15 Teh hangat

2.3K 73 3
                                    

Kenzie menghentikan motornya di depan sebuah rumah yang cukup besar, kemudian Caramel menuruni motor Kenzie dengan hati2.

Tubuhnya masih kedinginan, kakinya bergetar, bibirnya masih membiru.

"Lo nggak papa?" Tanya Kenzie, yang kemudian ikut turun dari motornya.

"Em gu--gue nggak papa kok, ini jaket lo makasih ya!" Ucapnya gemetar.

"Lo tanggung jawab!" Ucap Kenzie.

Caramel memicingkan matanya,
"Hah?"

"Lo kan udah pinjem jaket gue kan! Jadi lo harus nyuci tu jaket ngerti!!" Jawabnya ketus.

"Lah kok gitu, bukanya lo yang ngasih?"

"Ya--ya lo tetep harus tanggung jawab lah!" Gugupnya.

"Iya iya deh!"

Saat Caramel akan memasuki rumahnya, tiba tiba kakinya sangat lemas, dia terhuyung kebelakang, untung cepat2 Kenzie menangkap tubuhnya, jika tidak entah apa yang terjadi.

"Kalo lo nggak bisa jalan ngomong!! Jan kicep!" Tegasnya.

Caramel mengangguk lemah, tiba tiba Kenzie menggendong Caramel ala Bridal style.

"Eh?"

"Lo nggak bisa jalan kan!"

Jantungnya kembali berdetak tak karuan, rasanya cewek itu ingin berteriak sekeras kerasnya.

Mereka memasuki ruang tamu, dan seorang wanita paruh baya keluar dari kamar.

"Ya ampun Cara, kamu kenapa? Kok gendong gendongan gini?" Tanya Renata Mama Caramel.

"Ini tan! Dia tadi ujan ujanan, lemes!" Jawab Kenzie.

"Aduhh kenapa bisa ujan ujanan siih? Sini sini duduk dulu, biar mama bikinin teh hangat!"

Caramel mengangguk, kemudian Renata pergi menuju dapur untuk membuatkan 2 cangkir teh untuk Kenzie dan Caramel.

"Makasih Ken!" Lirih Caramel.

Tak lama Renata keluar dari dapur dan membawakan 2 cangkir teh untuk mereka.

"Ini Cara minum dulu biar angetan, kamu juga ya" Renata memberikan salah satu cangkir teh tersebut kepada Kenzie.

"Makasih tan!" Ucap Kenzie.

Renata tersenyum, " Cara, kalo kamu mau pulang telpon supir rumah dong, biar dijemput, jadinya kan nggak ujan ujanan kayak gini" ucapnya lembut.

"Tadi hp Caramel mati ma, batre low"

Renata membuang nafasnya kasar, Kenzie yang menatap dua wanita yang sedang berdebat kecil itu pun seketika sudut bibirnya terangkat.

"Tapi untung tadi ada Kenzie ma" Caramel beralih menatap Kenzie yang sedang menyruput teh hangat buatan Renata.

"Oh namanya Kenzie? Cowok yang kemaren kamu ceritain itu bukan?" Tanya Renata pada Caramel, seketika Caramel membulatkan matanya, bagaimana bisa, mamanya bicara seperti itu didepan Kenzie.

Kenzie memicingkan matanya,
"Maksud tante?"

"Iya, kemaren tuh Caramel--"

"Mah" lirih Caramel yang cepat2 menghentikan mamanya.

Renata nyengir tanpa dosa.

"Oh iya Tan, saya pamit pulang dulu soalnya masih ada urusan" ucap Kenzie.

"Oh yaudah nggak papa, ngomong ngomong makasih ya udah nganter anak tante kerumah?" Ucap Renata.

"Iya tan sama sama, makasih juga untuk teh hangatnya tan"

Renata mengangguk lalu tersenyum, begitu juga dengan Caramel.

Kenzie beranjak dari duduknya dan langsung menyalami tangan Renata.

"Pamit pulang tan"

Caramel pun ikut berdiri di sebelah Kenzie, kemudian cowok itu meliriknya.

"Ngapain?" Tanya Kenzie.

"Mau nganter lo keluar lah?" Balas Caramel.

"Gue nggak nyuruh lo kan?" Ketus Kenzie.

Caramel menggelengkan kepalanya, Renata yang melihatnya pun seketika menautkan kedua alisnya.

"Duduk!" Pinta Kenzie.

"Tapi--"

"Gue bilang duduk ya duduk"

Caramel meneguk salavinanya bulat bulat, kemudian mendudukan bokongnya kembali disofa.

"Pulang dulu tan!" Kenzie tersenyum dan langsung pergi meninggalkan mereka di ruang tamu.

Kenzie menyalakan mesin motornya dan langsung pergi meninggalkan halaman rumah Caramel.

"Tu kan ma! Liat?" Ucap Caramel tiba2.

"Lah kenapa?"

"Ck mama ini, mama liat kan tadi si Kenzie gitu, dia itu ketus banget sama aku! Masa iya mau nganter kedepan aja nggak boleh!" Caramel melipat tanganya didada dan mengerucutkan bibirnya.

"Cara? Denger mama, coba kamu cari arti di dibalik semua ucapan Kenzie yang jutek itu, di balik ucapanya itu ada arti tersendiri kalo dia itu perhatian sama kamu, dia takut kamu kenapa napa, jadi...jangan berpikir negatif dulu" jelas Mama Caramel.

"Hah masa si ma?"

Renata mengangguk.

"Lah terus kalo yang ini artinya apa?
Waktu itu Caramel mbuatin dia brownis coklat tu ma, terus waktu Cara mau ngasih kedia, dia itu nolak ma, terus katanya nggak suka coklat, lah anehnya waktu aku mau ngasih brownis itu ke Jazztin ma, dia malah dateng tiba2 terus ngrebut kotak itu, kan aneh, bilangnya nggak suka coklat tapi malah di ambil!"

"Haduhh polosnya anak mama, Cara harus tau, dia itu nggak suka kalo kamu kasih Brownise itu ke cowok tadi yang kamu bilang, cemburu mungkin!" Kemudian Renata langsung beranjak dari tempat duduknya dan langsung memasuki kamar.

"Cemburu? Alahh nggak mungkin cowok itu cemburu sama gue!" Dumel Caramel.

Gimana gimana? Menurut kalian Kenzie bakalan suka nggak ya sama Caramel?
Lanjutin baca ceritanya yahhh
Jan lupa vote.

Kenzie[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang