39 pertemuan

2K 52 0
                                    

Malam ini tepat jam 8 malam Kenzie sedang berjalan memasuki sebuah Caffe yang dekat dengan perumahanya, padahal istirahatnya belum cukup siang tadi.

Namun karna rasa penasaran pada orang yang telah mengirimnya pesan  pagi tadi pun dengan terpaksa dia menemuinya.

Namun langkahnya terhenti saat melihat seorang pria yang berawakan sedikit tinggi tengaj duduk di meja yang sudah di pesan oleh Kenzie.

"Papah?" Lirih Kenzie sangat lirih.

Pria itu kemudian menoleh saat terlihat seseorang sedang berdiri di sebelahnya.

"Kenzie?!" Ucap Pria itu, yang kemudian bangkit dari duduknya.

"Sini Ken, duduk dulu" Gibran mencoba basa basi.

"Untuk apa Anda mengajak saya bertemu disini?" Tanya Kenzie.

"Duduk dulu nak, papah ingin membicarakan sesuatu denganmu" ucapnya lembut.

Namun tiba tiba saja nafas Kenzie mulai tak beraturan.
"Saya tidak ada waktu untuk meladeni Anda!" Kesalnya yang kemudian berbalik namun ucapan Gibran menghentikan langkah cowok itu.

"Papahmu ini tidak pernah selingkuh!" Tegasnya, hingga membuat beberapa pengunjung Caffe langsung menatapnya.
Cowok itu kemudian berbalik badan mendekati Gibran.

Kenzie terkekeh sejenak.

"Anda tidak selingkuh? Bukanya anda yang memberi tau kami saat itu? Anda membuang keluarga kecil anda yang dari dulu sudah mencintai Anda. Bagaiman perasaan anda saat anda berada di posisi kami semua saat itu? Kecewa, marah, sedih bercampur menjadi satu. Anda membuang keluarga kecil anda, anda membuang kami semua termasuk mamah saya, Anda tau? Mamah saya waktu itu hampir gila karna perlakuan Anda, anda tau!!" Teriaknya.

"Anda sudah pergi dengan sendirinya, dan anda sudah mengajarkan kami hidup tanpa harus memiliki seorang ayah! Dimana perasaan anda sebagai seorang kepala keluarga, yang tega meninggalkan istri dan keluarganya hah?!!"

"Kenzie, maafkan papah, papah mohon kali ini, tolong dengarkan penjelasan papah. Papah mohon!" Ucapnya parau diiringi sebuah air mata yang mulai menetes.

Kenzie sangat tidak kuat saat melihat orang yang ia sayangi dibuatnya menangis, hati Kenzie seperti hancur saat melihat air mata itu mulai deras mengalir.
Hingga seketika ucapan Caramel mulai terngiang di kepalanya.

"Baik!" Ucap Kenzie, membuat pria itu langsung mendongak menatapnya.

"Saya akan memberi anda kesempatan untuk menjelaskanya" sambungnya dengan tenang.

Gibran tersenyum, dan mulai menceritakan.

Fllasback on.

Hari ini Gibran tengah duduk di kursi kantor miliknya, dia sangat frustasi dengan keadaan kantornta saat ini.
Gara gara pada waktu itu ada sebuah perusahaan yang meminta pertolongan agar menyuntikan dana keperusahaanya dan mengajak bekerja sama waktu itu.
Dananya cukup besar, namun dengan senang hati Gibran menyuntikan Dana pada perusaahan itu, namun 1 bulan kemudian sudah tidak ada kabar, ataupun perkembangan dari perusahaan yang Gibran bantu, dan tau tau dia telah di tipu, sedangkan uang yang dimiliki kantor Gibran sudah di berikan kepada perusahaan itu, hingga saat itu, perusahaan milik Gibran mulai Bangkrut.

" permisi pak, saya mendengar kabar buruk tentang perusahaan ini pak, tidak ada perusahaan yang mau menyuntikan dana kepada perusahaan kita pak, saya bingung harus mencari kemana lagi" ucap Ina sekertaris Gibran dengan raut wajah cemasnya.

Gibran langsung membuang nafasnya kasar.
"Harus gimana lagi ini? Apa yang harus saya lakukan untuk menyelamatkan perusahaan ini? Saya benar benar menyerah!" Ucap Gibran.

"Sebenarnya kalau Bapak mau, saya akan mengajak Bapak pergi ke singapure untuk bertemu dengan teman saya disana, dia memiliki perusahaan yang cukup besar disana, mungkin dia mau membantu kita?" Tawar Ina, dan langsung disetujui oleh Gibran.

Namun karna tidak ingin menambah beban keluarganya dia tidak ingin memberitau masalah ini dengan istri maupun anaknya.

Hingga pada malam itu, Gibran terpaksa berbohonh kepada keluarganya, yang meminta bantuan pada Ina untuk menyamar menjadi Calon istrinya.

Sampai di rumah Sinta, dia mulai menguatkan Hatinya untuk berbicara ini.

"Papah!" Panggil Rere dengan senangnya.

"Malam pah!" Sapa Sinta, dan Kenzie hanya tersenyum menyambut papahnya.
Namun seketika senyuman mereka bertiga memudar saat melihat seorang Wanita yang mulai muncul di belakang Gibran dan langsung menggandeng tangan pria itu.

"Kenalkan, ini Ina, Calon istri papah!" Ucapnya tegas.

"Papah? Apa apaan ini?" Sinta.

"Iya mah, ini calon istri papah, maafkan papah, karna baru mengatakanya sekarang"

"PAPAH! PAPAH INI APA APAAN SI?! BAWA WANITA LAIN KERUMAH KITA, DAN MENGENALKANYA SAMA KITA SEMUA?!!" teriak Kenzie dengan matanya yang mulai memerah.

"PAPAH JAHAT! PAPAH NGGAK INGAT? INI HARI ULANG TAHUN RERE PAH! HARUSNYA MALAM INI, PAPAH MAKAN BARENG SAMA RERE SAMA KAKA, SAMA MAMAH! TAPI PAPAH MALAH SELINGKUH!!" marahnya yang kemudian pergi menaiki tangga dan menuju kamarnya.

"Pah? Apa alasan papa untuk menikah lagi? Apa papah udah nggak sayang sama mamah? Keluarga kecil kita ini?" Tanya Sinta dengan air matanya.

"Maafkan papah mah, papah sangat mencintai Ina, maafkan papah, papah harus pergi!" Ucapnya yang kenudian meninggalkan mereka.

Sinta langsung menjatuhkan tubuhnya dilantai, dengan cepat Kenzie langsung mendekap tubuh Sinta.

Akhirnya Gibran pun melangkah keluar rumah dengan air mata yang tidak bisa ia bendung lagi, Gibran menangis.

"Maafkan papah Mah!" Ucapnya.

"Pak, kenapa bapak tidak jujur saja kepada keluarga bapak, kalo bapak mau keluar negri untuk mengurusi perusahaan bapak?" Tanya Ina.

"Tidak Ina, ini sudah menjadi yang terbaik, saya tidak ingin membebani keluarga saya!"

"Tapi bap--"

"Sudahlah ayo kita langsung kebandara, terimakasih telah membantu saya!"

Fllasback end

Kenzie sangat menyimak penjelasan dari Papahnya tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Maafkan papah Kenzie, maafkan papah udah bohong sama kalian, papah udah menjelaskan ini semua sama mamah dan Rere. Maafkan papah Kenzie, papah mohon, papah merindukanmu!" Ucapnya yang kemudian menangis lagi.

"Kenapa papah harus bohong pah? Kenapa? Papah bisa jujur sama kita semua kan?" Kenzie.

"Papah tau papah salah, ini semua demi masa depan kamu dan juga Rere Kenzie!" Ucapnya.

Perlahan Kenzie langsung memeluk erat Tubuh Gibran, membuat pria itu kaget. dan langsung menumpahkan air matanya di pundak Putranya.

"Maafin Kenzie juga Pah, karna Kenzie egois!" Ucapnya.

"Ka-kamu manggil saya papah lagi?" Dan lagi Gibran terkejut dengan panggilan Kenzie terhadapnya.

Kenzie melepas pelukanya.

"Karna papah, masih papah Kenzie!"

"Jadi? Kamu sudah memaafkan papah?" Kenzie menangguk.

"Dan mau nerima papah lagi?" Lagi lagi Kenzie mengangguk.

"Terima kasih Ken, terimakasih!!" Ucapnya sembari tersenyum lebar.

Jangan lupa kasih vote and komen yak

Kenzie[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang