PDM - 31

7.1K 348 35
                                    

Buat yang ngerasa ada typo langsung dicoment bagian typo nya biar bisa di perbaiki dengan cepat, mohon bantuannya.

Dean pergi ke tempat studio foto milik Dion.

Dean masuk keruang Dion dan duduk dihadapan Dion.

Dion tidak menghiraukan Dean karena ia masih marah dengan kelakuan Dean yang seperti anak kecil.

"Maafin gue" Ucap Dean dengan wajah bersalah.

"Udah gue maafin cuma gur kesal aja" Ucap Dion yang tampak marah bukan kesal.

"Gue gak bakal ngajak lo pergi minum lagi" Ucap Dion sambil memperlihatkan tangannya yang diperban karena Dean.

"Maafi buat tangan lo, gara-gara gue lo gak kerja" Ucap Dean mengingat studio Dion sedang tutup.

"Karena lo kembaran gue, gue gak bisa mukul lo" Ucap Dion dengan senyum.

Dean bangkit dari kursi lalu memeluk Dion dengan erat.

"Gue cinta sama lo" Ucap Dean dengan pelan.

"Gue juga cinta lo sayang" Ucap Dion yang keluar jahil nya.

"Anjing geli" Ucap Dean lalu melepaskan pelukannya.

"Hahaha" tawa Dion dengan pelan.

Dion memberikan secangkir kopi kepada Dean.

"Jadi gimana lo? Lo masih ingat Cella sedsngkan siapa nama cewek semalam yang lo sebut tadi?" Ucap Dion dengan penasaran.

"Prisca, mama kemarin buat kenca buta dengannya, dan dia mirip dengan Cella walau gue baru 3 kali ketemu" Ucap Dean dengan wajah tak mengerti dengan semuanya.

"Lo boleh coba dengan Prisca, lo gak bisa nunggu Cella dia udhs nikah! Lo ingat itu!" Ucap Dion yang ada benarnya juga.

Dean tampak berpikir sampai suara teriakan wanita membuatnya berhenti berpikir.

"SAYANGGGGGG!" Teriak Angel dari luar ruangan membuat sikembar langsung menoleh dengan wajah terkejut.

"Lo disini?! Lo apaan tunangan gue!" Teriak Angel sambil menunjuk Dean dengan kesal.

"Bawel" ucap Dean lalu ia beranjak pergi.

"Gue cabut" Ucap Dean lalu pergi meninggalkan mereka.

Dean berjalan masuk kekantor dengan wajah biasanya yaitu datar.

Prisca langsung menghampiri Dean yang hendak masuk ke lift.

Mereka masuk ke lift berdua tanpa bicara seperti orang asing.

Prisca sengaja menekan tombol yang membuatnya keluar dari lift lebih dulu.

"Lo ngapain kelantai karyawan bawah?" Tanya Dean akhirnya keluar juga tuh suara.

"Hm suka-suka aku" Ucap Prisca dengan gugup.

Dean mendekatkan wajahnya menatap Prisca membuat Prisca spontan mundur.

"Ngapain?" Tanya Prisca dengan panik.

"Lo gak hindari gue kan?" Tanya Dean sambil menaikan sebelah alisnya.

DING!

"E-enggak!" Ucap Prisca dengan cepat lalu mendorong tubuh Dean dan keluar saat pintu lift terbuka.

Tanpa sadar Dean tersenyum kecil melihat tingkah Prisca.

Prisca berjalan ketempat sepi dan memegang dadanya yang berdegup dengan kecang seperti habis lari maraton.

Setelah merasa jantungnya mulai normal ia memutuskan pergi kelantai dimana Hans berada.

Prisca dipersilahkan masuk setelah secetaris Hans memperbolehkannya.

Pasangan Debat Muda {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang