Ada sedikit keraguan pada diri Jin ketika ia hendak mengadukan tentang keadaan Yoongi pada Sohyun bahwa lelaki itu sudah bisa berjalan kembali.
Jika ia mengadukannya, kira-kira apakah yang akan terjadi?
Apabila Sohyun memilih pergi dari sisi Yoongi, itu sudah pasti.
Namun....
Bagaimana dengan perasaan Yoongi? Mungkinkah dia akan marah?
Jin mengacak rambutnya kasar.
"Aku harus bagaimana? Aku tidak ingin Sohyun tetap berada di asrama, aku pun tak sanggup melihat Yoongi marah. Tetapi... apa sebenarnya rencana Yoongi? Kenapa dia bersandiwara...?"Jin masih berpikir keras tentang hal ini.
Lalu, ponselnya pun berdering. Ia mendapat telepon masuk dari Namjoon. Dengan segera ia mengangkat telepon itu.
"Ada apa Namjoon-ah?"
"Hyung, apa kau lupa dengan jadwalmu hari ini?!"
Jin terdiam sejenak berpikir...
"Memangnya apa jadwalku hari ini?""Kau ada wawancara sekarang, kami semua sudah menunggumu. Cepatlah kemari sebelum Sungmin ahjussi marah."
"Oh iya, maaf aku lupa. Aku akan segera ke sana sekarang."
👣
Helaan napas keluar bersamaan dengan bahunya yang menurun, Namjoon tidak habis pikir kenapa Jin bisa melupakan acara penting ini. Padahal ia sudah mengingatkannya berkali-kali. Ya, mungkin ini semua karena efek terlalu banyaknya masalah yang dihadapi laki-laki itu.
Masalah keluarga,
Masalah asmara,
Dan masalah persahabatan.Entahlah kenapa hidupnya selalu dipenuhi dengan masalah. Pikir Namjoon.
Tak hanya Jin yang selalu harus diingatkan, rupanya di sini adiknya pula pun harus lebih sering diingatkan.
Di saat seperti ini, saat dimana semua orang disibukkan dengan acara yang akan segera dimulai, Saeron hanya duduk bersandar dengan ponsel yang selalu ia pandangi tiada henti dengan wajah yang sangat kusut sekali.
Namjoon mendekatinya lalu ikut duduk di sampingnya, "Saeron-ah, siapkan pakaian Jin hyung sekarang. Acara akan segera dimulai dan kau hanya duduk-duduk santai di sini?"
Kepala gadis itu menurun. "Hatiku gundaaah...," Keluhnya, tatapan gadis itu kosong, ia pun bangkit menyiapkan pakaian yang akan dikenakan Jin.
Namjoon mengikutinya, sepertinya ada sesuatu yang tidak beres dengan gadis ini. Biasanya ia sangat aktif, bersemangat dan cerewet kadang-kadang. "Kau baik-baik saja?" Tanya Namjoon.
Saeron menatapnya sekilas lalu kembali memilah baju. "Aku harap aku baik-baik saja, tapi sepertinya tidak."
"Ada apa? Cerita saja, tak apa."
Bug! Bug! Bug!
Saeron memukuli dadanya, "Hatiku." Ujarnya dengan kedua matanya yang sayu."Astaga. Masalah cinta. Memangnya kenapa? Apa kau habis ditolak?"
"Mana mungkin! Aku yang menolaknya! Tidak, sepertinya...," Kepala gadis itu menunduk, "aku menyerah. Aku tidak bisa menunggu lagi, jadi ... aku putuskan untuk meninggalkannya."
Dahi Namjoon mengernyit, "Kau terlihat seperti seseorang yang tak punyai perasaan kalau begitu."
"Seperti itukah? Tidak, bukan tak punyai perasaan, tapi hanya ingin memberinya pelajaran agar ia tidak terlalu lama membuang-buang waktu. Hanya itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE ✔
FanfictionDendam tidak akan menghasilkan apapun dan tidak akan merubah apapun. -Rasa sakit tidak bisa dihindari. Tetapi penderitaan adalah pilihan- __________ REVENGE Audiaparas 09-01-2019