20 Takut!

2.3K 59 3
                                    

"Nih!" Kenzie mengulurkan tanganya yang memegangi martabak manis pesanan adiknya.

"Makasih kak!" Ucap Rere.

"Yoi, sama sama" Kenzie mengacak rambut Rere sambil senyum senyum tak jelas, hingga membuat adiknya bingung.

"Wah wahh, kayaknya ada yang lagi bahagia nih!" Celetuk Rere.

"Iya dong!" Balas Kenzie.

"Kenapa? Abis nganter cewek tadi yaaa?" Ledeknya.

" kepo banget sih!" Sinis Kenzie.

"Suka suka gue keles, benerkan lo habis nganterin cewek?" Tanya Rere.

"Udah ah, apaan siii!" Kenzie berjalan kearah kamarnya.

"Kaka suka ya sama cewek yang tadi? Hayo ngakuuu? Kalo kaka suka, Rere dukung dehhh!" Ucapnya yang sedari tadi mengekori Kakanya sampai kedalam kamarnya.

"Apaan si lo, pergi sana!" Usir Kenzie sambil mendorong adiknya agar cepat keluar dari kamarnya.

"Bilangin mamah ah!" Ancam Rere.

"Bodo!!" Kenzie menutup pintu kamarnya rapat rapat, setelah adiknya keluar dari kamarnya itu.

Cowok itu kemudian menjatuhkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya.

"Kenapa gue jadi gini ya?" Gumamnya, sambil memegangi dadanya.

"Apaan sii! Kaya orang gila aja senyum senyum sendiri!"

"Masa iya gue suka sama Caramel? Cewek yang selalu nganggu gue? Ah nggak mungkin!" Dumel Kenzie

*****

Caramel sedang bersenandung Ria sambil berjalan melewati lorong sekolah.

Rambut yang di kucir kuda, menampakan lehernya yang jenjang.
Hari ini dia sangat bahagia karena perlakuan Kenzie kemarin.

Tiba tiba seseorang menarik kasar lengannya.

"Heh!" Ucap seseorang itu.

Langsung Caramel membalikan badan dan menemuka Elsa beserta Kiran di depanya.

"Apa?" Balas Caramel.

"Wihhh, cewek berengsek ternyata udah berani nantangin kita nih!" Ucap Kiran.

"Udah Centil, nggak tau malu lagi, NGREBUT COWOK ORANG!" Elsa menekankan tiga kata terakhir dengan sengaja.

"Excuse me, tadi lo bilang apa? Gue? Ngrebut cowok lo? Siapa? Kenzie?" Tanya Caramel dengan tampang sok berani, tapi dalam hatinya dia benar benar takut dengan keadaan ini, apalagi dia sendiri.

"Iya! Lo itu PELAKOR! ngerti?" Balas Elsa.

Kemudian dengan sengaja Caramel mengangkat jam mungil yang melingkar di tanganya.

"Em, sorry gue nggak ada waktu buat ngladenin kalian yang nggak penting, dan lo inget ucapan gue, Gue masih berhak
Buat ndapetin Kenzie, karna apa? Karna Kenzie masih belum sah milik lo! Jadi? Sebelum janur kuning melengkung? Gue masih berhak buat ndapetin dia" ucapnya dan langsung membalikan badan.

Namun dengan cepat Elsa menarik kasar lengan Caramel, dan tepat sasaran.

PLAKK!!

seperti biasanya, Elsa lagi lagi menampar cewek itu, rasanya sangat sakit, perih bahkan nyeri.
kali ini tamparanya sangat keras hingga sudut bibir Caramel sobek dan mengeluarkan darah.

Setetes air mata berhasil meluncur dari kelopak matanya, Caramel menangis, sebenarnya dalam hati Caramel dia sangat menyesali telah berbicara seperti itu dengan Elsa, dan inilah akibatnya.

Kenzie[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang