56.Meet Argument(s)

3.5K 391 37
                                    


Keesokan harinya, informasi terkait penunjukkan Nindon sebagai Sales Recruitment Supervisor baru telah diketahui seluruh karyawan Asuransi Gemintang. Bu Rani sendiri yang mengirim surel ke seluruh karyawan untuk menginformasikan perubahan struktur di Sales Recruitment. Secara detail memang Bu Rani belum membagikan struktur organisasi yang baru, menunggu kepastian beberapa posisi yang kosong. Salah duanya tentu posisi pengganti Mbak Riesta yang sedang dalam proses final dan tentunya kekosongan pengganti Nindon, dan kali ini Mabeth ikutan menjadi salah satu kandidat. 

Seperti dugaan Lista sebelumnya, promosi Nindon meninggalkan satu posisi lowong. Kalau melihat pengalaman-pengalaman sebelumnya, aku, Lucky dan Lista kali ini cukup tahu diri mempersiapkan proses handover dengan saksama. Sudah pasti kami akan meninggalkan posisi lama kami sih, walaupun belum ada gongnya. 

"Niar, boleh bicara sebentar?" 

Aku yang tengah berdiskusi dengan Lucky dan Lista untuk membahas pembagian kerja kami, refleks menoleh ke sumber suara. Walaupun tanpa menengok aku sudah tahu siapa yang memanggilku. Hanya ada satu orang yang menyapaku dengan nama Niar. 

"Kita pindah ke ruang sebelah yuk, Lis," Lucky spontan berdiri sebelum aku sempat bereaksi. Lista hanya mengangguk pelan ke arah Ibra, sebelum mengikuti Lucky keluar dari ruangan. 

"Ada apa?" tanyaku, tidak sadar suara yang kukeluarkan meningkat beberapa oktaf dari biasanya. 

"Saya tidak masalah kamu mengabaikan semua pesan saya dan tidak membalas surel yang saya kirimkan, tapi saya tidak terima tingkah laku kamu kali ini," serang Ibra langsung.

"Tingkah laku yang mana?" timpalku tidak mengerti, gagal menemukan dalam ingatan perilaku mana yang dimaksud Ibra. 

"Perlakuanmu terhadap Ilen, membuat dia tersingkir dari posisinya."

Aku yang sebelumnya menatap Ibra bingung dan ternganga saking terkejut dengan kedatangannya, sampai mengatupkan mulutku. Ini tentang Ilen ternyata.

"Kok diam saja?" desak Ibra. 

"Saya harus jawab apa?" keluhku sungguh-sungguh. "Kalimat terakhir Mas Ibra tidak bernada tanya, dan kalaupun harus saya jawab, entah mau dijawab apa. Karena saya nggak paham hubungan saya dengan posisi Mbak Ilen," jawabku kali ini dengan setenang mungkin, walaupun dalam hati kesal sekali.   

Ibra mengambil posisi duduk di lokasi yang ditempati Lista sebelumnya, tepat di hadapanku. "Kamu kenapa sebal sekali dengan Ilen? Memangnya sebagai atasan kamu, dia salah apa? Dia sudah memberikan posisi yang lebih baik untuk kamu, juga kesempatan melakukan tugas-tugas lain yang membuat nama kamu bagus di mata Bu Rani."

Aku mendidih di dalam hati, namun semaksimal mungkin berusaha menahan emosiku untuk terlihat, sadar kami masih dalam lingkungan kantor. Tapi benar deh, sok tahu sekali user satu ini. Memangnya dia tahu apa soal pekerjaan aku serta hubunganku dengan Ilen? 

"Mas Ibra nggak tahu apa-apa soal pekerjaan saya sehari-hari. Hubungan kita saja sebatas rekan kerja, yang bertemu juga belum tentu setiap hari. Saya nggak tahu apa saja yang diceritakan Mbak Ilen ke Mas Ibra, yang pasti saya tidak perlu menjelaskan diri saya. Cukup kepada Bu Rani saya bertanggung jawab."

Ibra terlihat terkejut melihat aku berani membantahnya. Sebelum dia menyanggahku lebih lanjut, aku memotongnya. "Lagipula ya Mas Ibra, nggak baik membawa hubungan personal ke pekerjaan. Nggak profesional deh," tutupku dan mulai membereskan semua peralatan kerja untuk menyusul Lista dan Lucky.

"Kamu tahu soal hubungan saya dan Ilen?" tanya Ibra perlahan, nada suaranya terdengar berbeda dari sebelumnya.

"Kayaknya satu kantor tahu deh, Mas," ujarku cepat. "Kalian kan kalau pacaran terang-terangan di kantor," lanjutku dan segera berlalu dari ruang meeting, malas melanjutkan percakapan lebih lama lagi dengannya. 

Untung saja sebentar lagi dia tidak akan menjadi user-ku. Aku benar-benar berharap Nindon memindahkan area kerjaku. Kembali ke area regional pun tidak masalah, asal aku tidak perlu bertemu pria itu lagi.

***

Ada yang kangen Ibra?? 😂😂😂

Setelah hampir 10 part dari terakhir Leta berkomunikasi dengan Ibra, dia muncul kembali ya... mana nyebelin tapi ya munculnyaa 😭... yang nulis saja kesel.

Sudah mau selesai ini ceritanya, kenapa masih saja cari masalah sih Kang Ibra???

Sudah mau selesai ini ceritanya, kenapa masih saja cari masalah sih Kang Ibra???

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Recruiter Lyfe - (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang