28.Meet (another) Job Fair

4.8K 494 8
                                    


Universitas Pandan Wangi (UPW) adalah universitas terbaik di kota Bandung, bahkan di seluruh area Jawa Barat. Skala nasional, peringkat mereka ada di nomor dua universitas terbaik se-Indonesia setelah UNRI. Sehingga wajar saja acara job fair kali ini sangat padat dan penuh pengunjung. Balairung utama UPW mampu menampung kurang lebih 1000 orang, kalau merujuk pada buku panduan universitas. Namun melihat keramaian di hari Jumat pagi ini, sepertinya kepadatan balairung mencapai dua kali lipat kapasitasnya. 

Kami bertiga tiba di UPW sekitar pukul sepuluh pagi, untung saja tol Cipularang cukup lancar pagi ini. Saat ini masih upacara pembukaan oleh rektor UPW, sehingga kami masih sempat melakukan persiapan singkat di booth Asuransi Gemintang. Aku dan Lucky sudah sangat terbiasa dengan persiapan singkat saat job fair, sehingga dalam waktu setengah jam saja booth Asuransi Gemintang sudah siap dengan semua spanduk, flyer dan video yang  semuanya siap menyambut para kandidat untuk mampir di area kami. 

"Nanti kalau ada sesi wawancara, berarti aku ikut wawancara, Mbak?" tanya Lista yang baru saja selesai menyiapkan sudut kecil untuk tempat walk-in interview.

"Iya, nanti tandem dengan Lucky ya. Saya akan handle untuk mereka yang datang dan meninggalkan CV. Kamu fokus belajar wawancara saja dengan Lucky. Karena selanjutnya, kamu akan melakukannya sendiri," jawabku lugas. 

"Mbak Leta nggak apa sendirian?" tanya Lista tampak khawatir.

Aku tersenyum ke arah Lista, berusaha menenangkannya. "Sudah biasa kok, nanti kamu juga terbiasa mengurus semua ini sendirian."

"Terus lama-lama macam bebal nanti, Lis. Seperti punya tenaga super untuk melakukan semuanya," timpal Lucky terbahak, berusaha mencairkan suasana. Usahanya cukup berhasil karena Lista ikut tertawa setelah itu. 

"Jadi tenang saja Lis, kamu nanti tinggal temanin saya wawancara sambil catat beberapa hal yang menurut kamu penting. Tinggalkan saja Leta sendiri, dia sudah jago," tambah Lucky sambil menyerahkan beberapa tumpukan cv ke tangan Lista. "Ini beberapa cv kandidat yang sudah saya telepon kemarin dan siap wawancara langsung di sini. Kamu nanti tolong identifikasi saja kalau salah satu dari mereka datang.

Lista baru saja menerima dokumen yang diserahkan kepadanya ketika tiba-tiba terpekik, "Eh, Mbak Leta, itu pacarnya datang," ujarnya menunjuk ke arah di belakangku. 

Spontan aku dan Lucky menengok ke arah belakang kami, mencari tahu siapa yang dimaksud. Lucky langsung menahan tawa ketika mengetahui siapa yang datang. 

"Jangan ketawa, deh," sikutku ke arah Lucky. "Dan Lista, saya kan sudah bilang kemarin, dia bukan pacar saya. Dia user untuk area Metro," ujarku sedikit kesal. 

"Tapi waktu itu dia setia banget menunggu Mbak Leta, aku pikir..."

"Pastinya tidak sesuai dengan apa yang kamu pikir," potongku cepat sambil melempar pandangan kesal ke arah Lucky yang kini terbahak.

"Apa yang dipikirkan?" tanya Ibra kebingungan ketika telah sampai di tengah-tengah kami bertiga. 

"Tidak ada," jawabku cepat. "Kok kamu datang ke job fair ini sih?" tanyaku berusaha mengalihkan perhatian. 

"Orang tua saya tinggal di Bandung dan kebetulan adik saya baru lulus, jadi sekalian saya mengantar dia mencari kerja di sini," jawabnya lugas. "Hei, kamu yang bertemu sabtu kemarin kan ya?" tanya Ibra ke arah Lista. "Kita belum kenalan, saya Ibra."

"Oh Mas Ibra, saya Lista. Baru bergabung di Sales Recruitment," Lista membalas jabat tangan Ibra. 

"Bro, lu punya mobil kan ya?" tanya Lucky tiba-tiba.

"Ada, kenapa?" kening Ibra berkerut mendengar pertanyaan Lucky. 

"Antar kita balik ke Jakarta dong lusa. Lu sekalian balik ke Jakarta kan? Nggak dapat mobil kantor kami, Leta rongseng kalau nggak balik langsung sama berkas-berkas soalnya," jawab Lucky lugas. 

Aku melotot ke arah Lucky, apa-apaan ini minta tolong sama user buat mengantarkan balik ke Jakarta, pakai bawa-bawa namaku segala lagi. 

Ibra melihat ke arahku, aku hanya bisa menunduk tak mampu berbicara. "Kamu benar mau diantar balik sama saya?" tanya Ibra tersenyum tertahan, tahu kalau dirinya ada di atas awan.

Astaga menyebalkan sekali pria satu ini.

***

Recruiter Lyfe - (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang