Suara jarum jam dinding yang terus berjalan membuat konsentrasi Yoongi melebur, kurang sedikit lagi ia bisa menyelesaikan tulisannya.
Untuk bisa kembali menjadi penulis dan memantapkan hati Yoobi yang sekarang berstatus sebagai manager di perusahaan penerbit buku ini, ia diminta untuk membuat sebuah naskah cerita sebagai penilaian atau bisa dianggap ujian untuk bisa masuk menjadi anggota kembali seperti dulu. Jika tulisannya diterima oleh owner atau pemilik perusahaan ini, maka segala tulisan atau karya tulisnya akan diterbitkan lagi di sini.
Ia masih sangat ingat bagaimana Yoobi menjalankan tugasnya sebagai seorang staff, dulu bahkan sampai sekarang pun wanita ini masih terlihat hebat bagi Yoongi. Ia amat teliti dan selalu bersungguh-sungguh dalam bekerja. Untuk menjadi seorang manager seperti sekarang, Yoongi rasa hal itu sangat pantas bagi Yoobi.
"Aku kembali menghubungimu karena aku sangat yakin Yoongi. Kau mampu menjadi penulis, aku tidak rela apabila kau membiarkan begitu saja kemampuanmu itu, apalagi berhenti ... sebaiknya jangan."
Kurang beberapa paragraf lagi, setelah ini ia bisa menyelesaikan tulisannya. "Noona... sebenarnya aku tidak yakin, apakah tulisanku akan diterima oleh publik? Aku sudah lama vakum."
"Setidaknya kau sudah mencoba, tetapi aku yakin kau pasti bisa."
Ucapan Yoobi membuat lelaki itu lebih bersemangat lagi. Untuk mencapai sesuatu maka cobalah terlebih dahulu sebelum berkata tidak bisa.
Naskah buku yang dibuat secara mendadak itu akhirnya selesai juga. Naskah itu pun ia berikan pada Yoobi.
"Aku akan mengeceknya di rumah," ujar Yoobi, ia memasukkan naskah itu ke dalam tasnya. "Aku lembur karenamu, Yoongi." Lanjut Yoobi setelah melihat jam.
Mendengar kata lembur, Yoongi kembali teringat pada Sohyun. Ia menegakkan badan lalu mengambil ponselnya. Sial, ponselnya lowbat.
Yoobi telah siap untuk pulang, ketika ia beranjak dengan cepat Yoongi menahannya, "Noona!" Serunya, "Apa kau membawa charger? Kalau punya aku pinjam, hanya sebentar."
Ekspresi Yoongi menyatakan bahwa ia tengah kesulitan, melihat hal itu Yoobi segera mengeluarkan charger yang ia simpan di dalam laci meja lalu ia berikan pada Yoongi.
"Terima kasih, Noona." Dengan segera Yoongi mecolokkan kabelnya ke stopkontak dan hasilnya ponselnya sama sekali tidak hidup. "Chargernya tidak bisa-" ketika Yoongi menoleh, Yoobi sudah tidak ada di tempat. "Noona...?"
Yoobi meninggalkannya di kantor ini sendiri. Sekarang yang harus dilakukan Yoongi hanya satu, ia harus datang tepat waktu.
__________
Yoobi berjalan menuju lift sambil membawa beberapa tumpukan buku, ketika hendak masuk seorang staff keamanan tiba-tiba menghampirinya mengatakan bahwa lift sedang dalam perbaikan.
"Sepertinya tadi baik-baik saja."
"Sudah dua jam lift itu bermasalah, kami masih dalam proses memperbaikinya."
Yoobi menghembuskan napas lelahnya, "Baiklah, harusnya berikan tanda atau pemberitahuan di depannya agar orang lain tidak masuk."
"Siap! Kami sedang menyiapkannya."
Melihat Yoobi membawa tumpukan buku, staff keamanan itu pun membantunya. "Biar saya bantu, buku ini dibawa ke mana?"
Yoobi menolak, namun staff keamanan itu tetap ingin membantu, karena merasa tidak enak menolak kebaikan orang lain, akhirnya ia pun menerima bantuan tersebut.
Setelah Yoobi serta staff keamanan itu pergi, tampaklah Yoongi yang baru tiba. Ia membuka lift lalu masuk begitu saja, awalnya lift itu berjalan normal seperti biasanya namun selang beberapa detik lift mulai berhenti secara mendadak.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE ✔
FanfictionDendam tidak akan menghasilkan apapun dan tidak akan merubah apapun. -Rasa sakit tidak bisa dihindari. Tetapi penderitaan adalah pilihan- __________ REVENGE Audiaparas 09-01-2019