chap 29

988 33 5
                                    

Setelah seul bi keluar, devian trus menatap ke arah aishi. Ia mengecup setiap sayatan di tangan aishi dengan lembut karena takut aishi terbangun karena nya.

"maafin kakak..maaf" ujar devian lalu mengecup kening aishi.

Aishi perlahan membuka matanya dan mengerjapkan matanya mencoba menyesuaikan dengan cahaya ruangan.

"kamu sudah sadar, kakak panggil dokter dulu ya" devian langsung keluar untuk memanggil dokter.

Tak berselang lama, devian kembali dengan seorang dokter. Dokter tersebut mengecek kondisi aishi.

"kondisi nya sudah lebih baik, tunggu sampai besok atau lusa pasien bisa pulang"

"saya mau pulang besok" ujar aishi pelan.

"tunggu cairan nya habis ya, kalau anda mau pulang besok juga tidak apa apa. Tapi jangan lupa minum obat dan pastikan luka tersebut selalu kering supaya cepat sembuh"

"trima kasih dok"

"anda bisa mengambil resep obat di ruangan saya setelah ini" ujar dokter itu.

"baik dok, tapi saya ambilnya nanti tidak apa apa kan? Soalnya mama saya belum kembali dari beli makanan"

"tidak apa apa pak" dokter tersebut keluar meninggalkan aishi dan devian berdua.

"kakak minta maaf shi" devian menatap aishi dengan menggenggam tangan aishi.

Aishi mengalihkan pandanganya, melepas kontak mata dengan devian yg hanya terjadi beberapa detik saja.

"aishi" panggil devian lemah

"hmm"

"maafin kakak ya dan jangan minta pisah ya... Please" pinta devian sedih. Aishi hanya diam.

"aku masih berharap kalau bang all bakal datang dan bawa aku pergi" batin aishi.

"aishi please.. " pinta devian lagi.

"kak dev tolong jangan berisik" ujar aishi masih dengan memalingkan wajahnya. Devian diam, ia menghembuskan nafasnya pelan.

"kenapa kamu ngelakuin ini? Apa gk sakit?" tanya devian, walaupun disuruh diam ia tetap berbicara karena ia sudah memantapkan hatinya dan yakin kalau ia jatuh cinta dengan aishi. Dan jika masih ragu, ia akan berusaha untuk jatuh cinta, karena bagaimanapun aishi adalah istrinya yg pertama dan terakhir. Ya, itu janjinya.

"aku gk kuat.. Aku nyerah.." ujar aishi pelan.

"apa? Kamu nyerah? Maksutnya?" tanya devian memastikan pendengaranya.

"aku gk kuat karena pegangan aku gk ada. Sandaran aku juga pergi. Aku gk kuat berdiri sendiri, aku belum kuat untuk ini"

Devian langsung duduk di tepi ranjang aishi, ia mencondongkan tubuh nya ke depan sehingga wajahnya dengan wajah aishi dekat.

"katakan aishi, apa Maksutnya? Jangan buat kakak bingung" ujar devian pelan karena aishi pasti mendengar ucapanya dengan jarak yg dekat.

Aishi kaget karena jaraknya dekat. Ia mencoba mendorong devian tapi tanganya sakit untuk di gerakkan.

"akh.. " desis aishi saat ia mencoba mendorong devian. Devian segera memegang kedua tangan aishi lalu membawanya ke samping kepala aishi dan menguncinya walaupun tak terlalu erat.

"katakan aishi" tuntut devian meminta penjelasan.

"kakak pasti tau apa maksutnya" ujar aishi, sambil mencoba melepaskan tangan nya dari cekalan devian.

"jangan mencoba nya atau kamu akan kesakitan" ujar devian, aishi pun menyerah karena tanganya tak akan pernah terlepas dari devian. Jika ia berusaha lagi, tanganya akan sakit karena banyak luka di tanganya.

senior high school 2 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang