05

10.6K 1.2K 49
                                    

"Nah, sekarang anak manis sudah cantik."

Jungha berdecak kagum saat ia baru saja selesai memandikan Naeun dan kini mereka sedang bermanja-manja di ruang keluarga dengan setoples penuh rumput laut kering kesukaan gadis manis itu, dan... Jangan lupakan layar televisi plasma yang kini menampilkan siluet kotak dan bintang.

Sesekali Naeun tertawa senang saat melihat aksi konyol hewan bawah laut itu.

"Sayang, kau tunggu di sini sebentar, ya? Aku harus
...."

"Menemui Daddy?"

Jungha meneguk ludahnya susah payah, bagaimana gadis kecil ini bisa tau kalau Jungha berniat menemui Taehyung sebelum terompet kematiannya kembali ditiup.

Jujur, melihat presensi pria itu saja mampu membuat nyawanya seakan ditarik paksa, Jungha bersumpah ia hampir mati jika mengingat kejadian semalam.

"Kenapa Mama melamun? Naeun benal, 'kan?" Jungha terkesiap, ia tersenyum kikuk lalu mengangguk pelan.

"Baiklah, tapi jangan lama-lama ya? Nanti Naeun lindu," kata Naeun sambil turun dari pangkuan Jungha.

Gadis 20 tahun itu tersenyum lalu mengangguk pelan. Sebelum mengusap pelan puncak kepala itu dan melangkah ragu menuju lantai atas.

Seiring langkah Jungha menapaki lantai keramik, hatinya tak pernah berhenti merapalkan do'a, berharap-harap cemas semoga ia tak berakhir sebagai sarapan pagi sang tuan.

Dengan tangan sedikit bergetar, Jungha mengulurkan tangannya, 2 ketukan ia daratkan manis menyentuh permukaan pintu.

"Tuan?"

Sial! Sekuat apapun Jungha mencoba agar tak gugup, namun bayangan wajah pria itu saja mampu membuat tenggorokannya kering.

"Masuk!" Bagaikan alarm kematian, Jungha ragu bukan main saat suara husky itu menyapu lembut gendang telinganya.

Ia memutar knop pintu pelan, melangkahkan kakinya ragu-ragu memasuki neraka dunia itu.

Namun kedua manik jelaganya tak mendapati keberadaan presensi sang pria. Jungha memutuskan untuk membuka pintu lebih lebar dan masuk lebih dalam. Belum reda rasa penasarannya, jantungnya sudah dibuat terkejut lebih dulu dengan sebuah pelukan hangat dari belakang, disusul suara pintu yang sudah terbanting keras.

Jungha meremas ujung pakaian saat tanpa aba-aba Taehyung mengendus lehernya bak anjing yang telah menemukan sebuah tulang. Sungguh, rasanya Jungha ingin menangis saat ini, ia tak pernah suka saat Tuhan menempatkannya di posisi seperti ini.

Taehyung terus melancarkan aksinya mengendusi leher jenjang itu. Tubuh Jungha langsung bergetar, air mata yang susah payah ia tahan kini sudah luluh lantak.

Taehyung bersumpah kalau saja ia lupa bahwa Naeun sudah bangun, ia pasti sudah menerjang tubuh fragile itu dan menghajarnya tanpa ampun hingga membuat si gadis memohon.

Dengan sekali tarikan, Taehyung memutar tubuh Jungha. Secepat kilat dan penuh gairah, Taehyung segera meraup bibir Jungha yang sialnya akan menjadi candu untuk dirinya mulai detik ini.

Jungha memejamkan matanya erat-erat, tangannya mengepal kuat, ia tidak berniat untuk menolak, karena Jungha tau itu hanya akan memancing amarah Taehyung dan bisa saja memancing pria itu untuk melakukan hal yang lebih gila dari ini.

Jungha menangis dalam diam, menutup bibirnya rapat, saat pria itu malah makin mempererat pelukannya dan menjajah bibirnya lebih dalam dan rakus.

Taehyung terus meraup bibir Jungha dengan rakus.

Jungha mencoba terus berontak, ia menggerakkan kepalanya untuk menjauh dari jangkauan Taehyung.

Tapi bagaimanapun juga Taehyung tetap menang, dia sudah menguasai bibir Jungha.

The Jerk Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang