Rambut Sohyun melayang-layang, kedua matanya terpejam merasakan kesejukan yang berasal dari kipas angin di depannya. Untuk pertama kalinya ia bersih-bersih di ruangan yang lumayan besar. Semua itu membuatnya lelah dan kehabisan tenaga.
"Demi apa aku mau melakukan hal bodoh semacam ini..."
Ia menambah kecepatan kipas angin dengan menekan tombol nomor 3.
Putaran kipas angin itu berhenti secara mendadak, Sohyun pun membuka kelopak matanya lalu menengadah, ia melihat Jimin di sisinya. "Kenapa dimatikan?"
"Di sini kau hanya ingin santai-santai saja atau bekerja?"
Sohyun masih tak terima dengan perlakuan Jimin padanya. "Kenapa dimatikan?" Tuturnya lagi tak punya takut.
Jimin berkacak pinggang sambil tertawa kesal. "Hei! Kau ini pembantu kurang ajar ya!"
Sohyun bangkit dari lantai. "Aku kan hanya istirahat sebentar!"
"Tidak ada kata istirahat!" Tegas Jimin.
"Tapi aku lelah!"
"Tidak ada kata lelah!"
"Kenapa sih dimatikan, aku kan gerah!" Keluh Sohyun lagi.
"Wah... kau ini kurang ajar sekali ya, berani menjawab."
Gadis itu menaikkan sebelah alisnya. "Memangnya kenapa? Lagi pula aku di sini juga tidak digaji."
"Astaga. Cara bicaramu benar-benar-"
"Sunbae- oh tidak. Jimin-ssi, tidak-tidak. Laki-laki sepertimu tidak pantas dihormati. Park Jimin! Jangan main-main denganku, mengerti!" Ucap Sohyun penuh tekanan, lalu memencet tombol kipas angin untuk menghidupkan.
Dengan cepat Jimin mencabut kabel kipas angin itu hingga akhirnya kipas angin itu pun kembali mati. "Hemat listrik." ujarnya, lalu berjalan memasuki kamar sambil membawa kipas angin tersebut.
"Waaah....! Pelit sekali kau!!" Teriak Sohyun.
👣
"Jadi ... aku tidak boleh pulang? Lalu aku harus tidur di mana?"
Namjoon menunjukkan sebuah kamar sebagai tempat Sohyun beristirahat. "Kau bisa tidur di sini. Dulu ini kamar Taehyung."
"Tae oppa?!"
Namjoon mengangguk. "Semua barang Taehyung masih ada di sini, sebenarnya aku tidak keberatan jika dia masih menempat di sini. Tetapi, teman-teman yang lain tidak menyetujuinya. Katanya kalau Taehyung sampai menempat di asrama ini, maka mereka semua memilih untuk keluar dari asrama. Jadi... lebih baik aku mengorbankan satu teman daripada semuanya harus keluar."
Sohyun terdiam.
Ia berusaha keras agar tidak mengeluarkan air mata. Setega itu temannya pada Taehyung. "Kenapa mereka sangat membenci kakakku? Dia kan orang baik...,"
"Mereka siapa?" tanya Namjoon, lelaki itu menyinggahkan satu tangannya pada bahu Sohyun. "Aku tidak membencinya. Aku juga tidak percaya kalau dia melakukan hal itu. Sejujurnya saja, semua ini masih menjadi tanda tanya besar bagiku."
"Melakukan apa? Aku sungguh tak mengerti..."
"Sudahlah masuk dan istirahat. Lambat laun kau pasti akan tahu, Sohyun."
"Tahu apa-"
Namjoon pergi meninggalkannya dengan segudang tanda tanya, sampai detik ini semuanya masih membingungkan baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE ✔
FanfictionDendam tidak akan menghasilkan apapun dan tidak akan merubah apapun. -Rasa sakit tidak bisa dihindari. Tetapi penderitaan adalah pilihan- __________ REVENGE Audiaparas 09-01-2019