Chapter 24

616 100 22
                                    

Ucapan Yoongi masih terlintas dalam pikirannya, mendengar bahwa kakaknya Taehyung adalah seorang pembunuh.

Ia tiada hentinya menangis, yang ia lakukan setelahnya adalah pulang ke rumahnya bersama Taehyung.

Sohyun hanya terdiam, tak ingin bersuara meskipun ia ingin. Bahkan ketika Taehyung bertanya-tanya berkali-kali padanya ia sama sekali tak peduli. Yang ia lakukan hanyalah duduk di dalam mobil sambil mengarahkan wajahnya ke kaca jendela mobil.

Sesampainya di rumah ia segera memasuki kamar dan menguncinya.

Perasaan Taehyung merasa tidak enak dengan keadaan Sohyun sekarang, melihat perilaku adiknya yang sangat dingin secara tiba-tiba membuatnya menjadi gelisah.

Ia mengetuk pintu kamar Sohyun berkali-kali, namun tetap saja Sohyun enggan untuk membuka pintunya.

"Sohyun... biarkan oppa masuk, aku mohon..."

Lelaki itu terus menerus berusaha membujuk Sohyun agar mau membuka pintu, sekali lagi Sohyun tak mendengarkan.

Mungkin, Taehyung hanya perlu menunggu. Entah sampai kapan adiknya itu akan merajuk, yang jelas ia akan tetap menunggu dan meminta penjelasan mengapa adiknya itu mengabaikannya.

Tiba-tiba saja Taehyung terpikirkan oleh Yoongi. Ia amat takut kalau Yoongi mengatakan sesuatu yang bisa membuat adiknya itu marah padanya.

__________

Itu tidak mungkin....

Kakakku bukanlah seorang pembunuh....

Tidak mungkin....

Air matanya menggenang, dadanya semakin sesak memikirkan ucapan Yoongi. Mengingat betapa baiknya sosok Taehyung di matanya sepertinya sangat mustahil jika kakaknya itu adalah pembunuh.

Ia percaya pada kakaknya melebihi apapun itu.

Tak ingin terhanyut dalam kesedihan, ia berlari ke arah pintu lalu membukanya. Ia mencari Taehyung di kamarnya, "Oppa, aku..."

Tidak ada seorang pun di dalam, kemudian ia mencari di tempat lain hingga akhirnya ia berhasil menemukan kakaknya itu di ruang keluarga.

Melihat Sohyun yang berdiri tak jauh dari sisi Taehyung, lelaki itu menatap adiknya tiada henti. "Kemarilah Sohyun."

Sohyun berjalan mendekati Taehyung lalu duduk di sisinya. Sebelum ia membicarakan apa yang ingin ia katakan ia terdiam sejenak untuk menstabilkan segala emosi yang ia rasakan saat ini.

Gadis itu menghela napas panjang sebelum berbicara.
"Aku tidak tahu harus memulai dari mana... sejujurnya saja aku tak sanggup untuk menanyakan hal semacam ini padamu. Tetapi... semua ini terlalu menyakitkan bagiku, menerima berita yang sama sekali tak sesuai dengan nalarku. Oleh karena itu aku ingin memastikan bahwa semuanya memang tidak benar. Pagi tadi Yoongi berkata padaku bahwa...," Sohyun kembali terisak, ucapannya tertahan dengan tangis yang secara tiba-tiba lolos melewati pipinya. "Kau-"

Tak kuasa melihat adiknya menangis, Taehyung pun segera merengkuh tubuh adiknya itu ke dalam pelukannya. "Kenapa jadi seperti ini? Aku tidak ingin melihatmu seperti ini. Benar, apa yang aku takutkan telah terjadi, jadi apapun yang mereka katakan tentangku aku harap ... kau mengabaikannya Sohyun."

Sohyun menggelengkan kepalanya samar. "Bagaimana bisa aku mengabaikan. Aku bahkan tak tahu kebenarannya seperti apa."

Taehyung melepas pelukannya secara perlahan lalu menatap lekat-lekat wajah adiknya. "Ini semua hanyalah sebuah kesalahpahaman."

"Kesalahpahaman seperti apa? Jelaskan padaku."

Kepercayaan diri Taehyung menjadi runtuh, ia sangat ingin menceritakan semuanya namun sekali lagi ia tidak ingin mengingat kejadian termenyakitkan itu dalam hidupnya. "Baiknya kau istirahat Sohyun..."

REVENGE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang