"Pagii mah" sapa Aleya yang baru saja turun dari tangga.
"Pagi sayang"
"Tumben kamu bangun pagi biasanya juga bangunnya siang kalo hari libur" celetuk papanya yang sedang membaca koran di sofa ruang keluarga.
Aleya mendelik kesal.
"Serba salah sumpah kek raisa" Aleya mengibaskan rambutnya di depan wajah papanya. Farid yang melihat tingkah anaknya melotot kesal.
"Mau papa botakkin tuh rambut?"pelotot Farid. Sedangkan Aleya berlari menuju tangga.
"Mau kemana naik lagi kamu?"Tanya Freya,mama tercintanya.
"Kata papa ini hari weekend yang artinya aku harus tidur dan santai santai terus"
"Heh enakk aja kamu sarapan dulu sini!" Perintah Mamanya. Mau takmau Aleya kembali menuruni tangga dengan bibir mengerucut. Sedangkan Farid menahan tawanya melihat tingkah anak bungsunya itu.
"Pagi mah, pah"
"Pagi tantee sama om faridd terrrunchh" sapa Arvel dan Gilang yang baru saja menuruni tangga.
Aleya memperhatikan pakaian kakaknya dari atas sampai bawah begitupun dengan pakaian Gilang. Menurut Aleya ini aneh. Untuk apa kakaknya dan Gilang memakai pakaian serba hitam.
"Mau ngelayat ka?"tanya Aleya. Arvel hanya membalas dengan senyuman.
"Ke makam kak Val lagi?" Tanya Aleya lagi dan dibalas dengan senyuman kecut Arvel.
"Segitu seringnya ya kakak ke makam kak val sampai kamu bilang lagi?"
"Ih buk-
"Iya kakak paham kok. Mah,pah arvel berangkat" pamit Arvel kepada orangtuanya yang sedari tadi hanya memperhatikan perdebatan antara dirinya dan Adiknya.
Sesungguhnya Arvel tidak marah terhadap Aleya. Tapi entah mengapa moodnya hari ini sedang buruk. Memang Arvel sering mengunjungi makam Val jika ada waktu luang.
"Gilang juga Om,tante" pamit Gilang lalu berlari kecil menyusul Arvel yang sudah berjalan keluar.
"Udah kakak kamu ga marah kok sama kamu nanti kamu coba bilang baik baik ya pasti kakak kamu ngerti" Freya mengelus pundak Aleya lembut.
"Iya mah Aleya ke atas aja mah"
"Kamu gak makan?" Tanya Farid yang baru saja duduk di meja makan.
"Nanti aja pah Aleya ga laper"
Farid dan Freya saling menatap satu sama lain sebelum akhirnya mereka menghela nafasnya.
Sedangkan disisi lain...
Angin berhembus kencang membawa aura yang terdapat di sana. Membuat bulu kuduk berdiri.
Gilang hanya menatap punggung Arvel kosong. Sungguh sebenarnya ia tak tega melihat sepupunya seperti ini.
Arvel memandang batu nisan yang terdapat nama Gadisnya yang telah pudar karena sudah 5 tahun lamanya Val tertidur di bawah tanah ini.
Valina Asyara Aldric
Perlahan butiran kristal turun dari mata Arvel. Ia berlutut lalu memeluk batu nisan ini.
"Hai val"
"Aku kangen"
Hanya dua kata namun mampu membuat hati Arvel sesak.
"Arvel?"
Seseorang memanggil namanya. Arvel langsung menoleh kearah sumber suara.

KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYBOYSHIT~
Teen FictionALVINO PRAKASA ALDRIC anak pemilik sekolahan SMA PELITA BANGSA. Mempunyai sifat yang playboy. Selalu mempermainkan wanita. Bahkan ia tega memutuskan pacarnya jika ia sudah bosan. Sampai ada seorang perempuan yang selalu ceria datang dikehidupannya. ...