chap 61

919 27 3
                                    

Dalam waktu 10 menit devian sudah kembali ke kamar hotel aishi dan melihat aishi yg berdiri di balkon.

Devian diam, ia berfikir untuk mencari cara supaya aishi kembali ceria.

Devian mendekati aishi dan langsung memeluknya dari belakang membuat aishi tersentak. “sesuai pesanan kamu” devian memberikan sekantung plastik minuman bersoda tanpa alcohol pada aishi.

Aishi mengambil satu, sisanya ia taruh bawah. “gk ada alkoholnya?”

“gk ada, kamu kan mintanya minuman bersoda bukan minuman beralkohol” ujar devian berpura pura polos padahal sebenarnya ia mengerti apa yg diinginkan aishi, yaitu minuman beralkohol. Hanya saja tadi aishi menyamarkan permintaanya karena mereka sedang berada di tempat umum.

Aishi diam, ia berpikir bego juga suaminya tak mengerti kode dari nya. “kak dev bego apa pura pura bego?”

aishi membalikkan tubuhnya untuk menatap devian. Devian mengernyit membuat aishi harus menjelaskan lebih detail.

“maksut aku, aku minta beliin minuman beralkohol dengan kadar alkoholnya sedikit. Tadi hanya penyamaran jika aku minta minuman bersoda” lanjut aishi, devian tersenyum kecil.

Great. Sesuai pemikiran devian. Aishi ingin minuman beralkohol karena dirinya sedang stress sekarang.

“aku gk mau kamu minum alcohol, meskipun kadar alkoholnya rendah” devian mengelus pipi aishi untuk menenangkan aishi.

“aku tuh setres sekarang, aku butuh alcohol untuk menghilangkanya.” Ujar aishi marah, devian menghembuskan nafasnya pelan, ia mengerti. Aishi hanya ingin sedikit rilex.

“aku tau kamu setres, apa kamu seperti ini setiap selesai lomba?” Tanya devian halus, karena takut aishi semakin tersinggung dan marah.

Aishi menggeleng, “ini kedua kali aku gk bisa maksimal mengerjakanya, aku takut kalah”

“untuk apa takut? Kamu sudah berjuang sampai disini itu udah bagus banget” hibur devian

“tapi aku ingin menjadi juara 1 lagi”

“jangan terlalu perfektionis, aku takut tubuh kamu gk bisa menerima dan akhirnya kamu jatuh sakit”

“tapi kak dev—“ devian segera menempelkan telunjuk nya pada bibir aishi, menyuruhnya diam.

“aishi dengarkan kakak. Tuhan tidak membuat kamu menang selalu karena dia gk mau kamu sombong dengan kemenangan itu. Dia adil, karena dia ingin ada umat-Nya yg lain merasakan kemenangan juga, bukan hanya kamu. Tuhan ingin semuanya merasakan kebahagiaan, bukan hanya satu atau dua orang tapi seluruh umat-Nya.” Jelas devian membuat aishi menunduk.

“tapi aku gk sombong kok kalo menang” ujar aishi pelan

“mungkin tidak sekarang, bisa saja nanti”

“jadi kak dev ngatain aku sombong?” Tanya aishi marah lalu menegak minuman bersodanya.

“kak dev gk pernah ngerti” ujar aishi lalu membuang kaleng minumanya ke bawah dan segera masuk ke kamar dan berbaring di ranjang.

Devian melihat tingkah aishi yg marah padanya, rupanya sekarang devian harus mengganti posisinya dari seorang guru menjadi psikolog pribadi aishi. Ia mengikuti aishi untuk duduk dan bersandar di kepala ranjang, ia mengelus kepala aishi dan aishi hanya diam namun belum tidur.

“aishi, maafin kakak kalo kakak gk ngerti. Tapi kakak akan berusaha untuk ngertiin kamu” ujar devian pelan.

“ngertiin apa? Apa kakak paham kalo aku ingin menang karena aku ingin membuat kakak bangga dan aku juga  ingin sebuah hadiah dari kakak seperti taruhan kita saat itu? Ngerti gk? Gk kan, kak dev tuh gk pernah ngertiin aku” ujar aishi spontan dengan nada sewot.

senior high school 2 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang