Kim So Hyun POV...
Aku masih tak menyangka bahwa dunia memang sesempit ini, seseorang yang menjadi kakak Sara adalah orang yang sangat aku kenal.
Laki-laki menyebalkan, pengganggu dan tak berperasaan mirip sekali dengan Yoongi.
Jika saja aku tahu bahwa Jungkook adalah kakak Sara mungkin aku akan bersikap lebih baik lagi padanya. Sayangnya semuanya sudah terlambat, lelaki itu sudah tahu bagaimana sikapku terhadapnya.
Aku berpikir sejenak tentang semua perilaku aneh Jungkook terhadapku selama ini, sikapnya yang tiba-tiba baik padaku secara drastis dan juga kebiasaannya yang memanggilku dengan nama Kimberly, seharusnya aku curiga dari awal.
Setelah perdebatan kami tadi aku pun berniat untuk meminta penjelasan mengenai, mengapa ia menyimpan semua suratku? Namun, seperti kebiasaannya yang tak pernah hilang, dia memaksaku mengikuti langkahnya entah ke mana ia akan membawaku pergi.
Ingin rasanya aku berteriak memanggil ibu Jungkook, tapi entahlah mengapa aku diam saja diperlakukan semacam ini. Dia memang seenaknya sendiri.
Dia membawaku ke lantai atas atau lantai dua, memasuki sebuah ruangan yang cukup gelap dan hanya terselip cahaya melalui jendela.
Jujur, aku sedikit merinding. Ruangan macam apa ini?
Kuhela napas dengan lega ketika Jungkook mulai menghidupkan lampu. Saat kulihat ternyata ruangan ini adalah sebuah kamar. Kamar bernuansa putih dengan wallpaper bunga-bunga di salah satu dinding ruangan ini.
Tidak mungkin jika ini kamar Jungkook.
"Aku tidak akan menjelaskan lagi siapa diriku, karena aku yakin kau sudah tahu bahwa aku adalah kakak Sara...."
"Jadi, sejak awal kau sudah mengetahui semuanya?" tanyaku.
Jungkook berjalan perlahan ke sisi kananku, kedua sorot matanya itu tiada hentinya menatapku. "Tidak juga. Aku mengetahuinya sejak melihat video kebersamaan kalian berdua. Dan sejak saat itu pulalah aku mulai tertarik padamu."
"Jika kau mengetahuinya kenapa kau tidak terus terang padaku dan malah membuatku bingung ketika menghadapi sikapmu yang aneh itu, menyebalkan sekali."
"Kau yang lebih menyebalkan Sohyun!" Ucapnya dengan nada bicara yang nyaris seperti orang marah tetapi tidak marah. Lelaki itu lebih dekat lagi padaku, "Aku sudah berkata padamu agar kita tidak melihat satu sama lain, tetapi mengapa kau malah berada di sini sekarang? Bukankah itu sangat menyebalkan...?"
Ingin rasanya aku tertawa menanggapi ucapan lelaki ini, lagi pula siapa yang ingin bertemu dengannya. Astaga.
"Andai saja kau tahu bagaimana menderitanya-"
"Selalu saja berkata seperi itu! Seolah-olah kau itu adalah korban, memangnya apa yang membuatmu jadi menderita? Kau itu aneh! Kau itu-"
Grabb!!
Seperti magnet begitulah tubuh kami menyatu, lelaki itu tiba-tiba saja memelukku hingga seperti sesak napas rasanya karena terlalu erat ia memeluk tubuhku.
"Kau ini kesurupan jin mana sih? Lepaskan aku."Bisa kurasakan rengkuhannya yang semakin mengerat. "Berhenti menyiksaku. Berhentilah membuatku menunggu. Aku mohon, berhentilah mengabaikanku...."
Tak peduli dengan perkataannya aku tetap berusaha keras untuk meloloskan tubuhku darinya.
"Apa kau percaya dengan adanya takdir, Sohyun?"
Aku berniat untuk memberontak tapi semuanya percuma, aku tak dapat melawannya lagi. "Jeon! Lepaskan aku! Aku sudah tidak kuat, aku gerah, dadaku sesak, lepasss-"
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE ✔
FanfictionDendam tidak akan menghasilkan apapun dan tidak akan merubah apapun. -Rasa sakit tidak bisa dihindari. Tetapi penderitaan adalah pilihan- __________ REVENGE Audiaparas 09-01-2019