Chapter 33

595 100 12
                                    

Sohyun berjalan sangat lemas memasuki asrama, ketika pintu dibukanya ia melihat Jungkook yang terburu-buru menghampirinya. Lelaki itu segera merangkul tubuh Sohyun begitu saja sekalian kecupan di kening.

Di samping itu ada Yoongi yang berada tak jauh dari mereka menyaksikan perlakuan Jungkook pada Sohyun.

"Lama sekali, aku menunggumu dari tadi. Aku sangat khawatir." Ucap Jungkook.

Perasaan Yoongi jadi semakin aneh pada sikap Jungkook, bukankah sebelumnya ia berkata bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan? Lalu kenapa beda lagi ucapannya saat berada di depan Sohyun.

"Tadi di sana hujan jadi aku menunggu reda terlebih dahulu," ujar Sohyun sambil melirik Yoongi yang mulai memasuki kamarnya.

"Naik apa ke sini?"

"Aku diantar Taehyung oppa."

Jungkook tersenyum, "Ooh..."

Entah mengapa hati Sohyun menjadi sedikit sakit ketika melihat Jungkook dan Yoongi. Apakah pantas ia bersikap sebaik ini pada mereka? Sedangkan di sisi lain mereka tak sebaik itu pada Taehyung.

Sekali lagi, Sohyun ingin marah tapi semua percuma, ia bahkan sudah memaafkan semuanya.

"Aku mau istirahat..." Ucap Sohyun, ia pun berjalan menuju kamarnya. Ingin sekali Jungkook menahannya, tetapi sepertinya Sohyun sangat lelah pada hari ini.

TIGA BULAN KEMUDIAN

👣

👣

👣

Seorang pria keluar dari mobil, sambil berjalan ia melirik ke kanan dan ke kiri agar tak ada yang mengetahui bahkan mengenalinya.

Ia memperbaiki letak masker yang menutupi wajahnya, kacamata dan topi tentu tak pernah ketinggalan dalam setiap rutinitasnya. Semua itu hanya untuk jaga-jaga saja.

Tiba di tempat tujuan ia bisa bernapas dengan lega, ia langsung duduk di meja sebuah cafe yang jarang didatangi oleh banyak orang. Dengan begitu semuanya akan tetap aman.

Ia menurunkan masker yang menutupi bibir serta hidung mancungnya itu. Kemudian menatap seorang gadis yang sejak tadi menunggunya di tempat ini. Jika gadis itu bisa melihat secara langsung kedua mata sang pria, mungkin ia akan tahu bendungan air mata yang hampir tumpah itu, untung saja semuanya bisa tertutupi oleh kacamata yang dipakainya.

Tangan lelaki itu meraih tangan sang gadis lalu dikecupnya. "Maafkan aku... maaf karena baru sekarang bisa menemuimu, Jian."

Bisa melihatnya melalui layar televisi saja sudah membuat Jian sangat bahagia, dengan melihat orang yang ia cintai baik-baik saja itu semua sudah cukup baginya. Dan apabila Tuhan masih memberikan kesempatan untuk mempertemukan mereka kembali, itu namanya bonus. "Aku sangat senang..." Ujar Jian sambil tersenyum, bahkan kedua matanya pun ikut tersenyum meskipun berkaca-kaca. "Jin oppa... terima kasih karena masih mau dan menyempatkan waktumu yang super sibuk itu untuk menemuiku...,"

"Kau tambah kurus saja. Meskipun aku sudah tidak membuatkan makanan untukmu, kau harus tetap giat makan! Mengerti?"

Jian mengangguk pelan, "Tentu saja, aku selalu makan banyak kok–"

"Aku ingin sekali memelukmu..." Ucap Jin, gadis di depannya itu pun langsung terdiam sambil terus menatap Jin.

Tak pernah ada yang tahu kapan kesempatan ini akan datang lagi, tak ingin menyia-nyiakan pertemuan ini Jin pun segera bangkit lalu menjatuhkan tubuh kekasihnya itu ke dalam pelukannya. "Jangan berhenti untuk bersabar. Tunggu aku. Sebentar lagi, sedikit lagi, aku akan pastikan tidak akan ada lagi penghalang di dalam hubungan kita. Percayalah... hatiku hanya milikmu, Jian-ah...."

REVENGE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang