Chapter 42

563 96 13
                                    

Ibu Yoongi tiada hentinya menatap Sohyun, setelah Yoongi mengatakan bahwa Sohyun adalah kekasihnya ... lantas hal itu membuat ibu Yoongi sedikit shock.

Anak laki-lakinya itu telah berani memperkenalkan seorang gadis di depan ibunya, yang seharusnya tidak boleh dilakukannya.

Ya, sejak kecil bahkan sampai sedewasa ini Yoongi memang dilarang keras untuk berhubungan dengan perempuan lain.

Tetapi dengan percaya dirinya Yoongi mengakui Sohyun sebagai kekasihnya pada ibunya, tentu ibunya itu tak akan setuju.

Ibu Yoongi atau bisa disebut nyonya Min itu menarik tangan Yoongi dan dibawanya menjauh dari Sohyun, mencari tempat yang aman untuk berbicara empat mata.

"Kekasihmu? Sejak kapan? Kau ini ingin melawan perintah ibumu ya?"

Ibu yang bawel tetaplah bawel, Yoongi tahu ibunya pasti tidak akan suka, jadi inilah resikonya, ia harus mengambil hati ibunya ini. "Aku berhak memilih, aku menyukainya."

"Aku sangat lega ketika mendengar bahwa Sara sudah tiada, jadi dia tidak akan lagi bisa berada di sisimu, dan sekarang ada gadis lain lagi?!"

Yoongi tak habis pikir ibunya bisa berkata semacam itu, "Ibu... mengapa berkata seperti itu? Tidakkah ibu berpikir bahwa perkataan ibu menyakitiku? Itu terlalu kasar...,"

Ibu Yoongi menghela napas perlahan, "Yoongi-ah, maafkan ibumu ini. Aku hanya sangat kecewa padamu, kau tahu Nara sudah menunggumu dan kau malah membawa gadis lain?!"

Inilah ketakutan yang Yoongi rasakan selama ini, ia paling malas untuk pulang hanya agar tidak bertemu dengan gadis yang sejak kecil dijodohkan dengannya, yaitu Kim Nara.

Tujuannya membawa Sohyun kemari agar ibunya itu berhenti menjodohkannya dengan Nara, ini sangat tidak adil baginya, ia tidak ingin menjalin hubungan yang tidak sesuai dengan keinginan. Ia sama sekali tidak menyukai gadis manja seperti Nara, dia bahkan masih sekolah SMA. Seorang gadis yang masih sangat labil sekali, inilah alasan mengapa ia memilih untuk tinggal di asrama meskipun rumahnya dekat dengan universitas-nya.

Tidak ingin berdebat, Yoongi pun memilih untuk menghindar. Ia kembali menemui Sohyun, setibanya di sana ia melihat Nara yang tiada hentinya menatap tajam ke arah Sohyun.

Melihat Yoongi datang Sohyun pun menghampirinya, "Ada apa? Sepertinya ibumu tidak suka dengan kehadiranku di sini."

Yoongi tersenyum sambil mengelus pucuk kepala Sohyun dengan lembut, hal itu ia lakukan agar Nara cemburu dan segera pergi dari rumahnya. "Tidak kok, ibuku sangat menyukaimu."

Sohyun tampak bingung, ia merasa seperti bahwa hubungan ini tidak pura-pura, Yoongi telah perhatian terhadapnya.

Nara mendekati mereka berdua, ia menurunkan tangan Yoongi yang masih mengelus kepala Sohyun. "Apa-apaan sih?! Oppa, jangan coba-coba menyentuh gadis lain, nanti ibumu marah!"

Yoongi menggeleng-gelengkan kepalanya, "Ibuku atau kau yang marah?"

Nara berkacak pinggang, "Siapa perempuan ini? Aku tidak suka melihatnya!"

"Ya sudah jangan dilihat." Sahut Yoongi tak peduli, "Aku juga tidak suka melihatmu."

Sama seperti sebelumnya, Yoongi memang selalu berkata blak-blakan jika tidak menyukai seseorang. Di titik ini Sohyun mulai mengerti, sepertinya inilah alasan Yoongi memintanya untuk menjadi kekaksih pura-puranya.

"Maaf, tapi dia adalah kekasihku, jadi ... tidak ada alasan bagiku untuk menjauh darinya." Ujar Sohyun, membuat Nara kebakaran rambut.

Emosi Nara sudah sampai ke ubun-ubun. "Ahjummaaaaaaa!!!!!" Seketika Nara berteriak mengacau, membuat ibu Yoongi menghampiri mereka bertiga.

REVENGE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang