16 Adik kelas

2.3K 75 1
                                    


#author mau ngomong

Maaf ya kalo ceritanya banyak typo
Makasih juga buat yang udah baca cerita ini, semoga buat kalian yang udah baca cerita ini, kalian bisa tambah suka..

Author cuma mau ngingetin
Setelah baca budayakan
VOTE DAN KOMEN YAHHH :V

~

Kenzie berjalan melewati karidor sekolah, hari ini cowok itu merasa tidak enak badan akibat hujan hujanan kemarin dengan Caramel, pagi ini pun Rere yang terpaksa menyetir mobil.

Cowok itu kemudian mendudukan bokongnya di kursi setelah sampai dikelasnya, kepalanya dia tenggelemkan diantara lipatan tangan.

Tiba tiba sebuah tangan menepuk pelan pundak Kenzie.

"Ken? Lo kenapa?" Tanya orang itu, seketika kepala Kenzie mendongak dan menemukan Elsa yang tengah duduk disebelahnya.

"Gue nggak papa!" Jawabnya.

"Muka lo pucet Ken, mending lo ke UKS sebelum pelajaran dimulai"

Kenzie tak menjawab,"ayo, gue anter!" Ajak Elsa.

Kemudian cowok itu menurut dan bangkit dari duduknya bersama Elsa.

Cewek itu membantu Kenzie berjalan, dan saat itu Juga Caramel datang dari arah pintu, tatapanya mengarah kepada mereka berdua, begitu juga dengan Kenzie yang menatap Caramel lekat.

Elsa menyunggingkan senyuman licik, kemudian tanganya beralih melingkar di pinggang Kenzie, mereka pun kini berjalan melewati Caramel yang terus menatapnya, tatapan cewek itu fokus kepada tangan Elsa yang merangkul Kenzie.

Ada sedikit rasa sakit dihati Caramel, pikiranya mulai bercampur aduk.

"Apa Elsa sama Kenzie balikan? Atau Pdkt? Atau--, ahh udah ah jangan berpikir negatif dulu" batin Caramel yang kemudian melanjutkan jalanya menuju bangku.

"Lo duduk dulu Ken, biar gue panggilin petugas PMR" ucap Elsa setelah mereka sampai di UKS.

"Nggak usah!" Cegat Kenzie.

"Tapi lo sakit Ken"

Namun tiba tiba seorang cowok memasuki ruangan itu, seketika Elsa dan Kenzie langsung menatapnya.

"Eh, lo bisa ambilin minyak kayu putih nggak?" Tanya Elsa kepada cowok itu.

"Oh minyak kayu putihnya lagi di bawa petugas PMR yang satu lagi, soalnya tadi ada adik kelas yang mual mual, paling nanti bentar lagi kesini kok" ucap cowok itu.

"Oh yaudah makasih!" Balas Elsa.

Cowok itu mengangguk dan langsung pergi meninggalkan mereka berdua setelah menaruh kotak P3K disana.

Teeet!! Teeet!!

Bel sekolah berbunyi tandanya siswa siswi harus masuk kelas dan menerima pelajaran.

"Udah masuk, mending lo kekelas aja deh" ucap Kenzie.

"Tapi lo?"

"Gue nggak papa, udah sana!"

"Yaudah" Elsa langsung pergi meninggalkan Kenzie sendiri didalam UKS.

Detik selanjutnya seorang cewek memasuki ruangan itu, Kenzie pun beralih menatapnya.

"Tania?" Lirih Kenzie, namun masih bisa didengar oleh cewek mungil itu yang bernama Tania.

Seketika Tania menatap Kenzie yang tengah duduk di ranjang UKS, wajah Kenzie sangat pucat, cewek itu menunduk.

"K--kak Kenzie?" Lirih Tania.

Dengan langkah pelan dia mendekati Kenzie, ada rasa takut tersendiri di dalam diri Tania.

"Kaka kenapa? Kaka sakit? Kok wajahnya pucet gitu?" Tanya Tania.

"Pusing"

"Biar Tania obatin ya kak?"

Kenzie diam, kemudian cewek itu berjalan lebih dekat kearah Kenzie, jantungnya berdetak tak karuan, keringat dingin mulai muncul.

Dengan pelan dia membuka tutup minyak kayu putih dan langsung mengoleskanya di pelipis Kenzie dengan pelan, cewek itu mulai memijat pelipis cowok itu.

Kini wajah mereka berdua berhadapan, keringat yang muncul di wajah Tania kini mulai mengalir perlahan.

"U--udah kak" Tania memundurkan wajahnya sedikit menjauh dari wajah
Kenzie, cewek itu mulai bernafas Lega.

"Kenapa lo kringetan?" Tanya Kenzie.

"Eng--enggak papa kok" dia mengusap keringatnya dengan lengan baju.

"Em kak, a-- aku mau minta maaf dengan kejadian waktu itu" ucap Tania tiba tiba.

Seketika Kenzie menatap cewek itu.

"Ya, nggak papa!" Balas Kenzie.

"Makasih juga udah ngobatin gue!" Sambungnya.

"Iya sama sama kak" seulas senyum mengembang di sudut bibir cewek mungil itu.

"Emang kaka sakit apa sih?" Tanya Tania yang kemudian mendudukan bokongnya di kursi sebelah ranjang Kenzie.

"Kemaren gue ujan ujanan" balas Kenzie.

"Ohh, yaudah pokoknya nanti kaka habis makan diusahakan minum obat ya kak, biar sakitnya nggak menjadi jadi" ucap Tania bagaikan dokter.

"Kaya dokter aja lo, hahah sok sok an nasehatin gue" kini mereka berdua mulai akrab satu sama lain.

"Hahahah, ya nggak gitu kak, gue kan PMR jadi harus ngasih tau pasien biar cepet sembuh"

"Yayaya, terserah lo, gue mau kekelas!"

"Udah mendingan kak?"

"Udah kok! Gue kekelas dulu ya! Bye" Kenzie berjalan keluar UKS dengan hati hati.

Sorotan mata Tania terus menatap punggung Kenzie, dia ikut berjalan keluar, lalu menatap kembali punggung Kenzie yang kian menjauh.

"Huh! Kak Kenzie Kak Kenzie, bikin gue tambah suka sama lo aja! Padahal niatnya kan mau Move on, eh malah ada kejadian ini!" Dumel Tania dan langsung berjalan meninggalkan UKS dengan perasaan bahagia.

Kenzie[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang