48 panik!

2.9K 54 1
                                    

Detik selanjutnya, dia berlari meninggalkan mereka berdua dengan air matanya.

"Tania!!" Panggil Caramel yang sudah berdiri disebelah Kenzie.

"TANIA!!!! TAN!!!" panggilnya lagi. Namun tidak ada respon. Caramel panik, dia benar benar merasa bersalah. Bagaimana jika kejadian ini bisa berpengaruh pada kesehatan cewek itu?

Bugh!!

Kenzie terkejut dan memegangi perutnya yang terasa sakit, dia menoleh kesamping, dan mendapati wajah Caramel yang murka.

"Apaan si!!" Ucap Kenzie.

"Apaan si? Kenapa lo diem aja?! Cepet kejar Tania! Gue nggak mau dia kenapa napa!!" Marah Caramel. Namun Kenzie hanya diam.

Bugh!

Lagi, cewek itu terus meninju perut Kenzie keras.
Netra coklatnya perlahan mengeluarkan air mata.

"Bego!!! Ayo cepet Kejar! Dia dalam bahaya! CEPET!!!" Bentaknya. Karna Kenzie juga merasa bersalah akhirnya dia berlari mengejar Tania.

Caramel ambruk. Menutupi wajahnya dengan telapak tangan. Dia menangis, kenapa dia harus sebodoh ini. Harusnya tadi dia melepas pelukan Kenzie dan langsung menyusul Erlan.
Tapi terlambat, Nasi sudah menjadi bubur. Tania sudah mendengar semuanya. Apa yang akan terjadi?

Isakan tangisnya mulai terdengar, bahunya bergetar hebat. Dia bodoh! Sangat bodoh.
Tiba tiba sebuah tangan memegangi pundak Caramel, membuat cewek itu mendongak.

"Erlan?" Lirihnya, dia bangkit dan langsung memeluk erat tubuh a itu.

"Erlan. Maafin gue. Gue--gue emang cewek goblok!" Ucapnya membuat cowok itu kebingungan.

"Maksudnya apa sih Car? Gue nggak ngerti? Tadi gue kesini nyari lo, waktu udah sampe parkiran gue liat belakang lo nggak ada. Makanya gue balik lagi"

Caramel menggeleng.
"Adik lo Lan. Adik lo, dia udah tau semuanya dia--"

"Tenang Car. Lo bisa jelasin kegue pelan pelan. Mending lo ikut gue dulu!" Ajaknya.

*****

"TANIA!!" panggil Kenzie yang masih berlari mengejar Tania.
Cewek itu, benar benar membuatnya lelah, apa maksudnya lari lari gini.

"Huh--huh gila nih cewek huh!! Ngapain juga lari lari gitu huh! Dia kira lagi akting film holliwood kali yah huuh! Capek!!" Dumelnya di sela sela larinya.

Namun seseuatu mengejutkan, cewek itu menyebrang jalan, tapi sebuah mobil sedan meluncur dari arah kiri dengan kecepatan tinggi.

Kenzie panik, dengan sekuat tenaga dia berlari menyusul Tania, dan

Citt!!

Suara rem mobil terdengar keras, cowok itu berhasil membawa Tania kedalam pelukanya dan menariknya.

Tania masih menangis, dia panik, cewek itu memeluk erat tubuh Kenzie.

"Lo udah gila apa gimana sih!!" Bentak Kenzie, Tania terkejut dan langsung melepas pelukanya.

"Lo udah bikin gue lari lari, sekarang lo bikin gue panik!"

"Hiks, k-kak Kenzie jahat! Tania benci! Kaka, kakak udah bohongin Tania!! Pergi!!!" Bentaknya balik.

Kenzie membuang nafasnga kasar, ya memang kali ini dia yang salah, dia sudah membohongi Tania.

"Tan--"

"Kaka bilang Kaka suka sama Tania, tapi nyatanya? Kaka cuma pura pura. Kaka bilang Kaka udah putus sama Kak Caramel, tapi nyatanya? Kakak cuma Break. Kaka juga bilang kalo Kaka nggak suka sama kak Caramel, tapi? Mau berapa kali lagi Kakak bohongin Tania? Tania udah seneng, karna Kaka peduli sama Tania, tapi ternyata Kaka cuma kasian sama Tania karna Tania lagi sakit. Kaka sama aja kaya orang diluar sana. Pembohong! Tania kecewa sama Kaka!" Detik selanjutnya Kenzie langsung memeluk tubuh Tania.

"Maafin gue Tan. Gue cuma nggak bisa bohong sama perasaan gue sendiri. Gue pengin nyoba suka sama lo, tapi nggak bisa. Gue cuma suka sama Caramel. Cuma dia!" Pernyataan itu sangat membuat hati Tania sakit.
Kenyataanya memang pahit. Cowok ini, benar benar bisa membuat hidup Tania manis,belakangan ini. Tapi, pengakuan itu?

Tania masih menangis, kehidupanya itu sangat menyedihkan. Hidup disekelilingi penyakit, bertahan karna sebuah kemanisan yang palsu, kasih sayang, bahkan cintanya pun palsu. Kenapa? Kenapa dia tidak bisa bahagia seperti orang lain. Tujuan hidupnya selalu untuk kesembuhan penyakitnya. Kenapa dia tidak bisa hidup tenang seperti yang lain?
Benar benar pahit. Semua orang itu. Mereka, mereka hanya sepintas peduli denganya, melindunginya, memperhatikanya, menyayanginya, hanya sebatas kata kasian.

"Kenapa Kak, kenapa semua orang yang deketin Tania itu selalu berujung menyedihkan. Kenapa? Apa Tania nggak berhak bahagia?" Tania melepas pelukanya dan mendongak.

"Iya Kak? Apa Tania nggak berhak buat bahagia? Semua orang didekat Tania itu palsu. Perhatianya, cintanya, kasih sayangnya. Semuanya. Palsu. Termasuk Kakak. Kaka ngasih Tania itu semua, tapi kenyataanya? Kakak cuma pura pura. Kakak bukan nyakitin hati kak Caramel. Tapi kakak nyakitin hati Tania Kak. Kaka itu pembohong! penipu!"

"Tania maafin gue! Gue nglakuin ini semua demi lo. Gue pengin lo sembuh!"

"Ini apa lagi?"

"Tan, kali ini gue nggak bohongin lo. Jauh dari hati gue, gue pengin lo sembuh! Gue pengin penyakit itu, pergi dari tubuh lo!"

Tania mengangguk pelan, dan tersenyum miris.

"Tania bakal sembuh tanpa harus kaka berpura pura suka sama Tania.
Sekarang pergi, kembali sama Kak Caramel. Besok, Tania bakal pergi buat berobat. Makasih buat semuanya. Tania harap ini pertemuan terakhir kita!" Ucapnya pelan dan berlenggang pergi meninggalkan Kenzie yang masih diam, mencerna setiap perkataan Tania. Apa maksudnya?

Tak sadar Kenzie meneteskan air mata, dia salah, rasa bersalah itu menguasainya.

"Maafin gue Tan, maafin gue! Lo pantes benci sama gue, karna gue penghianat, penipu, sama kaya yang lo bilang! Gue brengsek!" Desisnya.

*****

"Minum dulu Car!" Erlan menyodorkan sebotol air mineral pada Caramel.
Cewek itu menerimanya dan langsung meneguknya pelan.
Kini mereka sedang berada didalam mobil Erlan.

"Sebenernya ada apa Car? Kenapa lo tiba tiba nangis kaya gitu?" Tanya Erlan.

"Lan, adik lo, dia udah tau semuanya! Semua perjanjian gue sama Kenzie. Dia udah tau, semuanya Lan. Gue khawatir dia kenapa napa!"

Erlan bungkam. Jadi? Mereka bohongin adiknya? Kenapa? Kenapa harus berbohong.

Caramel melirik Erlan karna merasa tidak ada respon.

"Lan. Maafin gue, gue nggak bermaksud buat bohong!" Desisnya.

"Lo, gue anter pulang" ucap Erlan dingin.

Caramel terdiam. Dia salah, sangat salah, kenapa dia harus sebodoh ini. Sekarang Erlan pun akan membencinya karna kebohongan itu.

Cewek itu menunduk, setetes air mata terjatuh dari kelopak matanya.

"Maafin gue Lan!" Gumamnya lirih.

15 menit berlalu, mobil Erlan pun berhenti di depan gerbang rumah Caramel.

Sedari tadi cowok itu tidak melirik kearah Caramel sedikitpun. Tatapanya terus memperhatikan Jalan. Tidak biasanya Erlan seperti ini. Apa dia marah?

"Lan--"

"Keluar" suara dingin itu membuat hati Caramel seperti tertusuk tusuk.
Cewek itu pun keluar dari mobil Erlan.

"Makasih Lan. Sekali lagi gue minta maaf. Gue nggak bermak--" belum selesai berbicara, Erlan sudah menutup kaca mobil yang diduduki Caramel tadi dan berlalu pergi.

Caramel lagi lagi menangis. Hatinya sakit. Dia benar benar marah dengan dirinya sendiri. Dia frustasi. Bagaimana ini? Bagaimana lagi dia harus berbicara kepada Erlan ataupun Tania?

Dia berlari memasuki rumah. Sendiri! Orang tuanya sedang berada di Bandung. Dia sudah pergi satu minggu yang lalu.
Dia benar benar sendiri, tidak ada orang yang bisa dia ajak bicara.


Kenzie[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang