Masalah Ibra sementara terlupakan mendekati hari-hari menjelang masuknya kandidat ke Sales Academy. Konsentrasiku harus kembali penuh untuk melakukan follow-up kesiapan para kandidat ini untuk pelatihan dua minggu. Pikiran menyebalkan tentang Ibra harus kubuang jauh-jauh dulu. Dengan suksesnya, aku juga mampu menghindari laki-laki itu yang beberapa kali berusaha datang ke mejaku.
Aku mengecek agendaku untuk melihat apa saja yang seharusnya kulakukan hari ini, dan mulai menyesal melihat daftar to-do list yang sungguh panjang. Sepertinya imbas pekerjaan hari sebelumnya yang tidak terselesaikan. Astaga, kapan selesainya semua pekerjaan ini kalau bukan semakin berkurang malah beranak pinak.
"Mbak Leta, ada telepon di line dua ya, dari tadi telpon Mbak Leta nggak diangkat katanya," teriak Mabeth dari mejanya. Aku sampai tidak sadar sepertinya telepon mejaku berdering dari tadi, sampai harus diangkat Mabeth dari mejanya.
"Oh oke, thanks ya, Beth," ujarku sambil memijit tombol 'dua' di telepon meja. Sembari menunggu, aku membaca-baca ulang agendaku dan memberi tanda pada beberapa aktivitas yang harus selesai hari ini.
"Selamat pagi, Ibuk," seru seseorang di ujung telepon. Hanya dari nada suaranya saja, aku tahu pasti ini kandidat dari Bali. Mereka selalu memiliki tekanan nada yang berbeda pada suku kata terakhir yang diucapkan.
"Pagi, dengan siapa ini ya?"
"Ini dengan Wayan, Ibuk," jawabnya pasti. Oh, satu lagi, mereka selalu lupa ada banyak Wayan di Bali.
"Wayan siapa ya?" tanyaku kembali sambil mencari-cari file Excel* berisikan data kandidat dari Bali. Pertanyaan para kandidat yang menghubungiku langsung tentu tidak jauh-jauh dari menanyakan lanjutan proses seleksi mereka. Untuk itu, kami para recruiter sebaiknya punya tracking data setiap kandidat. Kalau aku, tentu saja punya.
"Wayan Astika, Buk. Saya wawancara di Hotel Inna Benoa." Sebenarnya nama Astika juga cukup umum digunakan, tapi ya lumayanlah dia menyebutkan lokasi seleksi. Setidaknya aku tahu tanggal berapa aku melakukan wawancara dengannya.
"Oh iya Wayan Astika," seruku setelah berhasil menemukan datanya. "Kamu sedang mcu kan ya? Hasilnya harus saya cek terlebih dahulu ya," ujarku setelah melihat data terakhir yang saya tambahkan untuknya.
"Saya baru saja dari kliniknya, Buk. Ini saya sedang di Jakarta. Saya bawa hasil mcu langsung," jawab Astika riang.
"Eh? Kamu kenapa datang ke Jakarta?" seruku kaget. "Kan saya sudah bilang kalau semua sudah beres saja baru ke Jakarta."
Untuk kandidat regional yang berlokasi di luar Jakarta, aku memang selalu pastikan seluruh persyaratan terpenuhi terlebih dahulu sebelum mereka berangkat ke Jakarta. Sayang kan, kalau sampai Jakarta ada saja dokumen yang tertinggal. Tapi entah mengapa, kandidat-kandidat dari luar Jakarta ini memang semangat kerjanya luar biasa.
"Tidak apa-apa, Ibuk. Saya sekalian liburan ke sini," jawab Astika sambil tertawa, Bali-Jakarta mungkin seperti Jakarta-Bandung saja jaraknya untuk dia. "Hasilnya bagaimana ini ya? Saya serahkan pada Ibuk?" tanyanya, sedikit serius kali ini.
"Kamu sudah buka hasilnya?" tanyaku pasrah, tidak ingin mendebatnya lagi.
"Sudah," jawabnya singkat.
"Ada tulisan apa di satu lembar yang terpisah sendiri? Di dalam amplop mcu nanti ada tiga buku, salah satu isinya adalah surat rekomendasi dengan tiga kotak kosong. Salah satu kotak pasti dicentang oleh klinik," ujarku memberi instruksi.
Aku mendengar suara kertas bergesekan, tanda Astika sedang memilah-milah hasil mcu yang sudah diterimanya. Memang kertas hasil pemeriksaan kesehatan sungguh banyak, tapi biasanya kami recruiter hanya akan berpatokan pada satu kertas saja, yang ditulis oleh klinik sebagai rekomendasi final terhadap sang kandidat.
"Oh ini dia, Buk," ujarnya setelah terdiam cukup lama. "Tulisannya 'not fit to work'*, artinya saya tidak diterima ya berarti?" tanyanya lemas.
Aku terdiam. Bingung mau menjawab apa.
Satu yang terlintas di pikiranku hanya segera mengirim surel ke semua klinik yang bekerjasama dengan Asuransi Gemintang, mengingatkan lagi mengapa tidak diperkenankan memberi hasil pemeriksaan kesehatan kepada kandidat langsung.
Kenapa pagi hariku seperti ini amat ya.
***
catatan:
- file excel: dokumen dalam bentuk microsoft excel
- not fit to work: status yang diberikan klinik kesehatan untuk seseorang yang tidak memenuhi syarat bekerja, dilihat dari hasil keseluruhan pemeriksaan kesehatannya. Kebalikan dari 'fit to work' -
KAMU SEDANG MEMBACA
Recruiter Lyfe - (TAMAT)
ChickLitSeperti apa kisah kehidupan Niar Arleta sebagai sales recruiter dengan target puluhan kandidat setiap bulannya? Pastinya, kurang tidur, akhir pekan terpakai untuk bekerja dan selamat tinggal kehidupan sosial. Untungnya Leta punya teman-teman sesama...