Chapter 13

853 134 7
                                    

Tak peduli seberapa kuat dirimu. Kamu tetaplah kamu yang dulu. Seseorang yang selalu membutuhkan sebuah tameng sebagai pelindung.

Dan...

Aku akan berusaha menjadi tameng itu. Percayalah padaku.

👣
.
.
.
👣

Rasa gelisah menyelimuti Taehyung ketika cuaca pada malam hari ini sangat tidak mendukung.

Kedua lelaki itu duduk di pinggiran danau dengan pancing yang mereka genggam masing-masing, menunggu kehadiran ikan memakan umpan mereka.

Sesekali Taehyung memukul area tubuh yang digigit oleh nyamuk liar, hal itu tak mengurangi semangatnya untuk terus memancing.

Di tempat itu hujan tidak terlalu deras, mereka bersyukur hanyalah gerimis yang datang. Tetapi tetap saja Taehyung terlihat gelisah selalu memikirkan keadaan adiknya yang sendirian saja di rumahnya.

"Mungkinkah di sana hujan hyung? Aku amat khawatir pada Sohyun, dia sendirian di rumah. Semoga saja di sana tidak hujan, ouh ... semoga saja tidak ada petir juga." Gumam Taehyung yang tiada hentinya membicarakan Sohyun. Kedua mata yang berat yang saat ini Jin rasakan memaksakan dirinya untuk tetap kuat menahan kantuk. "Kemarin-kemarin saat dia menghilang di tengah malam, saat itu juga hujan disertai dengan petir ... aku melihat Sohyun tergeletak di jalan. Emm, dia menangis tersedu, dia bilang dia tidak dapat menggerakkan kakinya untuk berjalan. Aku sempat heran, aku tidak menanyakannya kenapa, tapi jujur ... sampai detik ini aku masih penasaran kenapa dia sampai sebegitu takut sampai ia lumpuh." Ucap Jin.

Mendengar ucapan Jin sedikit membuat Taehyung menjadi shock. Ternyata rasa takut itu masih tetap menghantui adiknya, Sohyun. "Astaga. Seharusnya aku tidak boleh meninggalkannya sendirian di rumah hyung. Aku takut terjadi apa-apa padanya. Haruskah kita pulang sekarang?"

Mata Jin langsung melebar, lelaki itu menahan tubuh Taehyung yang hendak bangkit. "Eh! Tenang saja, Sohyun kan sudah dewasa, dia pasti punya cara untuk melindungi dirinya sendiri. Lagi pula dia kan berada di dalam rumah, tidak di luar Taehyung-ah...."

Kepala Taehyung menunduk, terlihat dari raut wajahnya yang murung pertanda bahwa ia memang benar-benar cemas. "Kau tidak mengerti hyung... Sohyun tidak sekuat itu. Kau tidak tahu...." Taehyung menatap sayu Jin, "dulu sesuatu terjadi pada kami berdua...."

"Terjadi apa...?" tanya Jin.

Taehyung pun mulai menceritakan masa lalunya bersama Sohyun, saat ketika Sohyun masih menginjak usia tujuh tahun.

Dulu, di suatu malam kedua orangtua Taehyung dan Sohyun menghadiri suatu acara pernikahan rekan kerja ayahnya. Sehingga membuat kakak beradik ini berdiam diri di dalam rumah yang lumayan besar.

Awalnya mereka hanya asik menonton televisi bersama dengan beberapa camilan di sekitarnya. Orangtua pastilah tidak akan membiarkan anak-anaknya kelaparan dan sengsara saat mereka tinggal.

Usia mereka hanya selisih tiga tahun, jadi mereka bisa mengimbangi kesukaan masing-masing.

"Eomma tidak pulang-pulang..." gerutu Sohyun kecil yang mulai bosan menunggu. Ya, gadis itu sejak kecil memang selalu menempel pada ibunya terutama kakak lelakinya itu, bahkan di saat mendesak pun yang ia ingat pasti ibu dan kakaknya. Semuanya terjadi mungkin karena ayahnya yang selalu sibuk bekerja dan pulang saat kedua anaknya tertidur pulas, jadi tidak memiliki waktu untuk bercanda gurau bersama anak-anaknya.

Taehyung menyuapi Sohyun dengan coklat kenyal yang panjang. "Sebentar lagi pasti pulang, kita tunggu saja eoh... kita nonton kartun saja, lihatlah Dora berhasil menemukan jalan." Ucap Taehyung, mencoba menghibur adik kecilnya.

REVENGE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang