"bang all kasih aku harapan ya?" tanya aishi masih dengan membuat istana pasir untuk fatah.
"bukan memberi harapan, hanya saja membuat sebuah kenangan disaat kita masih punya waktu bersama"
"jadi setelah ini, bang all mau ninggalin aku? Gk mau ketemu aku?" tanya aishi dengan agak marah
"hanya menjaga jarak shi, aku g--"
Aishi langsung berdiri dan menggendong fatah. Ia menendang rumah pasirnya lalu berjalan ke arah perkampungan warga.
"salah lagi" keluh allerd lalu mengejar aishi.
Saat di perkampungan warga, bu intan yg melihat aishi berjalan ke arahnya langsung berdiri lalu mengambil fatah dari gendongan aishi.
"rizky ya?" tanya aishi karena takut salah
"iya kak, ada apa ya?"
"bisa ajak kakak jalan jalan keliling gitu, biar kakak tau daerah sini"
"gk sama om al?" tanya rizky sambil menunjuk allerd yg berlari ke arah mereka.
"gk usah, sama kamu aja" aishi buru buru menarik rizky tapi rizky di tarik oleh allerd juga.
"biarin rizky ngerjain tugas rumahnya, aku yg akan bawa kamu keliling" ujar allerd lalu menarik tangan aishi dengan paksa meski aishi berontak.
Allerd membawa aishi ke rumah yg ia pesan, rumah tersebut terletak di sekitar pantai yg memang allerd bangun disana.
Allerd membawa aishi ke kamar dan langsung membantingnya disana, ia langsung menindih aishi membuat aishi terkejut dengan sikap allerd yg tidak pernah ia ketahui sebelumnya.
"bang all, bangun. Jangan seperti ini" aishi memukul dada allerd supaya allerd menyingkir dari atas tubuhnya. Tapi allerd tak gentar dengan pukulan aishi.
Ia mengunci tangan aishi membuat aishi tak bisa berkutik.
"aku bukanya kasih kamu harapan lalu tinggalin kamu, aku hanya memanfaat kan waktu sebanyak banyaknya dengan kamu. Maka dari itu aku ngajak kamu ke tempat ini, karena disini kita hanya berdua. Kita bisa melakukan apapun berdua tanpa ada yg menganggu.
Dan tempat ini, aku beli untuk orang spesial yaitu kamu. Aku beli ini karena aku punya harapan lebih sama kamu, aku ingin liburan sama kamu kesini. Tapi ternyata kamu menikah lebih dahulu dan bukan sama aku. Maka dari itu, aku tidak pernah menginjak kan kaki lagi kesini setelah peresmian itu. Karena aku tau, jika aku kesini tanpa kamu itu tidak ada artinya.
Aku membeli pulau ini, aku menciptakan pulau ini untuk kamu dan tidak akan ada rasanya jika aku datang bersama orang lain.
Intinya aku serius sama kamu, aku bukanya memberi harapan tapi aku tidak bisa lagi mencintai kamu karena cinta ini salah. Maka dari itu, aku ingin disini kita bersenang senang, membuat kenangan sebanyak mungkin karena jika kita pulang dari sini. Aku tidak akan bisa sering bertemu sama kamu karena aku diawasi shi.
Bukan hanya kamu yg depresi shi, aku juga. Bahkan papa sampai memanggil psikolog untuk aku supaya aku bisa tenang dan tidak lagi memikirkan kamu yg membuat aku menghancurkan rumah."
"berarti kita adalah satu, aku suka bang all dan bang all suka sama aku, aku depresi bang all juga depresi"
"aku bisa saja membuat kamu menjadi milikku seutuhnya, tapi aku tidak bisa karena aku tidak bisa menghancurkan orang yg aku cintai"
"lakukan, lakukan apapun. Aku akan menerimanya jika bang all yg melakukanya" pinta aishi pelan, "karena aku udah cinta mati sama bang all"
"aku tidak bisa menghancurkan orang yg aku cintai shi" allerd menaruh wajahnya di dada aishi
"lakukan bang all, lakukan. Aku tidak peduli jika bang all menyebutku 'jalang' ataupun murahan, aku tidak peduli. Karena aku mencintai bang all, sangat "
Allerd mengangkat wajahnya dan mendekatkan wajahnya dengan aishi, "maaf tadi aku kasar, aku gk berniat manggil kamu seperti itu."
"bang all itu laki laki apa gk? Kenapa bang all gk berjuang? Apa aku yg harus berjuang? Jika iya, akan aku lakukan. Aku akan melakukan apapun untuk bang all"
"jangan aishi, hentikan semua rencana dipikiranmu. Cinta ini salah, cinta ini terlarang"
"aku gk peduli, aku hanya peduli dengan kebahagiaanku"
Mata aishi memanas, ia merasa tidak ada yg peduli lagi dengan kebahagiaanya. Tidak ada yg peduli dengan cintanya.
"bang all gk peduli kebahagiaanku kan?" tanya aishi dengan memalingkan wajahnya.
"seharusnya saat itu aku menyayat tanganku lalu melompat dari balkon.. haha" aishi tertawa garing
"biar semua selesai" lanjut aishi lalu ia memejamkan matanya. Setetes air matanya jatuh membuat allerd tak tega.
Ia menggulingkan tubuhnya ke samping lalu memeluk aishi yg makin lama makin terisak.
"gk ada yg peduli sama gue, semuanya egois semuanya egois" batin aishi sambil menangis.
"lebih baik gue mati" gumam aishi.
"jangan lakukan apapun yg membahayakan diri, tolong jangan lakukan" pinta allerd dengan berbisik
"gk usah sok peduli" aishi mendorong allerd tapi allerd tetap memeluk aishi.
Lama kelamaan isakan aishi mereda, allerd tak henti henti mengelus punggung aishi supaya tenang. Tapi ia agak ganjal dengan beberapa plester di leher aishi.
"kenapa leher kamu di plester? Luka?" tanya allerd, aishi menggeleng
"aku buka ya" allerd membuka plester itu pelan pelan.
"siapa yg ngelakuin ini?" tanya allerd dengan menahan amarah karena melihat kissmark di leher aishi.
Ia melepas pelukanya dengan aishi, ia merendahkan tubuhnya sehingga wajahnya sejajar dengan wajah aishi.
"kak dev" jawab aishi serak dengan tidak menatap allerd
Allerd langsung meraba leher aishi hingga dada aishi dan ada beberapa plester disana yg berarti plester itu menutup kissmark dari devian.
"maaf aku lancang" ujar allerd setelah sadar tindakanya.
Aishi hanya diam masih dengan tidak menatap allerd, pandanganya kosong. Ia terlalu lelah dengan semuanya.
Orang tua yg meninggal, menikah dengan pembunuh orang tuanya, mencintai orang tapi cintanya tak terbalas. Sungguh miris hidupnya, ia sudah lelah. Lelah dengan semuanya. Sekuat apapun ia mencoba bahagia tapi tidak ada hasilnya, semua yg ia lakukan akhirnya sia sia.
"shi" panggil allerd ke sekian kalinya, aishi menoleh tapi tak ada ekspresi. Ia menatap datar ke arah allerd.
"jangan seperti ini, ayo buat kenangan sebanyak mungkin disini. Lepas semua beban kamu, kamu harus menikmati waktu yg kita miliki"
"beban aku akan hilang jika aku tiada" ujar aishi lalu membalikkan tubuhnya membelakangi allerd.
Allerd merapatkan tubuhnya dengan punggung aishi, ia memeluknya lagi.
"aku minta maaf, tak seharusnya aku mencium kamu" bisik allerd
"aku yg salah kenapa aku harus menerima ciuman bang all, bang all gk salah kok" jawab aishi.
"aishi, aku akan lakukan apapun supaya kamu maafin aku"
"tetap bersamaku tanpa pernah meninggalkanku" ujar aishi datar
"itu gk mungkin"
"terserah" jawab aishi cuek, ia memejamkan matanya. Sedangkan allerd ia tetap memeluk aishi dari belakang, ia lelah dengan perdebatan aishi.
"aku juga ingin bersamamu, menikah dengamu dan menghabiskan waktu tua bersamamu. tapi jika itu terjadi aku akan menjadi anak paling durhaka" bisik allerd lalu menutup matanya mencoba tidur.
Dan aishi bingung kenapa allerd merasa jadi anak durhaka jika allerd tetap bersamanya. Ia harus menanyakan itu nanti atau besok.pikirnya.
Tbc
Kalo ada typo tolong maafkan author ya
KAMU SEDANG MEMBACA
senior high school 2 (TAMAT)
RomanceMenikah dengan guru sekaligus wali kelasku sendiri yg tampanya tiada tara? Oh my god! Aku beruntung sekali -aishi- Menikah dengan gadis kecil yg menjadi muridku? Luar binasa. Entah bagaimana nanti kehidupanku........ Dan pacarku yg disana. Huh...