Kenzie baru saja bersiap siap untuk sarapan pagi dengan Rere, sekarang mereka sedang berada di meja makan.
Rere yang sudah rapi lantas turun untuk sarapan pagi dengan Kenzie, kaka kesayanganya.
"Pagi kak!" Sapa Rere diiringi senyumnya yang manis.
Kenzie yang sedang mengolesi rotinya dengan selai kacang kesukaanya pun seketika menoleh kearah Rere.
"Pagi juga!" Jawab Kenzie sambil membalas senyuman Rere adiknya.
"Kak, pulang sekolah nanti Rere mau ada acara sama temen sebentar jadi kaka pulang sendiri yah?" Ucap Rere.
"Hm" Kenzie hanya berdehem, dengan keadaan sedang mengunyah rotinya.
5 menit
"Udah?" Tanya Kenzie pada Rere, lalu meneguk susu yang di sediakan pembantunya.
"Udah kok, ayo!" Rere mengambil tisue lalu membersihkan mulutnya.
"Susu, abisin!" Pintah Kenzie.
Kemudian Rere melirik gelas berisi susu yang tinggal setengah.
Rere nyengir kuda,"heheh,,gue kenyang kak" elak Rere.
"Re, lo itu butuh tenaga, kaka nggak mau liat lo sakit ntar, sekarang abisin!"
Rere mendengus kesal, lalu segera menghabiskan susunya, kali ini Rere tidak bisa membantah kakaknya yang keras kepala.
"Udah!" Ucap Rere.
Kemudian mereka berdua bangkit dari meja makan menuju mobil Kenzie untuk segera berangkat sekolah.
●●●●
Kenzie duduk di dalam kelas sambil mengenakan aerphone yang dia bawa dari rumah tadi.
"Sayang!!!!" Teriak Elsa dari ujung pintu membuat murid yang baru masuk ke dalam kelas tersebut seketika menutup telinga dan menatap Elsa sinis.
Kenzie tak merespon, Elsa mendengus kesal.
"Sayanggg!!!" Teriaknya lagi kali ini tepat di telinga kiri Kenzie, membuat cowok itu seketika menoleh dengan raut wajah penuh amarah.
"Apaan si! Brisik banget!" Jawab Kenzie dengan nada cukup tinggi.
"Lagian lo di panggil nggak nyaut?"
"Hah? Lo manggil gue? Barusan?" Tanya Kenzie.
Elsa mengangguk cepat diiringi senyumnya.
"Siapa? Sayang? Nama gue bukan sayang! Tapi KENZIE!" Kenzie sengaja menekankan nada bicaranya di akhir kalimat, membuat Elsa meneguk salavinanya susah payah.
"Lo kan pacar gue!"
Cowok itu tak merespon, kemudian kembali menatap ponselnya.
"Sayang, kamu kok semalem nggak chat aku sih?" Elsa menatap Kenzie.
"Semalem gue nunggu chat dari lo tau, sampe gue nggak makan!" Sambungnya.
"Gue nggak nyuruh lo buat nggak makan kan? Jadi salah siapa?" Ucap Kenzie tanpa menoleh kearah Elsa.
Kini Caramel dan Amanda memasuki kelas dengan raut wajah antusias menatap semua siswa yang melihat kearah Kenzie dan Elsa.
"Sayang, kamu juga semalem nggak nelfon aku, kenapa?" Tanyanya.
Kenzie tak merespon.
"Ken!" Panggil Elsa.
Cewek itu membuang nafasnya kasar, mulai curiga denga kekasihnya yang jarang memberi kabar untuknya."Jangan jangan lo punya cewek cadangan ya?" Tebak Elsa.
"Ken jawab gue!"
Seketika Kenzie menatap kearah Elsa, bukan, bukan dengan tatapan penuh kesalahan, melainkan tatapan tajam penuh emosi, kini emosi Kenzie telah memuncak diatas kepala, ingin sekali meluapkanya.
"Lo jadi cewek bisa diem nggak sih!! Kuping gue panas denger ocehan lo setiap hari, cuman mbahas hal hal yang nggak penting!!!" Bentak Kenzie.
Seketika teman temanya memasuki kelas, ya siapa lagi kalo bukan Leo dan Alvaro.
"Gue cuma nanya ken! Akhir akhir ini lo jarang ngasih kabar sama gue, lo punya selingkuhan?" Tanya Elsa.
"Lo pengin tau? Gue kayak gini cuman pengin ngrasain rasanya hidup tenang tanpa di ganggu lo!!" Ucapnya lagi
"Huh! Nggak, bukan itu, tapi lo itu punya selingkuhan kan!" Bentak Elsa.
Brakk!
Kenzie menggebrak meja dengan keras, membuat suara yang amat nyaring hingga membuat siswa siswi yang lewat depan kelasnya itu seketika kaget dan melihat kearah dalam kelas Kenzie.
"Gue nggak suka! Lo ngomong tanpa bukti!!"
Alvaro dan Leo langsung mendekati Kenzie, berniat untuk menenangkan cowok itu, mereka tau kalo temanya yang satu ini kalo sudah marah bisa mengeluarkan kata kata yang amat pedas dari mulutnya, bukan hanya itu dia juga bisa merusak barang yang ada disekitarnya itu.
"Ken, ken udah cukup, tenangin diri lo dulu ken, jangan kebawa emosi!" Lirih Alvaro sambil melirik kearah Elsa sekilas, dan menatap manik matanya yang mulai berkaca kaca, dia yakin satu kedipan mata saja air matanya sudah menetes.
"Gue nggak bisa tenang Al!" Ucapnya.
"Ken, lo liat Elsa , liat! Lo tega liat cewek nangis akibat kata kata pedas yang keluar dari mulut lo, jadi udah cukup Ken, tenangin diri dulu bro!" Katanya lagi.
"Bener tuh kata Alvaro, jangan kebawa emosi dulu Ken, gue tau lo capek sama sifat Elsa yang terlalu posesif, tapi jangan kaya gini lah Ken..." sambung Leo.
Setelah mendengar perkataan kedua sahabatnya itu, akhirnya Kenzie bisa menenangkan dirinya, dan meredakan emosinya.
Kenzie pergi meninggalkan Elsa yang masih berdiri disana dengan wajah menunduk, seketika air mata cewek itu menetes lalu cepat cepat dia menghapusnya.
Capek.
Gue bener bener capek dengan keadaan ini, gue terlalu sabar buat ngadepin sifat lo yang terlalu posesif sama gue.A/R
Kenzie udah mulai capek sama sifat Elsa guys,
Gimana sekarang? Menurut kalian apa keputusan KENZIE selanjutnya..Baca terus ya kisahnya
Eitss jangan lupa vote dan komenya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenzie[COMPLETED]
Teen Fiction[12-02-2019] suatu perjalanan yang tidak pernah sia sia bagi Caramel. Sebuah akhir kisah cintanya yang ia tunggu tunggu. Bahkan perjalananya yang penuh lika liku itu akhirnya mendapatkan hasil. Gimana mau tau ceritanya baca yuk!)