23

5.8K 252 0
                                    

Aleya hari ini bangun pagi sekali mengingat kedua orang tuanya sedang berada di jerman.

Aleya menggulung rambutnya ke atas dan mulai meracik bumbu untuk memasak nasi goreng.

Aleya berjengit kaget kala sebuah suara terdengar.

"Tumben bangun pagi?" Aleya langsung menoleh menghadap belakang.

Ia berkacak pinggang menahan rasa terkejut di jantungnya.

Arvel yang merasa aneh dengan adiknya menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa?"tanya Arvel lagi. Aleya berdecak.

"Trus kalo gua bangun biasanya lu mau sarapan apa?"Tanya balik Aleya.

Arvel menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Yaudah gue mandi dulu"Daripada suasana makin gaenak Arvel segera berlari kembali menaiki tangga menuju kamar mandi yang berada di kamarnya.

Setelah kepergiannya Aleya sibuk kembali berkutat dengan alat alat masak.

Setelah nasi goreng yang ia masak sudah matang. Aleya memindahkannya di atas piring yang sudah ia siapkan.

Lalu menatanya di meja makan.

Aleya tersenyum puas kala menghirup aroma masakannya. Lalu ia pergi mandi mengingat waktu sudah menunjukkan pukul 06.00

•••
"Pagi mahh"Sapa Bryan yang sudah rapih dengan seragam sekolahnya.

"Pagi Sayang. Loh adik kamu kemana?" Tanya Dela yang tidak melihat keberadaan Alvin.

"Alvin disini mah" Sahut Alvin malas malasan yang baru saja menuruni tangga.

"Kamu tuh ya kapan berubah nya coba udah gede masih aja males malesan" Decak papanya kesal.

"Pah"Tegur Dela kepada sang suami yang hanya mengangkat bahu acuh.

"Alvin kaya gini dapet gen dari siapa coba kalo bukan papa"Sindir Alvin sambil duduk di meja makan.

Papanya yang sedang membaca koran langsung menoleh.

Ia bingung harus menjawab apa.

Karena apa yang dikatakan anaknya semuanya benar. Alvin mendapat gen malas dari dirinya.

Ia menyesal pernah menjadi malas dulu sewaktu muda. Jadi beginilah anaknya ikut ikutan.

Dela menahan tawanya kala melihat wajah sang suami yang cengo tak bisa berbuat apa apa.

Bryan hanya menikmati sarapan sambil diam memadang keributan di hadapannya.

"Yaudah mah pah Alvin berangkat Assalammualaikum"

"Waalaikumsalam"

"Mau jemput Aleya?kok pagi amat berangkatnya?"Tanya Bryan sambil mengangkat sebelah alisnya menantang.

"Nggak"Jawab Alvin singkat sambil keluar dari rumahnya.

Bryan terdiam. Begitupun kedua orang tuanya.

"Huftt....sampai kapan anak itu mau menerima kematian kakaknya"Ucap Dela pasrah.

Bryan yang mendengar nada kepasrahan dari mama-nya segera mengusap bahunya agar tenang.

"Alvin bakal nerima kok mah. Tapi bukan sekarang"Jawab Bryan.

Sedangkan Raffi. Ia memejamkan matanya sejenak sebelum kemudian mengambil handphonenya dan mencari nomor telefon seseorang.

"Aku harus cepet cepet cari bukti bahwa keluarga Jorge memang tak bersalah dalam kematian anakku"

Bryan dan mamanya langsung menatap papanya bingung.

PLAYBOYSHIT~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang