"Bukan resign, dikeluarkan," ujar Nindon selepas menyeruput es jeruk.Aku, Lista, Lucky dan Mabeth memandang penuh perhatian ke arah Nindon. Kalau ibarat jumpa pers, posisi kami berempat sudah menyerupai wartawan-wartawan haus informasi sedang mengerubungi narasumber.
"Nggak mungkin resign, nggak ada surat yang dia kasih ke Bu Rani. Andin juga nggak terima info soal pengunduran karyawan. Kalau ada karyawan resign, Andin pasti orang nomor satu yang tahu, cuma dia yang urus rekrutmen back office* kan," tambah Nindon berapi-api.
Aku, Lista, Lucky dan Mabeth mengangguk berbarengan. Saat ini kondisi kami mungkin serupa massa yang terbius pidato seorang orator.
"Bu Rani kemarin hanya memastikan semua pekerjaan Ilen gue ambil alih sementara waktu," lanjut Nindon. Beberapa saat, kami semua terdiam, menunggu Nindon melanjutkan bicara karena sepertinya ada yang masih dipikirkannya. "Eh Let," ujar Nindon seketika, "Bukannya waktu itu lu bilang Bu Rani akan diskusi sama elu, selepas dia bicara sama Ilen?"
"Eh iya, Mbak Leta. Kemarin dipanggil Ibu kan, sore-sore?" sahut Mabeth melanjutkan pertanyaan Nindon.
Aku berpikir sejenak, mengingat-ingat kejadian sore kemarin. "Hmm, Bu Rani memang panggil gue sih, tapi lebih banyak diskusi tentang cabang Bekasi saja. Nggak ada ungkit-ungkit Ilen."
"Sama Mas Ibra?" kali ini Lista menyela dengan mata berbinar-binar. Sepertinya segala sesuatu yang melibatkan pria sebagai bagian dari percakapan, langsung membuat Lista tertarik.
"Nggak, sendiri. Ibra sepertinya sudah lebih dahulu dipanggil Ibu." Ingatanku kembali ke pertemuan sesaat dengan Ibra di ruangan Bu Rani.
"Yah, nggak seru ih. Aku kan penasaran dengan kisah Mbak Leta dengan Mas Ibra," ujar Lista lesu.
"Apaan sih, Lis. Ibra sudah punya pacar tahu," ujarku menepis omongan Lista.
"Gosip dari mana Let?" kali ini Nindon yang duluan bertanya.
"Andin yang bilang," kemudian aku meneruskan apa yang diceritakan Andin di toilet beberapa hari yang lalu.
"Wah Ilen bisa lembur juga ternyata," gumam Nindon, diikuti anggukan anak-anak yang lain.
"Ih, kok kalian salah fokus sih," ujarku terheran-heran. Tadi kan aku menginformasikan kedekatan Ilen dan Ibra, kenapa mereka malah membahas lemburnya Ilen.
"Karena faktanya itu, Let," sela Lucky. "Ilen ada di kantor sampai malam sudah pasti berarti dia lembur kan. Masalah dia lembur dengan siapa, belum pasti ada hubungan tertentu di antara mereka," papar Lucky lebih lanjut.
Nindon mengangguk-angguk setuju. "Kalau mereka benar pacaran, nggak akan terang-terangan di depan banyak orang sih. Malu kali jadi pusat perhatian di kantor, untuk sesuatu yang nggak berhubungan sama pekerjaan. Lihat saja Mabeth sama Timmy," goda Nindon mengedipkan mata ke Mabeth.
Spontan saja perkataan Nindon membuat kami semua tertawa, kecuali Mabeth yang tampak cemberut. Sudah jadi rahasia umum sebenarnya, Mabeth dan Timmy dari Sales Academy, sedang dalam masa pendekatan tapi keduanya nggak ada yang mau mengaku.
Kupikir-pikir, benar juga deduksi Lucky dan Nindon. Mungkin saja mereka kebetulan saja, sedang ada sesuatu yang harus dibahas. Memikirkan kemungkinan ini entah mengapa, seperti menimbulkan kelegaan tersendiri di hatiku.
"Eh gue cabut duluan ya, ada yang harus dikerjakan," pamit Nindon kemudian bangkit berdiri.
"Eh, kita kan nggak ada kandidat sampai jam dua, Nin," protesku menahan Nindon meninggalkan sesi makan siang lebih cepat.
"Gue sama Andin mesti presentasi laporan mingguan di ruang meeting Direksi setengah jam lagi, weekly meeting para Manajemen. Tanggung jawab Ilen sudah otomatis berjalan mulai minggu ini," dengus Nindon meninggalkan kami.
Kami berempat saling berpandangan selepas Nindon menghilang.
"Ini benar Ilen sudah nggak akan balik ke kantor?" decak Lucky seperti menyuarakan benak kami yang nampak masih sulit menerima berita (bahagia) ini.
***
*back office: istilah untuk posisi non-sales dan non-operations, biasanya merujuk pada posisi yang tidak berada di garda depan/berhadapan dengan customer/nasabah langsung, seperti HRD, finance/keuangan, procurement/purchasing, IT, audit, compliance, Risk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Recruiter Lyfe - (TAMAT)
ChickLitSeperti apa kisah kehidupan Niar Arleta sebagai sales recruiter dengan target puluhan kandidat setiap bulannya? Pastinya, kurang tidur, akhir pekan terpakai untuk bekerja dan selamat tinggal kehidupan sosial. Untungnya Leta punya teman-teman sesama...