44 pertolongan

2.2K 56 1
                                    

Setelah pulang dari rumah Kenzie cewek itu langsung kembali kerumah.
Sepi. Mungkin kedua orang tuanya masih ada dikantor mereka.
Caramel duduk di tepi kasur, memikirkan kejadian dari kemarin, saat terlihat Kenzie sudah mulai dekat dengan Tania adik kelasnya.

Netra coklat milik cewek itu kemudian mulai basah dipenuhi air mata yang siap meluncur dari kelopak matanya.
Bahkan saat ini hatinya masih sakit saat teringat tadi siang Kenzie membela seorang cewek yang berstatus sebagai adik kelasnya itu.

Caramel kembali mengingat perjuanganya dari awal yang sangat menginginkan Kenzie menjadi pacarnya.

Merebut cowok itu dari cewek yang bernama Elsa, sampai terjadi kekerasan fisik terhadapnya.
Namun setelah susah payah cewek itu berjuang akhirnya mendapatkan apa yang dia inginkan.

Hingga merasa dia sudah benar benar Tenang karna Elsa sudah tidak ada disana.
Namun beberapa hari setelah itu, datang Tania. Adik kelas yang juga menyukai Kenzie.
Air mata Caramel semakin deras mengalir, membayangkan kisah cintanya dengan Kenzie sama seperti dulu saat bersama Erlan. Sangat kacau.

*****

Caramel tengah berjalan menuju Kelasnya, dengan langkah pelan,dan tatapan kosongnya.
Tidak ada senyuman dibibirnya, bukanya tidak ada, tapi karna tidak ingin mengumbar senyumnya kali ini.

Hingga tak sengaja pendengarnya menangkap suara seseorang.

"Kak, makasih ya, lagi lagi Kaka jemput Tania terus jagain Tania juga" ucap cewek itu yang tengah berjalan beriringan dengan Kenzie.

"Iya sama sama, udah tugas gue buat jagain lo kok!" Kenzie mengusap lembut puncak kepala Tania.

Lagi lagi matanya berkaca kaca.
Tidak ada lagi Kenzie yang cuek, judes, galak.
Itu semua sudah lenyap, semenjak datangnya Tania.
Sekarang cowok itu sangat perhatian bukan untuk Caramel tapi untuk Tania.

Caramel mempercepat langkahnya agar segera memasuki kelas, pandanganya kabur akibat air mata yang menggumpal dikelopak matanya. Cewek itu mengusap matanya dengan kasar.

"Loh? Caramel lo kenapa?" Tanya Amanda Khawatir saat melihat temanya memasuki Kelas dengan mata yang memerah.

"Gu-gue nggak papa kok nda" jawab cewek itu.

"Kenzie lagi?" Tanyanya.

"Cowok itu, bener bener brengsek!" Desis Amanda.

Amanda langsung memeluk tubuh Caramel, memberikan kekuatan pada temanya itu.

"Car, kalo emang lo udah nggak kuat. Mending lo putusin aja Kenzie, lepas dia! Dia nggak bener bener sayang sama lo!" Tegas Amanda namun lirih.

Caramel menggeleng," Kenzie suka sama gue, dia yang bilang sendiri, waktu dipuncak!"

"Suka bukan berarti sayang Caramel! Kalo emang dia beneran suka sama lo. Mana mungkin dia nyakitin lo terus terusan? Lo jangan jadi cewek Goblok Car!" Bentak Amanda, tangisan Caramel mulai pecah.

"Gue nggak mau nglepasin Kenzie Nda, gue sayang sama dia! Gue udah susah payah buat dapetin cinta dia" ucapnya lirih.

*****

Bel istirahat berbunyi, semua murid berlalu lalang menuju kantin untuk mengisi perutnya masing masing.

" eh katanya, ulang tahun sekolah nanti bakal ngadain lomba loh!" Ucap Amanda sambil berjalan menuju kantin.

"Lomba apaan?" Tanya Kaisar yang ada dibelakang mereka.

"Gue sih nggak tau pasti, cuma denger denger, kita disuruh pake gaun yang bagus!" Balas Amanda.

"Oh ya? Jangan jangan Fashion show lagi!" Caramel.

Amanda hanya mengangkat bahunya.
Sorotan mata Caramel menatap Kenzie yang sedang berjalan bersama kedua temanya. Cewek itu tersenyum, sangat tampan.

"KENZIE!!"

" KAK KENZIE!!"
Teriak Caramel dan Tania bersamaan.
Kedua cewek tersebut langsung menatap satu sama lain, sedangkan Kenzie langsung menatapnya bingung, begitu juga dengan kedua temanya.

"Wih, Ken? Dua cewek sekaligus!" Desis Leo.

Caramel berjalan mendekati Kenzie.
Yang kemudian tak sengaja kakinya tersandung batu yang cukup besar disana hingga membuat kakinya kesleo.
Caramel mendesis kesakitan, dia terkilir, kemudian jatuh diatas tanah.
Kenzie ingin mendekat kearah Caramel lalu menolongnya.

"Ken, cepet bantu Caramel, dia lagi kesakitan!" Pinta Alvaro.

Namum pemandangan tak biasa tiba tiba muncul, Kenzie melirik Tania.
Hidung cewek mungil itu mengeluarkan darah, membuat teman temanya panik.
cowok itu menoleh lagi keara Caramel yang sedang kesakitan dan menangis sambil berteriak memanggil namanya agar cepat membantu dia. Kenzie dibuatnya semakin bingung.

Sekali lagi, teman teman Tania berteriak memanggil nama Kenzie disana.
Salah satu dari mereka berlari mendekati Kenzie.

"Kak, tolongin Tania plisss! Dia ngluarin darah terus!" Panik cewek itu.
Caramel bisa melihat wajah Kenzie yang tengah kebingungan.

"Kenzie tolong gue" lirih Caramel sambil sesekali menyeka air matanya.

Namun kembali lagi, hatinya kecewa, Kenzie tidak berlari mendekati Caramel, melainkan mendekati Tania.
Iya, cowok itu sangat cemas melihat keadaan Tania saat ini.

Cewek itu. Caramel. Dia bisa melihatnya, sang kekasih yang lebih memilih orang lain ketimbang dirinya, sang kekasih yang lebih mengkhawatirkan orang lain ketimbang pacarnya sendiri.

Detik selanjutnya Caramel bisa melihat seseorang mengulurkan tanganya tepat didepan wajah.
Dia mendongak.

"Erlan?"

"Sini gue bantu" ucap cowok itu, dengan ragu Caramel menerimanya, sesekali melirik Kenzie.

*****
Disisi lain Tania masih menyeka darah yang mengalir, pandanganya mulai memburam.
Sampai akhirnya dia bisa melihat seseorang mendekat.
Tania tersenyum saat melihat Kenzie setengah berlari mendekati dirinya.

"Kak Kenzie?" Lirihnya,hingga tak sadar pandanganya mulai memburam. Tania pingsan.

"TANIA!!" teriak Kenzie, semua orang bisa mendengar teriakan itu, sampai dirinya menjadi pusat perhatian.
Dengan gercep Kenzie menggendong tubuh mungil itu.
Dan membawanya pergi.

*****

Erlan tersenyum.

"TANIA!!" semua orang mendengar teriakan itu, termasuk Erlan dan Caramel.
Bukan hanya itu, Amanda, dan Kaisar juga menoleh.

Erlan membantu Caramel berdiri, dan kembali menatap Kenzie yang tengah menggendong sang adik.

Caramel masih menangis, dia sakit, kecewa, bahkan marah.
Dengan cepat Erlan memapah Caramel menuju UKS.

Cewek itu didudukan diujung kasur UKS.

"Thanks Lan" ucap Caramel lirih.

"Jangan sedih!" Ucapan itu meluncur dari mulut Erlan membuat Caramel menatapnya intens.

"Gue tau lo sakit hati liat Kenzie yang lebih milih nolongin orang lain ketimbang lo" sambungnya.

"Gue--"

"Car, kalo emang hati lo nggak kuat liat Kenzie terus deket sama cewek lain. Mending lo udahin aja hubungan lo sama dia, dari pada keterusan makan hati. Gue tau lo sering nangis, kecewa, marah sama sikap dia sama lo" Erlan menatap Caramel.

"Gue nggak mau liat lo sedih kaya gini! Gue pengin liat lo yang dulu, cerewet, bahagia, bahkan jail! Tapi lo yang sekarang? Lo lebih sering nangis, diem, nggak secerewet dulu"
Caramel yang mendengar ucapan Erlan kembali menangis, yang kemudian langsung memeluk erat tubuh itu.
Dia menangis sejadi jadinya disana.
Erlan tersenyum yang kemudian membalas pelukan Caramel.

"Maafin gue Car, karna gue belum ngasih tau lo. Kalo cewek yang sekarang deket sama Kenzie itu adik gue sendiri!" Batin Erlan.

Hallo author update lagi nih

Ayo baca terus cerita Kenzie, menuju ending loh

Jangan lupa vote dan komen yak.

Kenzie[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang