"ya heran aja, kok bisa kak dev punya sekretaris alay kayak gini? Mbak mau kerja dikantor apa mau jadi model jalanan?" tanya aishi dengan sinis.
"mbak jaga mulut mbak ya" andin mengacungkan telunjuknya pada aishi, tapi aishi tenang. Sedangkan devian mulai menonton perdebatan mereka berdua. Sepertinya ia harus membeli makanan ringan terlebih dahulu tadi karena perdebatan antar cewek itu lama dan tidak membosankan.
"saya udah jaga mulut saya tapi entah kenapa perkataan itu keluar dari mulut saya sendiri, mungkin itu reflek" ujar aishi tenang
"kamu.." andin menggeram marah
"apa? Mau marah? Silahkan. Saya gk takut sama mbak" tantang aishi
"bocah SMA aja belagunya minta ampun" gerutu andin.
"saya denger loh mbak, telinga saya belum tuli" aishi mengorek telinganya dan berkata santai.
"udah ndin shi, kalian ribut apa sih" devian mulai berbicara.
"tuh sekretaris kakak, pake baju buat ke kantor apa buat ke club malam. Sekretaris model apa coba pake baju minim ke kantor, pasti mau godain bos nya. Iya kan?"
"eh bocah, masih sekolah aja berani ngatain gue" andin marah tapi ia menahan diri untuk tidak menampar aishi. Karena ia menduga jika aishi adalah keluarga devian. Jadi ia harus bersikap sedikit sopan.
"ya berani lah, gue kan jiwa jiwa puber yg gk kenal takut" ujar aishi sombong, sedangkan devian hanya menggelengkan kepalanya.
"mulai deh gayanya, kalo marah pasti sombong kalo gk gitu bicaranya sinis" batin devian
"lo" andin geram dan langsung menjambak rambut aishi membuat aishi mengaduh.
"aduh.. A-njir.. Lepasin woy" aishi mencoba melepaskan tangan andin di rambutnya.
"lo kalo masih bocah, jangan sok berani sama yg lebih tua. Diajarin apa sama orang tua lo dirumah ha?" tanya andin galak.
"andin lepasin tangan kamu" perintah devian tegas, ia juga membantu melepaskan tangan andin yg menarik rambut aishi.
"jangan bawa bawa nyokap bokap gue!" bentak aishi, ia menarik tangan andin di rambutnya lalu mendorong andin hingga andin jatuh. Karena aishi tidak suka ada yg membawa nama orang tuanya.
"dan sekarang gue tanya, apa bokap nyokap lo ngajarin lo pakai pakaian minim kayak gini buat kerja?" tanya aishi sinis.
"andin, keluar sekarang juga" usir devian pada andin. "untuk dokumen ini, nanti saya hubungi lagi"
"tapi dia siapa bapak sih?" tanya andin saat ia merapikan bajunya.
Aishi menatap devian, meminta devian untuk menjawab pertanyaan andin.
"dia.." devian menatap aishi dan menarik aishi ke pelukanya.
"dia istri saya""kak dev ngakuin gue di depan sekretarisnya? Beneran, gue gk salah denger kan?" batin aishi sambil menatap ke arah devian tak percaya.
"bapak kok nikah sama bocah SMA gini? Yg dewasa masih banyak pak"
"kalo bos lo ini cinta sama gue, urusan lo apa? Lo kerja di kantor digaji bukan untuk urusin pribadinyan kak dev. Tapi bantu kak dev ngurusin pekerjaanya." ujar aishi sinis lagi.
"bacot lo bocah" umpat andin pelan.
"jadi saya minta kamu keluar dengan baik baik" ujar devian, andin langsung keluar tanpa mengatakan apa apa.
"sayang kamu gk papa?" tanya devian khawatir, ia merapikan rambut aishi yg dijambak sekretaris laknatnya.
"sakit kepala aku, jambaknya kuat banget" aishi menyentuh kepala bagian kirinya dan langsung dielus oleh devian.
KAMU SEDANG MEMBACA
senior high school 2 (TAMAT)
RomanceMenikah dengan guru sekaligus wali kelasku sendiri yg tampanya tiada tara? Oh my god! Aku beruntung sekali -aishi- Menikah dengan gadis kecil yg menjadi muridku? Luar binasa. Entah bagaimana nanti kehidupanku........ Dan pacarku yg disana. Huh...