PDM - 10

9.4K 532 29
                                    

Buat yang ngerasa ada typo langsung dicoment bagian typo nya biar bisa di perbaiki dengan cepat, mohon bantuannya.

"Dasar anak nakal!" Ucap Cindya sambil memukul lengan Ciska dengan kuat.

"Udah!" Ucap Devon sambil menarik tangan Cindya menjauh agar tidak memukuli anak perempuannya.

"Paati ini ulah kamu kan?! Hans mana mungkin bawa kamu sampai malam gini?!" Ucap Cindya dengan kesal kepada Ciska.

"Sudah lah! Yang oenting mereka selamat" Ucap Devon dengan kesal kepada istrinya yang emosian.

"Anak ini mau dikasih tahu dulu baru bisa gak buat masalah!" Ucap Cindya dengan kesal.

"Ma ini salah Hans, Hans yang bawa Ciska" ucap Hans dengan jujur.

"Mama gak percaya" Ucap Cindya yang masih kekeh menuduh Ciska.

Ciska hanya diam dan ia tidak tahu harus bicara apa karena emang benar kalau dirinya kabur bersama Hans dan ia juga tidak menolaknya.

"Maaf ma pa" Ucap Ciska tiba-tiba membuat semua menatap Ciska dengan takjub.

Biasa Ciska bakal membela dirinya dan bakal teriak-teriak tapi ia hanya diam lalu mengakui dirinya salah.

"Awas ya kamu buat hal-hal aneh lagi! Mama hukun nanti!" Ucap Cindya dengan garang membuat Si kembar takut menatap Cindya.

"Kalian ngapain keluar dari kamar?! Masuk dan tidur sana"Ucap Cidnya kepada si kembar.

Si kembar langsung nurut dan masuk kekamarnya dengan cepat.

Devon memeluk Ciska lalu mengelus kepalanya dengan lembut.

"Mama kamu galak maklumi aja, yang penting kamu selamat papa udah senang" ucap Devon yang gak tega memarahi putri kesayangannya.

Ciska hanya diam dan menikmati nyamannya dipeluk seorang ayah.

Hans menatap Cisks dengan bersalah karena ulah dirinya Ciska kena masalah.

Ciska berjalan menuju kekamar dan diikuti Hans dari belakang.

"Maafin gue Cis" Ucap Hans dengan bersalah.

"Gak papa, selamat tidur dan tidur yang nyenyak Hans" Ucap Ciska dengan lembut lalu masuk kedalam kamar.

Hans rindu dengan kata yang diucapkan Ciska karena itu biasa Ciska katakan sebelum.tidur saat dirinya masih berpacaran dengannya tapi kata itu mulai hilang setelah ia putus.

"AKHHHHHHH!" Teriak Seli saat ia terjatuh dilantai saat hendak duduk dikursi roda.

Evon yang berada dikamar mandi keluar hanya mengenakan Handuk lalu mendemat kearah Seli dengan panik.

"Kenapa?" Tanya Evon dengan khawatir.

"Jatuh, pantai aku sakit" Ucap Seli yang memegangi bokongnya.

"Bayi nya?" Tanya Evon.

"Hehe gak papa" Ucap Seli sambil mengelus perutnya yang sudah membesar.

6 bulan usia kandungan Seli, membuat Seli lebih susah bergerak dan mudah kecapean.

Evon menggendong Seli keatas kursi roda lalu mencium kening Seli dengan lembut.

"Jangan banyak gerak, tunggu aku selesai mandi dulu" Ucap Evon dengan lembut.

Seli hanya menganggukkan kepalanya.

Saat selesai mandi, Evon baring diatas kasur sambil menatap Seli.

"Evon" panggil Seli.

"Kenapa?" Tanya Evon.

"Kamu gak mau kerja?" Tanya Seli yang merasa tidak enak dengan mertuanya yang selalu memberi merka uang secara cuma-cuma.

Pasangan Debat Muda {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang