34

5.5K 813 205
                                    

"Tuan, kami menemukan adik ipar Anda."

"Benarkah?! Katakan!"

"Kami melihatnya keluar dari apartemen mewah di daerah Daejeon, dan dia bersama seorang wanita hamil. Kami mengikutinya dan mereka pergi ke sebuah departemen store untuk membeli beberapa perlengkapan bayi."

"Geurae, segera kirimkan alamatnya, setelah itu aku akan memberikan uangmu."

"Baik Tuan."

****

Keeseokan harinya, setelah Jungkook berangkat ke kantor sekitar 15 menit yang lalu, Jungha memutuskan untuk menyibukkan diri dengan menata beberapa pakaian bayi beserta aksesorisnya, ia menatap baju-baju mungil itu dan sesekali tersenyum. Membayangkan bagaimana menyenangkannya saat kelak ia bisa melihat wajah kedua bayi laki-lakinya.

Jungha heran, kenapa hari ini kedua bayinya sangat tenang, tak menendang dan berulah sama sekali. Mendadak mereka menjadi lebih pendiam dari biasanya. Merasa sedikit cemas, Jungha segera mengelusnya pelan.

"Apa kalian baik-baik saja? Kenapa tidak bergerak sama sekali?" tanya Jungha lembut mengingat mereka tak menendang atau bersikap nakal sejak tadi pagi.

Ting Tong ...

Jungha menautkan alisnya bingung saat mendengar bel apartemen berbunyi. Jungkook? Ia baru berangkat 15 menit yang lalu, ah mungkin ada berkasnya yang tertinggal. Jungha segera bangkit dari duduknya, dengan kedua tangan yang saling terkait untuk memegangi perutnya yang terasa ingin jatuh dari tempatnya, ia berjalan pelan dan mendengkus saat bel apartemennya berbunyi terus menerus dan tak sabaran.

"Ya... Ya... Sebentar! Apa kau lupa kalau aku ini sedang hamil, eoh?!" teriak Jungha kesal.

Jungha segera membuka pintu kayu bercat hitam itu pelan, bersiap melayangkan ribuan makian ke wajah si pria kelinci di balik pintu. Namun bibirnya mengatup rapat saat tiba-tiba, seseorang menjatuhkan tubuh ke arahnya, memeluknya erat dan membenamkan wajahnya di ceruk leher Jungha.

"T-tuan Kim?" ujarnya dengan tubuh gemetar luar biasa.

Taehyung masih terdiam, merasakan sakit di bagian dadanya, sesak luar biasa mengingat bagaimana keadaan Naeun di rumah yang sangat mendambakan kehadiran Jungha.

Wanita itu tersadar dari lamunan sesaatnya, meski sedikit tak rela tapi ia memberanikan diri untuk mendorong pelan tubuh Taehyung hingga pelukan mereka berakhir.

"M-maaf Tuan, tapi Jungkook sedang tidak ada di rumah," ujar Jungha lalu bergerak menutup pintu namun Taehyung menahannya.

"Tunggu!! Jungha kita harus bicara!" katanya tegas, gerakan wanita itu terhenti, membiarkan Taehyung kembali membuka pintu lebar-lebar.

"Satu jam, beri aku waktu satu jam untuk bicara. Setelah itu aku akan pergi, aku janji."

Kali ini Jungha melihat sisi lain yang baru ia tahu dari Taehyung.
Di mana ia berubah menjadi selembut dan selemah itu, tak ada kata kasar atau pun cacian yang selama ini ia layangkan pada Jungha seperti biasanya. Ia jadi lebih... hangat dari sebelumnya. Jungha menghela napas guna menetralisir suasana hatinya yang amburadul.

"Baiklah, satu jam setelah itu kau pergilah!" tegas Jungha, akhirnya Taehyung masuk, berniat menutup pintu namun Jungha menahannya.

"Biarkan pintunya terbuka." Taehyung setuju, ia berjalan di belakang Jungha dan duduk di ruang tamu, tepat di depan si Ibu hamil itu.

"Bagaimana keadaan anak-anak? Apa mereka baik-baik saja?" Jungha menelan salivanya susah payah, sial! Ia malah ingin menangis sekarang.

"Cepat katakan apa maumu, waktumu tidak banyak." Rasanya seperti mengubur kuburannya sendiri, bersikap seolah ia tak terpengaruh saat hatinya sedang nyeri luar biasa.

The Jerk Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang