38

6.1K 234 0
                                    

Aleya's pov.

Hari ini aku sudah bersiap siap untuk mengunjungi Alvin dirumah sakit. Dan dipagi buta ini aku sudah harus berangkat. Apalagi jika bukan rengekan bayi besar?

"Aleya kamu kok gak kesini?"

"Iya nanti aku kesana. Tapi nanti ini masih subuh loh Vin"

"Ck!ah gamauu tauu pokoknya kamu harus kesini sekarang aku kangen kamu"

"Alay deh baru kemaren ketemu"

"Yakan beda. Intinya kalo kamu gak mau kesini aku bakalan nyakitin diri aku sendiri biarin kamu selalu ada sama aku kapanpun"

"Yaampunn Alvinnn jangan nyoba yang aneh aneh"Pekik Aleya frustasi.

"Oke oke aku kesana!"

"Aku tunggu ya sayang"

Tut.

Aku menghela nafasku. Untung aja ini hari sabtu bukan waktu sekolah namun ekstrakurikuler.

"Biarin lah bolos sehari aja"

Aku menaiki mobilku sendirian tanpa supir karena sebenarnya aku lebih suka seperti ini.

Tadi aku sudah mengabari Mama dan Papa bahwa aku akan kerumah sakit. Aku kira mereka akan marah dan ternyata hasilnya BIG NO! Mereka malah tersenyum lalu mengangguk.

Mobil sport berwarna pinkfanta melaju dengan kecepatan standar menuju rumah sakit.

Dan dalam waktu 20 menit ia sudah sampai di Aldrich's Hospital.

Tak butuh waktu lama Aku memarkirkan mobil dan berjalan menuju ruang rawat Alvin.

Ceklek!

Aku membuka pintu ruangan dan melihat Alvin yang sedang memainkan iphone-nya.

Dan aku melihat ketiga temannya masih terlelap di sofa yang bisa dibilang sangat besar mengingat ini ruangan Istimewa yang dikhususkan untuk keluarga Aldrich.

"Kamu udah dateng"Ucapnya dengan senyum mengembang. Aku memasang raut kesal.

"Kamu tuh ya inituh masih pagi tau!"Kesalku sambil duduk di kursi samping ranjang.

"Ya namanya juga kangen sama kamu gimanasi?"Ucap Alvin santai namun mampu membuat pipiku memanas. Aku memalingkan wajahku dan menutupnya dengan rambut panjangku.

Alvin terkekeh geli. "Gausah ditutupin kali"Ucapnya sambil mengambil kedua tanganku supaya melepas dari wajahku.

Dan---ia bisa leluasa memandangi wajahku yang semakin merah.

Oh My God.

Ini sungguh memalukan. Aku memukul lengan Alvin.

"Masih pagi buta udah pacaran aja"Sahut seseorang. Refleks aku dan Alvin langsung menengok ke arah suara.

"Sirik aja sih lu!makanya cepetan pacarin tuh Meli"Ledek Alvin. Bima mendengus kesal.

"Hoaamm..."

"Arkaa gila jigong lu!"Ucap Bima sambil menjepit hidungnya dengan jari telunjuk dan jempol.

Arka mengerjapkan matanya.

"Ini jam berapa?"tanyanya polos. "Jam 6.15"jawabku polos. Arka membelalakkan matanya terkejut.

"Mampuss gue lupaa!!"Pekik Arka panik.

"Kenapa?"tanya Alvin menaikkan satu alisnya. "Semalem adek gua belum gua jemputt dari less!!mampus gua gimana ini pasti dia ngadu yang engga engga ke mami"Gumam Arka lesu.

"Bwfttthahahaha"Tawa Bima pecah bahkan ia tertawa sampai mengeluarkan airmata.

"Tawa aja terus lu monyet!"Ketus Arka.

"Pulang sana gih nanti diomelin mamihh lohh trus duit jajannya dipotongg deh"Ucap Kevin tiba tiba yang entah kapan sudah bangun dari tidurnya.

"Oh my--bener juga. Yaudah gue pulang duluu daahhh muaahh"

"Jijik"gumam Kevin. Aku hanya menggeleng gelengkan kepalaku berusaha menahan tawa supaya tidak pecah seperti Bima. Tapi dipikir pikir kasian juga si Arka.

Pintu terbuka menampilkan seorang laki laki dengan jas dokter kebangaannya.

"Untuk pasien Alvin saya akan periksa perkembangan anda dulu" Aleya mengangguk lalu memberi jalan sang dokter untuk memeriksa Alvin diikuti oleh dua perawat.

Satu perawat mengerlingkan matanya ke arah Alvin tetapi anak itu malah cuek tak menghiraukan. Aleya memandang perawat itu jijik.

'Kenapa bokapnya Alvin pekerjain Cabe cabean disini ya?harusnya dia itu didaftarin ke Club aja kan lebih etis'fikir Aleya sambil menatap perawat itu jijik.

Aleya membaca nametag perawat tersebut.

Nacy Levita.

"Baik kondisi anda sudah membaik jadi anda sudah boleh pulang hari ini dan juga anda harus istirahat yang cukup supaya bekas jahitannya kering"

"Tuh dengerin"Desis Aleya tajam. Alvin hanya meringis lalu mengangguk.

"Kalo begitu saya permisi dulu. Terimakasih"

"Iya dok"

•••
Saat ini Aleya dan Alvin sedang dalam perjalanan pulang menuju rumah Alvin.

Alvin menggunakan mobil Aleya dikarenakan motornya yang sudah diantar Kevin ke rumahnya.

Dan 2 orang temannya membuntuti mobil Aleya dari belakang.

"Vin"

"Hm"

"Awas ya kalo aku denger kamu nekat nyakitin diri kamu sendiri sampe masuk rumah sakit!"ancam Aleya.

Alvin melirik Aleya sekilas dikarenakan ia sedang menyetir. Tadinya Aleya keukeh ingin membawa mobil namun Alvin tidak mau dibilang tidak gentle. Masa cewek yang bawa mobil sedangkan cowoknya duduk duduk.

"Asal kamu gak pergi lagi aja"Ucap Alvin. Aleya melirik Alvin lewat ekor matanya lalu mendesah pelan.

"Aku pergi bukan berarti mau ninggalin kamu"kata Aleya pelan. "Lalu?"

"Tapi aku cuma mau nenangin diri"

"Trus kenapa kamu balik ke kota?"

"YA KARENA AKU KHAWATIR SAMA KAMU!KARENA AKU TAKUT KEHILANGAN KAMU ALVIN!"Teriak Aleya sambil terisak pelan. Alvin menepikan mobilnya lalu memeluk Aleya.

"Maaf" Aleya menenggelamkan wajahnya di dada Alvin. Nyaman. Itulah yang Aleya rasakan.

Tok..tok..tok...

Seseorang mengetuk kaca mobil membuat Alvin melepas pelukannya.

"Ck ganggu aja si!" Alvin membuka kacanya dan terlihat lah Kevin yang sedang bersedekap dada.

"Kalo mau pacaran bisa nanti. Sekarang pulang dulu ini masih dijalan raya"Ucap Kevin dingin.

"Yaudah lu kalo mau pulang duluan pulang aja. Gua tau kok lu kangen sama tunangan lu itu si Jeisha" Kevin mendengus. Bisa bisanya anak ini meledeknya disaat habis sekarat.

"Terserah" Kevin balik ke motornya lalu menyalakan mesinnya dan berlalu ke arah rumahnya.

Bima terbengong menatap kedua temannya yang berbeda alur.

"Gua ngikut siapa ya?" Bima mengacak rambutnya bingung. "Halah kampret mending gua balik ke apartemen"

PLAYBOYSHIT~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang