33 Erlan dan Kenzie?

2.1K 53 0
                                    

Sudah hampir 3 hari Kenzie bingung dengan keputusanya, bertemu atau tidak?
Cowok itu masih frustasi dengan semuanya, pikiranya masih mengarah pada Papahnya.

Kini Kenzie sedang berjalan di karidor.

"Kak Ken!!" Panggil seseorang, cowok itu membalikan badan dan menemukan Tania disana.

"Kak, Tania bawain makanan buat Kaka, terima yah?" Tania menyodorkan sekotak makanan.

Kenzie mengangkat salah satu alisnya.

"Terima dong kak??" Mohon Tania.

Seulas senyum dari bibir tipis milik cowok itu pun datang, kemudian tanganya beralih menerima kotak makanan itu.

"Makasih!" Ucapnya.

"Yaudah Tania balik kekelas dulu Kak, jangan lupa dimakan loh" ucapnya dan diangguki oleh Kenzie.

Kemudian cowok itu pun kembali melanjutkan jalanya menuju kelas, namun langkahnya terhenti saat melihat seseorang yang sedang berjalan berdampingan dihadapanya.

Lantas Kenzie mempercepat langkahnya mendekati dua orang itu, saat sudah dekat, dengan cepat Kenzie menarik dengan Kasar tangan cewek itu, hingga membuat cewek itu terkejut.

"Kenzie?" Lirihnya.

"Eh Ken lo apa apaan si hah?!" Tanya cowok itu, ya mereka adalah Erlan dan Caramel.

"Diem lo!" Tajam Kenzie dan langsung berjalan meninggalkan Erlan dengan menarik lengan Caramel.

"Akh, sakit Ken!" Dumel Caramel, cengkaraman tangan cowok itu terlalu kuat hingga membuat cewek itu meringis kesakitan.

Kini mereka sampai didalam kelas, dengan Kasar Kenzie melepas cengkramanya dari tangan Caramel, sedangkan tangan yang satunya masih setia memegang kotak makan dari adik kelasnya tadi.

"Gue nggak suka ya! Liat lo deket deket sama Erlan!" Marahnya, sedangkan Caramel masih saja memegangi pergelangan tanganya yang memerah.

"Lo denger gue nggak sih!!" Bentaknya, hingga membuat seisi kelas menatapnya.

"Eh, tu Kenzie kenapa bro!!" Tanya Leo.

"Gue nggak tau! Tapi kayaknya dia lagi marah besar!" Balas Alvaro.

"Loh, Caramel kenapa?" Tanya Kaisar.

"Masalah kali!" Balas Amanda.

Setetes air mata meluncur dari kelopak mata Caramel.

"Ma-Maafin gue Ken.." ucapnya lirih.

"Gue paling nggak suka, liat cewek cengeng kayak lo!" Ketusnya.

Kemudian Caramel menghapus air matanya.

"Gue udah nggak nangis lagi, gue minta maaf Ken, lo jangan marah lagi ya?" Ucap Caramel, namun tak ada balasan, justru Kenzie malah berlenggang pergi menuju Bangkunya, namun sekilas tatapan Caramel menatap sebuah kotak makan yang di bawa oleh Kenzie.

Caramel mendongak , dan juga langsung pergi menuju bangkunya, disana terlihat ada Kaisar dan Amanda.

"Car lo kenapa? Kok Kenzie marah marah sama lo?" Tanya Amanda.

"Tadi dia marah liat gue jalan berdua sama Erlan" ucap Caramel.

"Lah emang kenapa? Kenzie deket sama adik kelas juga boleh masa lo nggak?" Kini Kaisar membuka mulut.

"Dasar cowok egois!!" Sindir Amanda.

Caramel hanya diam membisu.
Tak lama setelah itu Erlan datang, memasuki kelasnya semua seisi kelas menatapnya terutama Kenzie.
Kemudian Erlan melangkah mendekati meja Caramel.

"Car lo nggak papa?" Tanya Erlan cemas.

Caramel melirik kearah Kenzie yang juga sedang melirik kearah Caramel.

"Gue nggak papa kok, mending lo duduk aja sana!" Usir Caramel, cewek itu tidak ingin Kenzie marah lagi kepadanya.

"Tapi lo--"

"Udah sana duduk" akhirnya cowok itu pun menurut.

*****

"Heh sebenernya mau lo apa si?!" Tanya Kenzie pada Erlan, kini cowok itu tengah berada di depan kelas, Caramel baru saja Kenzie suruh pulang duluan.

Erlan tersenyum licik.
"Mau gue apa? Gue mau Caramel lo lepas buat gue!" Balasnya, membuat Kenzie membulatkan matanya dengan sempurna.

"Denger ya! Gue nggak akan melepas apa yang udah gue genggam!" Tajamnya.

"Udah lah Ken! Gue tau lo nggak bener bener suka kan sama dia? Terus buat apa lo pertahanin kalo nyatanya lo nggak pernah ada perasaan sama dia?"

Benar kata Erlan, Kenzie tidak mempunyai perasaan apa apa pada Caramel, tapi entah kenapa hatinya menolak untuk melepaskan Caramel untuk orang lain, apa lagi melepasnya untuk Erlan.

Kemudian Erlan menepuk pundak Kenzie.

"Udah lah bro, lepasin aja buat gue. Apa perlu gue beli tu cewek dengan harga mahal, biar bisa lo lepasin?" Tanya Erlan, reflek Kenzie langsung menarik kerah baju Erlan secara kasar.

"Maksud lo apa hah? Caramel itu bukan barang yang bisa lo beli pake uang! Lo kira Caramel tuh cewek murahan? Jangan pernah lo sama samain Caramel sama cewek diluar sana yang pernah lo manfaatin tubuhnya!!" Tegas Kenzie, rahangnya mengeras, matanya membulat, urat urat yang dilehernya pun terlihat.

Bugh!

Satu tinjuan keras mendarat dipipi kanan Kenzie dari Erlan.

"Jangan pernah lo ungkit ungkit kejadian itu, gue yang sekarang bukan gue yang dulu! Gue udah berubah, demi siapa? Demi Caramel! Gue sayang sama dia, nggak kaya lo! Lo macarin dia karna lo ngrasa kasian sama dia bukan?" Erlan tak kalah emosi dengan Kenzie.

Bugh!

Kenzie membalas pukulan diwajah Erlan dengan keras.

"Lo denger gue! Sampai kapan pun gue nggak akan pernah nglepas Caramel buat lo! Selama dia masih sama gue, lo nggak akan pernah bisa ngrebut dia dari gue, karna apa? Karna dia cuma suka sama gue ngerti!" Tajamnya.

"Lo itu cowok brengsek yang udah tega nyakitin cewek gue!" Sambungnya.
Erlan terkekeh sejenak.

"Terus? Apa bedanya sama lo? Tanpa lo tau, Lo juga sering nyakitin hati Caramel, lo sering jalan berdua kan sama Cewek yang gue tau itu adik kelas kita? Lo pun sama brengseknya kaya gue Kenzie!" Balas Erlan.

"Gue sadar kalo gue nyakitin hati dia!"

"Terus? Kalo lo emang sadar? Kenapa lo tetep sakitin dia hah?"

Kenzie diam, Erlan selalu benar, kalo memang dirinya sadar? Kenapa dia selalu menyakiti hati Caramel?

"Nggak bisa jawab kan lo?"  Erlan

"Lo beruntung Ken! Karna Caramel masih bisa bertahan sama lo! Walaupun udah sering lo sakitin, gue bingung hati Caramel itu terbuat dari apa? Lo tau? Dulu juga gue sempet dikasih kesempatan sama dia, tapi selalu gue sia siain! Makanya sekarang gue ngejar ngejar dia, karna gue sadar, gue salah, gue mau menebus semua kesalahan gue sama dia, gue mau balikan lagi sama dia! Tapi gue dateng disaat yang salah, sekarang dia udah milih lo Ken, walapun dia milih lo, tapi gue bakal terus merjuangin dia, karna gue masih sayang sama dia!"

Kenzie menatap Erlan dengan tajam, hingga tak sadar dari samping seorang cewek tengah memperhatikan mereka berdua.

"Abang?" Lirih cewek itu, kedua cowok itu pun menoleh secara bersamaan, sesaat setelah itu Erlan sedikit terkejut saat mengetahui siapa yang tadi memanggil ' Abang'

Haluuuu author update lagi nih
Semoga kalian jadi pembaca setia cerita Kenzie yah hehehe

Jangan lupa bantu vote ya

Kenzie[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang