Cowok itu. Kenzie sedang menemani Tania diruang serba putih tersebut.
Cewek yang tengah tertidur diatas ranjang dengan bantuan alat pernafasan terlihat sangat pucat, membuat Kenzie cemas.Cowok itu mengelus rambut Tania dengan sayang, entah mengapa rasa bersalah saat dulu dia pernah mempermalukan Cewek itu didepan umum tiba tiba muncul.
"Maafin Gue ya Tan, gue nggak pantes jadi orang yang lo cinta. Gue itu brengsek!" Desisnya pelan.
*****
Caramel.
Semenjak pulang dia langsung pergi kerumah sakit untuk menjenguk Tania, entah mengapa dirinya juga dibalut rasa khawatir.Taxi berhenti tepat didepan sebuah rumah sakit, cewek itu kemudian turun memasuki rumah sakit tersebut.
Mencari setiap.sudut kamar yang ditempati oleh Tania.
Sampai akhirnya 5 menit mencari pun ketemu.Niatnya yang ingin masuk kedalam ruangan itu dia urungkan, saat melihat Kenzie yang tengah menggenggam erat tangan Tania.
Tania, cewek itu sudah sadar 2 menit yang lalu.
Caramel masih setia berdiri dibalik jendela yang tertutup gorden putih transparan, dia menguping pembicaraan mereka berdua."Kak Kenzie? Kenapa sih kaka selalu nolongin Tania?" Tanya cewek itu lemah.
"Kan gue udah pernah bilang bakal jagain lo" balas cowok itu.
"Iya sih, tapi kan ada bang Erlan yang bisa jagain Tania" ucap cewek itu
Caramel terkejut."E-Erlan Kakaknya Tania?" Gumamnya.
Kenapa dia tidak pernah tau soal ini? Erlan bahkan tidak memberi taunya semenjak pacaran sampe sekarang."Emang selain niat kakak buat jagain Tania, kakak nggak ada maksud lain?" Tanya Tania ragu, dia ingin Kenzie lebih menjaganya, maksudnya seperti ada tujuan tertentu.
Kenzie diam, menatap manik cewek itu lekat, dengan hati ragu dia pun menjawab.
"Karna gue..sayang sama lo!" Ucapnya bohong. Dia tidak ingin keadaan Tania lebih memburuk, maka dari itu dia terpaksa berbohong.Tania mengaga tidak percaya, begitu juga dengan Caramel saat mendengar itu.
"Ka-kakak pasti boong kan? Kakak kan pacarnya Kak Caramel?"
"Gue nggak bohong. Gue, gue nggak suka sama dia!" Ucapnya, padahal dari dalam hatinya dia mulai ada perasaan untuk cewek itu.
Caramel mendengarnya lagi. Kalimat itu, kalimat yang membuat dirinya Kecewa, ternyata Kenzie berbohong padanya.
Caramel menangis. Sampai isakanya pun terdengar dari dalam.
Kedua orang itu menoleh bersama.
Mereka terkejut saat menemukan Caramel yang tengah menatapnya sambil menangis.Kenzie keluar, namun Caramel malah berlari menjauh.
Dia masih menangis, kecewa dengan dirinya sendiri."CARAMEL!!" panggil Kenzie yang tengah berlari mengejar Caramel.
Cewek itu tidak merespon, dia tetap berlari menjauh."CARAMEL! BERHENTI!!" teriaknya lagi.
Kenzie mempercepat larinya, sampai tanganya pun menarik tangan cewek itu."Caramel, gue bilang berhenti" ucapnya Kenzie begitu pelan, saat cowok itu berhasil mecapainya.
Dia bisa melihat, sang Kekasih menangis hebat disana sampai suara isakanya pun terdengar."Lepasin gue Ken hiks!" Ucapnya.
"Car, gue nggak bermaksud--"
"Gue lagi pengin sendiri" potongnya cepat.
"Car lo dengerin gue dulu!" Tegasnya.
"Gue--"
"Lo harusnya ngertiin posisi gue Car!" Potong Kenzie.
"LO YANG HARUSNYA NGERTIIN GUE!" teriak Caramel.
"Lo. Terus terusan nyakitin gue. Lo terus terusan bikin gue nangis. Gue sakit, cemburu, kecewa marah saat ngliat lo yang lebih peduli sama orang lain ketimbang pacar sendiri!"
"Car--"
"Gue kadang malu sama diri gue sendiri. Gue malu, karna gue suka sama orang, yang bahkan nggak pernah suka sama gue. Lo terus nyakitin gue, lo terus mentingin orang lain daripada gue. Inget Ken, gue juga punya hati. Sama kaya mereka, Gue bisa capek sama hati gue sendiri Karna terus terusan ngejar orang yang nggak pernah secuilpun nyimpen rasa buat gue!!"
"Gue capek. Gue capek Ken, kalo harus berjuang sendiri! Gue selalu sabar buat bikin lo suka sama gue, tapi nyatanya? Lo malah suka sama orang lain? Sama Tania? Lo itu sebenernya anggep gue siapa sih?"
Kenzie masih diam membiarkan Caramel meluapkan semua isi hatinya.
"Gue yang selalu nahan sakit saat ngliat kalian berdua mesra mesraan tepat dihadapan gue!" Caramel merunduk.
"Gue nahan rasa sakit itu sendiri Ken, cuma sendiri. Gue selalu berusaha tersenyum saat gue lagi sakit. Gue selalu nyoba buat bahagia didepan lo saat gue lagi kecewa ataupun marah. Lo selalu nglarang nglarang gue buat deket sama siapapun, gue nurut.
Gue nglakuin itu semua karna lo, gue selalu berusaha biar lo nggak kecewa sama gue. Gue takut lo marah sama gue. Tapi lo? Lo bahkan nggak pernah mau hidup lo diatur sama gue, lo selalu bersikap semau lo tanpa mikir ada gue disini yang udah menjabat jadi pacar lo! Gue cuma mau lo bisa ngehargain adanya gue, gue cuma mau, lo nganggep gue ada, cuma itu Ken" Caramel masih terisak.Dia menunjuk kearah dada Kenzie.
"Inget Ken. Caramel punya hati yang bisa rapuh, saat ngliat orang yang Caramel sayang selalu nyakitin hati dia" ucapnya yang kemudian berbalik ingin meninggalkan cowok itu dengan airmatanya.
Namun dengan cepat Kenzie menarik tubuh cewek itu kedalam pelukanya.
Kenzie salah, sangat salah, kenapa dia selalu membiarkan orang yang dia sayang mengalami ini semua?"Maafin gue Car, maafin gue! Gue emang cowok goblok yang bisanya myakitim hati lo! Tapi gue bener bener sayang sama lo!" Ucapnya.
"Gue nglakuin ini semua demi Tania. Dia lagi sakit. Parah. Gue nggak mau nyakitin hati dia untuk kedua kalinya!" Ucapnya.
"Tania. Dia. Menderita penyakit Leukimia!" Ucapnya hingga membuat Caramel terkejut dan melepas pelukanya.
"Le-Leukimia?" Tanyanya memastikan.
Kenzie mengangguk.
"Dia udah dari kecil menderita penyakit Leukimia, dan sekarang penyakitnya tambah parah, karna nggak mau ikut Therapy. Maka dari itu gue mau jaga Tania, gue mau bahagiain dia. Dia.berhak bahagia. Dia suka sama gue, gue bakal manfaatin itu untuk mbujuk Tania biar berobat""Sekarang lo pasti ngerti maksud gue Car, gue nggak ada niat secuil pun buat nyakitin lo. Maafin gue!"
Detik selanjutnya Caramel tersenyum dan mengangguk.
"Pergi. Temuin Tania! Jadiin dia pacar lo. Buat dia bahagia!" Tegasnya.
"Tapi--"
"Soal kita? Kita bakal break dulu. Gue mau nenangin diri gue Ken. Dan lo, selama kita Break. Lo ada kesempatan buat deketin Tania" setelah mengucapkan itu Caramel langsung pergi meninggalkan Kenzie yang masih diam.
"Break? Ki-Ta Break?" Gumam Kenzie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenzie[COMPLETED]
Novela Juvenil[12-02-2019] suatu perjalanan yang tidak pernah sia sia bagi Caramel. Sebuah akhir kisah cintanya yang ia tunggu tunggu. Bahkan perjalananya yang penuh lika liku itu akhirnya mendapatkan hasil. Gimana mau tau ceritanya baca yuk!)