Buat yang ngerasa ada typo langsung dicoment bagian typo nya biar bisa di perbaiki dengan cepat, mohon bantuannya.
"Hans!" Teriak Ciska dari dalam Kamar mandi.
"Ada apa?" Tanya Hans sambil berlari.
"Nih!" Ucap Ciska sambil memberikan testpack yang menunjukan 2 garis merah.
"Kenapa kamu bisa hamil?" Tanya Hans dengan wajah keheranan.
"Masih nanya lagi!" Ucap Ciska dengan kesal.
"Terus gimana dong?" Tanya Hans dengan wajah tidak tahu harus bebuat apa.
"Aku takut kasih tahu papa dan mama! Kamu aja yang kasih tahu" Ucap Ciska dengan panik.
"Calm down! Aku bisa ikutan panik nih" Ucap Hans yang mencoba mengatur nafasnya.
"Salah kali testpack nya" Ucap Hans lagi membuat Ciska mengambil Sapu siap memukul Hans.
Hans kabur dan memohon agar Ciska tidak mengamuk.
Ciska duduj disofa dengan kaki sevelahnya digoyangkan ia snagat gelisah.
Sedabgkan Hans masih sempat-sempatnya memainkan game.
Ciska melempar bantal kearah Hans.
"Kenapa masih asyik main hah?!" Tanya Ciska dengan sebal.
"Aduh, kamu mau nya apa hm? Itu nasi usah jadi bubur biarin aja, kita rawat aja" Ucap Hans dengan santai.
"Aku gak mau kumpul kebo!" Ucap Ciska dengan kesal.
"Iya entar nikahnya nunggu kamu langsing" Ucap Hans.
"Maksud kamu apa?! Aku langsing kok sekarang!" Ucap Ciska dengan kesal.
"Maksud aku perut kamu udah membuncit nanti jelek pakai gaunnya" Ucap Hans dengan nada bercanda.
"Kamu ngajak kelahi hah?!" Ucap Ciska dengan emosi.
"Enggak sayang, aku bercanda" ucap Hans yabg sejak awal masih aja bercanda.
"Aku telepon papa dulu" ucap Hans dengan nada gentle.
Hans menelepon Devon.
"Kenapa?"
Mendengar suara badmood Devon membuat Hans menciut.
"Hm Ciska mau ngomong"
Hans langsung menyodorkan ponselnya kepada Ciska.
Ciska rasanya ingin menghantam wajah Hans.
"Ah papa, sebenarnya Ciska ha-"
"Tunggu, mama mu manggil"
5 menit kemudian
"Hallo, kamu kenapa Ciska?"
"Enggak papa, Ciska rindu aja"
"Papa dan mama rindu juga, jaga diri disana awas kalian buat macam-macam papa bakal langsung terbang kesana"
"Eng-enggak pa"
Ciska langsung mematikan ponselnya.
"Huh! Garang amat sih papa aku takut!" Ucap Ciska lalu menyodorkan ponsel ke Hans.
"Kamu apa-apaan sih kasih teleponnya ke aku! Mana sikap gentle kamu!" Ucap Ciska dengan kesal.
Hans terdiam dan makin menciut lalu ia mencoba memikirkan.
"Bagimana kalau kita besarin dulu" Ucap Hans membuat Ciska menarik rambut Hans dengan kuat.
"Palak mu!" Ucap Ciska dengan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasangan Debat Muda {COMPLETED}
Romance{FOLLOW DULU!} Cerita ke-2 Pasangan Debat. (Saran : baca dulu Pasangan Debat) (Sequel pasangan debat) Ini cerita tentang anak-anak Devon dan Cindya, yuk dibaca, dijamin ketagihan Ciska wanita yang tidak feminim, galak, tidak takut sama siapa pun ta...