"A-ahjussi?" Kejut Taehyung, mengulangi perkataan gadis di depannya.
Gadis itu memiringkan kepala sambil terus memperhatikan Taehyung. "Anda sedang mencari siapa?"
"A-aku teman Jin hyung." Ucap Taehyung sedikit gugup, ia masih meyakinkan dirinya bahwa seorang gadis yang ia lihat saat ini itu nyata.
Mendengar pernyataan Taehyung bahwa ia adalah teman Jin, gadis itu pun membukakan pintunya lebih lebar. "Silakan masuk."
Kepala Taehyung mengangguk, tatapannya masih tak mau berpaling. "Sejak kapan kau datang di Korea?" tanyanya.
Gadis itu mendongak dengan kedua mata yang melebar,
"Anda mengenal saya?"Taehyung mengangguk, lalu ia buru-buru berjalan menuju kamar Jin. Sesampainya di sana ia segera membuka pintu kamar itu begitu saja tanpa mengetuk pintu.
Kegugupannya masih terasa, ia bahkan merenung setelahnya. Dia tidak mengingatku.
Melepas segala lamunan, ia kembali mengfokuskan dirinya pada Jin.
Ia melihat Jin terbaring di atas tempat tidur, tatapan kosong Jin yang dilihat oleh Taehyung semakin membuat perasaannya menjadi lebih gelisah.
"Apa-apaan itu?" Seru Taehyung.
Suara Taehyung berhasil membuat laki-laki itu menatapnya, dan ketika Jin tahu siapa yang datang, tubuhnya seketika bangkit penuh gairah. "Kim Taehyung?!"
Ia turun dari kasur berlari menghampiri Taehyung lalu memeluknya erat. "Hei bung! Aku rindu sekali padamu!"
Tatapan aneh serta risih, itulah yang dirasakan gadis di sebelah mereka, adegan mereka sudah seperti sepasang kekasih yang lama berpisah saja.
Kembali penasaran akhirnya gadis itu pun bertanya, "Oppa, apa benar ahjussi ini temanmu? Kau tidak salah berteman dengan laki-laki tua seperti dia?"
Jin menggeleng-gelengkan kepala tak setuju dengan ucapan adiknya itu. "Ahjussi apanya? Masak iya kau tidak mengenalinya, dia itu Taehyung. Kau masih ingat kan?"
Gadis itu melipat kedua tangannya di depan dada. "Taehyung siapa? Aku tidak kenal!"
"Seseorang yang pernah kau tolak, dulu." Ujar Jin lagi, meyakinkan. Sedangkan Taehyung, rasa-rasanya ia ingin sekali menutupi wajahnya ini dengan topeng saking malunya mengingat masa lalunya bersama gadis di depannya ini yang dulunya ditolak mentah-mentah perasaannya.
"Saeron... bagaimana? Sudah ingat?" tanya Jin.
Gadis bernama lengkap Kim Saeron itu termangu dalam beberapa detik bahkan menit. Lalu setelahnya ia mulai berbicara lagi. "Kau laki-laki gay itu?"
Mata Taehyung langsung melotot. "A-apa?! Gay? Aku?"
Saeron menganggukkan kepalanya mantap. "Iya. Itulah alasanku menolakmu dulu, kau itu gay!"
"Tidak-tidak. Aku tidak gay kok!" Tegas Taehyung, ia tak terima dikatai semacam itu karena faktanya dia memang bukan gay.
Saeron mendadak kesal atau menyesal mungkin karena telah menuduh, namun ternyata semua sangkaannya terhadap Taehyung selama ini salah bahwa lelaki itu adalah gay.
"Kau terlalu dekat dengan Yoongi, sangat dekat lebih dari sebatas pertemanan antara laki-laki, jadi saat itu aku berpikir kalau kau dan dia ... ya seperti itulah," tutur Saeron. "Omong-omong kenapa kau jadi semakin tua saja eoh?"
Taehyung mengelus dagu serta kumis tipisnya lalu tersenyum kotak, "pasti karena ini ya aku terlihat tua? Kalau begitu aku akan mencukurnya, tapi nanti saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE ✔
FanfictionDendam tidak akan menghasilkan apapun dan tidak akan merubah apapun. -Rasa sakit tidak bisa dihindari. Tetapi penderitaan adalah pilihan- __________ REVENGE Audiaparas 09-01-2019