44.Meet Additional Matters

3.2K 372 12
                                    


Penugasan baruku untuk cabang Bekasi semakin mendekati hari h, itu berarti ada banyak hal yang harus segera kuselesaikan untuk handover ke Ilen selama aku pergi. Bu Rani memang sudah memberikan titah untuk Ilen pegang semua kerjaanku sementara, selama satu bulan aku berkonsentrasi dengan rekrutmen di Bekasi. Pada kenyataannya, tetap saja Nindon yang akan pegang sebagian besar tugasku, karena Ilen ternyata langsung membagi pekerjaanku sekarang dengan Nindon. Sehingga nantinya hanya akan tersisa sedikit saja yang akan dipegang oleh Ilen ketika aku melakukan handover. Sungguh cerdas sekali atasanku ini.

Lebih hebatnya, sudah dua hari ini aku menerima tugas membuat laporan mingguan dalam bentuk presentasi power point. Kalau sebelumnya aku hanya berkutat dengan tabel-tabel Excel, sekarang mau tidak mau aku harus beradaptasi dengan power point yang terus terang saja terakhir kali aku pakai dengan rutin saat kuliah. Masalah terbesar membuat presentasi adalah memastikan tampilan yang menarik serta sarat informasi. Tentu bukan pekerjaan yang mudah untuk memadukan kedua hal tersebut

 Tentu bukan pekerjaan yang mudah untuk memadukan kedua hal tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tugas tambahan ini yang sekarang banyak menyita waktuku. Mempersiapkan satu halaman presentasi saja membutuhkan usaha yang tidak sedikit. Dua hal yang paling menghabiskan waktu saat membuat presentasi: mencari tampilan yang menarik, serta membuat ringkasan informasi yang perlu ditampilkan. 

"Ada yang perlu dibantu lagi kah?"

Aku menoleh ke arah sumber suara dan menemukan Ibra sudah mengambil posisi duduk di sebelahku.

"Desain iklan yang terakhir sudah dikirimkan oleh marketing sih, tapi kayak masih ada yang kurang," aku kembali memfokuskan perhatian pada layar laptop, mengedit salah satu kalimat.

Menjelang hari-hari penugasanku di Bekasi, aku dan Ibra memang menjadi lebih intens berkomunikasi. Dia banyak membantuku untuk persiapan rekrutmen di Bekasi, seperti memberitahu kriteria FC seperti apa yang akan cocok di sana. Seperti sekarang, kami sesekali meeting berdua, kadang bertiga dengan Ilen, membicarakan progresnya.

"Sini coba saya lihat," ujar Ibra menggeser posisi duduknya mendekatiku, agar dapat melihat jelas yang tertera di laptop. "Warnanya kurang terang ya, jadi nggak menarik untuk dilihat orang. Coba kamu cek yang ini dan ini," Ibra menunjuk ke beberapa detail desain yang menurutnya kurang memikat.

Aku mengikuti arah pandang Ibra, tapi terus terang saja jadi susah konsentrasi karena dekatnya jarak kami berdua. Belum lagi kalau dia sudah serius seperti sekarang, aku harus memeras otak lebih keras lagi untuk mengimbangi pikirannya.

 Belum lagi kalau dia sudah serius seperti sekarang, aku harus memeras otak lebih keras lagi untuk mengimbangi pikirannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"So?" desak Ibra kembali karena melihat tidak ada respon dariku.

"Oh, nanti saya minta marketing ganti dengan warna-warna hangat saja kali ya, jadi lebih eye-catching," jawabku spontan. Kalau nggak pakai berpikir, ternyata otakku cerdas juga, pikirku kemudian.

Ibra tampak puas dengan jawabanku, dia mengangguk lalu kembali mengecek desain lainnya yang tertayang di laptopku. Sekitar sepuluh menit aku memperhatikan Ibra melakukan pengecekan dalam diam, sampai tidak sadar saat pintu ruang meeting sudah terbuka, dan Ilen mengambil posisi duduk di depanku. 

"Dari tadi kamu di sini?" tanya Ilen. "Kandidat metro banyak banget sampai Nindon kewalahan itu," tambah Ilen dengan nada suara yang terdengar kecewa, seperti tidak mempedulikan kehadiran Ibra di dalam ruangan.

Aku hanya mampu terdiam. Padahal sebelum meeting tadi aku sudah minta izin pada Ilen untuk tidak ikut wawancara pagi ini, kenapa dia tegur aku sekarang?

 Padahal sebelum meeting tadi aku sudah minta izin pada Ilen untuk tidak ikut wawancara pagi ini, kenapa dia tegur aku sekarang?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Recruiter Lyfe - (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang