Buat yang ngerasa ada typo langsung dicoment bagian typo nya biar bisa di perbaiki dengan cepat, mohon bantuannya.
Evon berjalan dengan cepat saat memasuki kantor polisi dan mendekat kearah lelaki itu yang sedang duduk sambil diborgol.
"GARA-GARA LO ANAK GUE MENINGGAL! GARA-GARA LO GUE HARUS MEMILIH ANTARA DUA ORANG YANG GUE SAYANG! GARA-GARA LO GUE SEPERTI PENJAHAT DIMATA ANAK GUE?!" Teriak Evon dengan kuat sambil menahan nangis walau air matanya tetap turun.
Evon mengenggam kera baju lekaki yang membuat anaknya meninggal dengan amarah.
Lelaki itu hanya diam dan menatap Evon dengan datar karena ia tidak menyesal sedikit pun.
"Pak!udah! Cukup!" Ucap salah satu polisi yang mencoba meleraikan Evon dan lelaki jahat itu.
"SIALAN LO!" Ucap Evon dengan kesal saat melihat lelaki itu dibawa pergi masuk kepenjara sementara.
Evon duduk diruang tunggu sendiri dengan wajah sendu, tatapannya kosong.
"Anak aku, Evon se-selamatkan dia" Ucap Seli dengan lemah lalu ia pingsan.
Ucapan Seli sebelum pingsan terus terngiang-ngiang di kepalanya.
"Maafin papa nak, jangankan salahkan mama mu" Ucap Evon dengan sedih lalu mengacak tambutnya dengan frustasi.
Seli terbangun segelah 2 hari lalu menatap langit kamar yang tampak asing dan ia mencium bau rumah sakit memasuki hidung nya.
"Kamu udah bangun nak?" Tanya Cindya dengan bahagia.
"Iya, ma aku dimana?" Tanya Seli dengan keheranan.
"Kamu dirunah sakit sayang" Ucap Cindya dengan lembut sambil mengelus kepala Seli dengan pelan.
Tangan Seli bergerak dan menyentuk perutnya yang tiba-tiba rata.
"Ma dimana anak Seli?!" Tanya Seli sengan panik lalu mencoba mengubah posisi duduk walau terasa sakit.
"Kamu jangan duduk dulu" Ucap Cindya dengan panik.
"Maaaaaaa! Dimana Evon?" Tanya Seli dengan air mata yang sudah mengalir.
"Mama!" ucap Seli dengan kuat saat mendapat jawaban dari Cindya.
Cindya hanya menutup mulutnya sambil menahan tangis ia tidak mampu melihat menantunya seperti ini.
"Maafin mama" Ucap Cindya sambil memeluk Seli.
Seli mencoba memberontak tapi ia mengcengkram lengan Cindys dengan erat.
"Hiks mama, aku takut mimpi aku aku jadi nyata! Hiks" Ucap Seli sambil memnangis tersedu-sedu dipelukan Cindya.
Evon yang mendengar percakapan Seli dan Cindya saat hendak membuka pintu ia merasa tidsk bisa masuk.
Hati Evon begitu sakit saat mendengar Seli membuka suara dan mencari anaknya.
Evon menutup kembali pintunya dan pergi, bisa dibilang Evon pengecut ia tidsk sanggup melihat kesedihan Seli. Seli udah banyak merasa kesedihan selama hidupnya kenapa ia juga harus kehilangan buah hati nya.
"KENAPA HARUS SELI, IA TIDAK BERSALAH! KENAPA HARUS SELI DAN ANAK KAMI! HIKS!" Teriak Evon dengan kuat sambil menangis saat berada di rooftop di ruko Cafe nya.
Sudah seharian Seli hanya diam dan menatap jendela dengan tatapan kosong.
"Seli" panggil Evon dengan pilu.
Seli sama sekali tidak menolehkan pandangannya.
Evon mendekat kearah istrinya lalu duduk di tepi ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasangan Debat Muda {COMPLETED}
Romance{FOLLOW DULU!} Cerita ke-2 Pasangan Debat. (Saran : baca dulu Pasangan Debat) (Sequel pasangan debat) Ini cerita tentang anak-anak Devon dan Cindya, yuk dibaca, dijamin ketagihan Ciska wanita yang tidak feminim, galak, tidak takut sama siapa pun ta...