mengeringkan pipinya yang sudah penuh air mata.
Aku menghela nafasku sesaat.
"Besok"
•••
"Cari yang bener kev!!"Murka Alvin. Saat ini mereka sedang berada di kamar Alvin untuk mencari tau keberadaan Aleya."Sabar Vin gua lagi berusaha"Ucap Kevin sabar.
"Nomer Aleya ga aktif"ucap Arka sambil menurunkan handphone-nya dari telinganya.
"Lu coba tanyain ke temen temennya coba"usul Bima.
"Nah!tumben otak lu cemerlang"ucap Kevin sambil mengetik sesuatu di handphonenya.
Bima mendengus kesal. Memangnya dia bego amat napa?sampai dibilang tumben.
Sedangkan Alvin hanya menatap kosong teman temannya. Kesalahan di cafe tadi masih terbayang bayang di otaknya seakan akan itu memori yang tak akan terlupakan.
"Ck!Jeisha gamau kasih tau gue dimana Aleya"Decak Kevin sambil meremas handphone-nya.
Alvin mengacak acak rambutnya frustasi. Saat ini penampilannya sungguh berantakan tetapi tetap saja tidak mengurangi kadar ketampanannya.
Arka menghela nafasnya bagaimanapun ia tak mau sahabatnya seperti dulu lagi. Yang suka menyakiti perasaan perempuan dan bergonta ganti pacar tanpa memikirkan perempuan yang baru saja ia putusi.
Dengan kehadiran Aleya menurut teman temannya itu sudah membuat sosok Alvin menjadi Alvin yang dulu ketika masih bersama Karin.
"Lu udah kerumah Aleya?"tanya Bima.
"Ahiya kenapa ga kepikiran daritadi coba?!"Ucap Alvin
"Gini aja mending kita lanjutin besok soalnya ini udah tengah malem ga memungkinkan buat bertamu malem malem kerumah orang"Ucap Kevin mencoba meyakinkan Alvin.
Akhirnya Alvin mengangguk pasrah. Ia pasrah bahwa malam ini tidurnya tak akan nyenyak.

KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYBOYSHIT~
أدب المراهقينALVINO PRAKASA ALDRIC anak pemilik sekolahan SMA PELITA BANGSA. Mempunyai sifat yang playboy. Selalu mempermainkan wanita. Bahkan ia tega memutuskan pacarnya jika ia sudah bosan. Sampai ada seorang perempuan yang selalu ceria datang dikehidupannya. ...