Chapter 18

741 115 14
                                    

Gumpalan es batu kecil yang dibungkus dengan kain ia lekatkan pada pipinya. Tujuannya agar rasa sakitnya menghilang, akibat tamparan ibu Jin tadi membuat sudut bibirnya membiru.

Dia tidak memberanikan diri untuk pulang pada malam ini, ia masih di dalam asrama bersama Jungkook di sisinya. Keduanya tengah berada di dapur. Sedangkan Jin masih berbicara empat mata bersama ibunya di ruang tamu.

"Bagaimana kalau Taehyung melihatnya? Apakah dia akan marah?"

"Lebih dari itu, dia tidak akan pernah bisa melihatku terluka. Oleh karena itu aku tidak ingin pulang dalam keadaan seperti ini. Aku tidak ingin membuatnya khawatir padaku."

Jungkook terdiam sambil menatap gadis di depannya ini, melihat Sohyun mengingatkannya pada sosok adiknya yang telah lama meninggal. Mendengar cerita bahwa betapa sayangnya Taehyung terhadap Sohyun membuat hatinya iri, iri karena ia tak seperti Taehyung ... kakak yang dibanggakan oleh Sohyun.

"Aku sangat rindu..." gumam Jungkook.

Lantas Sohyun pun menghentikan pergerakan tangannya yang menggesek es batu pada wajahnya. "Merindukan siapa?"

Jungkook terlepas dari lamunan setelah mendengar ucapan Sohyun. "Merindukanmu."

Gadis itu tersenyum kecut menanggapi Jungkook, lalu meletakkan es batu itu di atas meja.

"Masih sakit?" tanya Jungkook, lelaki itu mengulurkan tangannya mendekati wajah Sohyun, menyentuh pipi dan mengelusnya dengan lembut.

Tiada hentinya ia menatap wajah gadis itu, seperti terhipnotis oleh sang waktu ... semuanya seolah terhenti pada sebuah kenangan yang sedikit demi sedikit kian menghilang. Kembali ia mengingat tentang masa lalu, saat dimana ia masih bersama dengan adiknya. "Kalian sangat mirip..."

Menyadari perlakuan Jungkook padanya, Sohyun pun lekas menjauh. "Mirip siapa? Dari tadi kau ini aneh sekali Jeon."

Lelaki itu menghela napas, mencoba melupakan bayang-bayang adiknya yang terus menerus bermunculan. "Beginilah efek orang kalau lagi jatuh cinta. Aku merindukanmu, aku juga berpikir kalau kita itu mirip." Jelas Jungkook, mengeles.

"Kelihatan sekali kalau kau itu hanya main-main dengan ucapanmu. Kalau begini kau memang pantas disebut dengan lelaki kaleng."

Jungkook menggapai lengan Sohyun. "Kenapa kau tiba-tiba berkata seperti itu? Tidak mungkin kan kalau kau memiliki rasa padaku?"

Alis Sohyun bertaut. "Apa kau bilang? Aku memiliki rasa padamu?" Sohyun tertawa di tengah ucapannya. "Tidak sama sekali. Asal kau tahu saja, hatiku ini sudah dimiliki oleh pria lain. Jadi ... sebaiknya buang jauh-jauh perasaanmu padaku Tuan Jeon."

"Siapa? Siapa pria itu?"

"Kau tidak perlu tahu. Kau harus sadar mulai sekarang Jeon, aku tidak bisa menerimamu karena aku milik orang lain. Aku tidak bisa menerima laki-laki yang jelas-jelas tidak serius padaku. Jangan mencintaiku-"

"Mungkinkah pria itu adalah Min Yoongi?"

Sohyun tercengang mendengar perkataan Jungkook, sesungguhnya saja sejak awal sikap Jungkook memang sedikit mencurigakan. Semua itu bisa terasa dengan sikap Jungkook yang tiba-tiba ramah padanya. Padahal sejak awal Jungkook sama sekali tidak menyukainya.

Hal ini pun mengundang rasa ingin tahu Sohyun semakin tinggi, sepertinya ia harus mencari tahu sesuatu.

"Mengapa kau berpikir bahwa pria itu adalah Min Yoongi?"

Jungkook memalingkan wajah ke samping. "Aku hanya menebak."

"Tetapi semua ucapanmu hampir semuanya benar." Tegas Sohyun.

REVENGE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang