Bantal guling itu dipeluknya sangat erat. Tiada hentinya ia menatap langit yang terus menerus mengeluarkan suara ledakan petir.
Tentu saja ia amat merindukan Sohyun adiknya. Ia berharap agar adiknya baik-baik saja di asrama.
Di sisi lain...,
Jin melamun memikirkan dirinya yang terus menerus mengurung diri di dalam kamar. Tak cukup punyai tenaga untuk keluar rumah karena sangat malas. Walaupun pada kenyataannya hatinya terus-menerus berteriak ingin keluar dari kamarnya ini.
Ia berjalan mendekati jendela lalu menggeser tirainya. Matahari sudah terbenam, yang tersisa hanyalah hujan yang tak kunjung mereda.
Kembali ia teringat dengan kenangan pada tengah malam itu, dimana ia menemukan Sohyun yang terjebak di tengah derasnya air hujan, di tengah jalan dan menangis sendirian.
Apa kau baik-baik saja sekarang?
Aku rindu dengan celotehmu.Semua orang yang tinggal di asrama tidak menampakkan diri dan hanya berdiam di dalam kamar masing-masing. Membalut tubuh dengan selimut tebal untuk menghilangkan rasa dingin yang menerpa.
Semua mungkin sudah tertidur lelap atau mungkin sebagian dari mereka sedang asik menyibukkan diri dengan ponsel, membaca buku atau hal lainnya.
Malam ini Yoongi tampak cemas memikirkan seseorang yang amat takut dengan adanya suara petir.
Ya, tentu saja ia tak akan pernah lupa dengan kejadian di malam ketika ia selesai membeli sebungkus Udon yang akhirnya ia berikan pada Sohyun.
Ada Jungkook di sisinya, ya, aku tidak perlu khawatir.
Tidak penting juga.
Tak lama... mata sipitnya pun terpejam.
👣
Matahari terbit menyinari bumi dan seisinya, semua mata yang terpejam satu persatu mulai terbuka menyambut bergantinya hari.
Tubuh Sohyun menggeliat melepaskan segala kelelahan, memaksakan raganya untuk bangun menuju kamar mandi membersihkan diri.
Setelah mandi dan mempersiapkan hal pribadi lainnya, ia keluar dari kamar menuju ke dapur. Mengingat cara makan Jungkook kemarin sepertinya sudah tidak ada masalah dengan makanan yang ia masak. Jadi ia kembali untuk memasak lagi.
Sebelum ia memasak, hidungnya mencium aroma makanan yang sangatlah sedap. Ternyata asalnya dari luar dapur, saat ia hendak keluar untuk mengecek tiba-tiba muncullah Jungkook dengan dua kresek besar yang digenggam lelaki itu.
"Kita harus merayakannya hari ini Sohyun."
Sohyun mengintip isi kresek itu, yang ia lihat adalah kotak berlapis yang berisikan makanan. "Dapat dari mana makanan sebanyak ini? Memangnya apa yang mau dirayakan?"
Jungkook mengeluarkan satu persatu kotak itu. "Merayakan hari jadi kita dong."
Sohyun meremas kresek itu menahan tangan Jungkook untuk mengeluarkan kotak. "Kau ingin semua temanmu tahu kalau kita jadian?"
"Tentu saja." Jawab Jungkook begitu sangat entengnya.
Akan terasa aneh jika semua orang tahu terutama Yoongi. Bukan aneh tetapi lebih tepatnya ia malu dan belum siap. Padahal ia berharap mereka tahu dengan sendirinya, bukan tahu karena diberitahu. Ia pun hanya pasrah menerima.
Ketika semua makanan tersaji, semua teman-temannya pun datang mengisi tempat duduk yang kosong. Di sana ada Jimin, Namjoon, Hoseok dan Yoongi.
"Waaah banyak sekali, kau habis dapat lotre ya?" Ucap Namjoon sambil mengamati semua makanan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE ✔
FanfictionDendam tidak akan menghasilkan apapun dan tidak akan merubah apapun. -Rasa sakit tidak bisa dihindari. Tetapi penderitaan adalah pilihan- __________ REVENGE Audiaparas 09-01-2019